Platform penulisan WEBNOVEL-INKSTONE dapat mewujudkan impian kreatif Anda dan menghubungkan Anda dengan pembaca di seluruh dunia dengan kata-kata. Anda juga dapat mengakses https://inkstone.webnovel.com dan buat di PC.
"capek banget, fisika meresahkan." keluh Haris ketika pulang sekolah.
Notif :
chat : Rio : nanti mau pada main, lu ikut ya.. ditempat biasa.
*****
"Emang pada main apa?" Haris.
"Eh Haris?! Mau ikutan main? Eh lu bawa hp? Mau pinjam dulu dong." Ervin.
"Bawa...nih." Haris.
"Makaseh..hehe" Ervin.
"Ris! Pegang dulu nih gw mau ambil spidol sama papan." Rio.
Setelah kak Rio memberi boneka jelangkung itu kepada Haris. Apakah Haris tau kalau itu boneka jelangkung?
Ini apaan ya? Kok aneh begini? Bentuk nya kok kayak sesuatu apa ya? Lupa. Benak Haris
*Setelah kupikir
"Ini kan boneka jelangkung!?" Haris.
"Iya emang kenapa? Kalo gak mau ikutan main,mening pulang aja sana dari pada lu ganggu kita-kita yang lagi main.." Rama.
"Yaelah santuy si." Haris.
"Emang sebelumnya kalian pernah main kayak gini? Kok tiba tiba main kayak gini?" Haris
"Gak pernah sih...Tapi kita pengen coba aja." Rio.
"Okeeee!! Kapan mulai nii? Lu ikutan Ris? Apa mau balik?" Satria.
"Ikutan aja! Gak akan kenapa napa kok!" Rio.
"Hmm... Emangnya kalian tau mantra nya?" Haris.
"Tentu." Rio.
*Semua nya memegang boneka jelangkung tersebut kecuali Haris.
"Ikutan gak?" Arya.
"Udah itu gak akan berhasil." Haris.
Karena rasa penasaran sudah mencapai batas puncak, akhirnya Haris mengikuti permainan tersebut.
"Jelangkung-jelangkung...Disini ada pesta, pesta kecil-kecilan...jelangkung-jelangkung...Datang tak diundang, pulang tak diantar." Serentak semuanya membaca mantra.
Setelah mengucapkan mantra sampai 7 kali,belum terjadi apa-apa, setelah itu Haris membuka pembicaraan.
"Haha...tuh kan udah gw bilang gak akan berhasil." Haris.
"Tunggu dulu jangan di lepas!" Kata Rio yang tiba-tiba memberi kesan heran.
*Tiba-tiba boneka nya menjadi berat dan Haris juga merasakan hal tersebut.
"Salah satu dari kita ada yang beratin boneka nya kah?" Haris.
"Eh lu kira kita becanda?" Arya.
"Arya bener!!" Ervin.
Tanpa basa basi Haris membuka suara.
"Siapa yang mau nanya sekarang?" Haris.
"Kak Satria?" Ervin.
"Lah kok gw?...Oke!...." Kata Kak Satria yang kembali diam.
"Lah kok diem?" Kata Haris yang diikuti Arya dan Ervin.
"Astagaa!! Ayo Satt!?" Rama.
*Tiba-tiba boneka yang kami pegang mulai melayang makin tinggi dan berhenti, dan turun kembali.
"Jangan dilepas bonekanya! Kalian tau kan peraturannya? Kalo kita lepasin boneka nya sama aja kita melanggar peraturannya!" Kata Arya yang mengingat kembali peraturannya agar teman-temannya tidak melepaskannya..terutama lari.
Tapi setelah memegang boneka tersebut hampir 3 menit satu pertanyaan pun belum ada yang mengucapkannya. Setelah itu tanpa berpikir lagi ternyata Ervin yang memutuskan untuk dialah yang memberi pertanyaan.
"Mengganggu atau menyakiti!" Kata Ervin yang masih bingung untuk bertanya apa.
Semuanya diam dan menunggu boneka tersebut untuk menulis di papan yang sudah di sediakan. Tetapi ternyata yang datang hanya angin yang tiba-tiba bertiup kencang, langit mulai hitam dan semakin lama angin semakin kencang sampai-sampai mata kami terkena debu dan menjatuhkan boneka jelangkung tersebut. Semuanya takut akan hal itu sampai-sampai kami melarikan diri karena takut dan rasa tegang sudah memuncak, kecuali Haris yang menyesal dan diam tanpa sadar ada yang memanggil namanya.
"Haris ayo pulang!" Rio berteriak dari kejauhan.
"Haa?!" Haris pun akhirnya tersadar dan menjatuhkan boneka jelangkung tersebut.
"Oke! Ayo!" Kata Haris sambil berlari mengarah Rio.
Mereka berdua pulang kerumah Haris, saat diperjalanan Rio mengatakan sesuatu.
"Lebih baik kita hidup di dunia kita dan tidak menggangu dunia lain,karena itu akan berdampak buruk bagi kita juga." Kata kak Rio sambil mengantar pulang kerumah Haris.
Tapi aku tak peduli apa yang dikatakan kak Rio waktu itu. Soalnya aku tidak mendengarkan sama sekali karena hal yang kulakukan tadi sangat berbahaya bagi diriku sendiri. Benak Haris.
Sesaat sudah sampai dirumah Haris, kak Rio berteduh diteras rumah terlebih dahulu, karena kejadian tadi membuat Haris menyesal.
"Kak Rio...Ayo masuk dulu kak." Kata Haris sambil menatap muka kak Rio yang begitu pucat.
"Mau minum apa?" Kata Haris yang memulai topik pembicaraan lain, dan saat kulihat lagi ternyata mukanya kak Rio menambah pucat.
"Kak Rio? Sakit?" Kata Haris yang mulai khawatir.
Setelah itu aku menyentuh leher kak Rio, saat ku pegang, kak Rio kenapa ya? Kok dingin banget? Dalam benak Haris
Setelah itu aku menyentuh leher kak Rio, dan ternyata panas.
"Kak tunggu sini ya,gw ambilin obat ama air anget." Haris.
Saat Haris telah menyiapkan semuanya, ternyata kak Rio sudah tidak ada diruang tamu. Dan mamaku datang, tanpa basa-basi Haris langsung bertanya.
"Mah? Liat kak Rio? Tadi dia ada di sini sekarang gak ada?" Kataku sambil mengembalikan air hangat dan obat yang telah kusiapkan tadi.
"Kak Rio? Barusan dia pulang!" Kata mamaku sambil menunjuk keluar.
"Kok dia gak pamitan ya? Biasanya kak Rio gak pernah pulang tanpa pamit." Haris.
"Mungkin karena ini udah sore, kak Rio kan gak pernah main sampek se sore gini? Iya toh?" Mama
"Iya juga sih." Haris.
"Kamu udah mandi?" Mama.
"Ya...belum hehe, baru pulang main sambil beli obat tadi." Haris.
"Yauda cepetan mandi! Udah lewat jam mandi ini loh" Mama.
"Iya sabar ini juga mau ambil handuk kok." Haris.
#Malam
Saat itu aku sedang menjaga adikku yang tertidur pulas diruang TV. Dan tiba tiba saja aku ingat kejadian tadi. Sesaat itu...
Tok..tok..tok..tok
"Siapa ya?!" Haris
Tetapi saat Haris mencoba mendekati pintu, pintu tersebut perlahan terbuka juga, saat Haris melangkah mundur pintu tersebut malah sedikit demi sedikit tertutup. "Lah ini pintu mau nya apa si?" Kata Haris dalam benak nya,tanpa berpikir lagi aku beranikan diri dan menghampiri pintu tersebut.
Sedikit berlari mengarah pintu dan saat itu aku terjatuh dan pintu terbuka. Entah apa yang telah membuatku jatuh "benda?". Dalam benak Haris.
Dan tanpa sadar Haris ada diluar dengan posisi masih terjatuh saat kulihat pintu rumah Haris ternyata masih terbuka dan tidak ada benda apapun yang membuatnya jatuh.
Aku mulai masuk rumah kembali dan mama Haris datang.
"Tidur udah malem." Mama.
"Iya, ini mau pindah kok." Haris
#PAGI
Jam 04.55,saat itu Haris masih tertidur dan alarm belum berbunyi, dan tiba-tiba saja Haris merasakan ada yang memanggil. "Haris bangun!.....Ris bangun Aris!...Haris!!" Yang Haris pikirkan hanya, "sejak kapan alarm gw berbunyi kayak gini?" Dalam benak Haris, saat Haris membuka mata ternyata.
"Woy bangun! Noh diluar ada Kak Rio!" Kata mama yang ternyata dari tadi memanggil Haris saat Haris tidur.
"Ha?! Kak Rio? Ngapain? Ini kan masih pagi, ngapain dia kesini pagi-pagi." Haris.
"Udah keluar aja sana! Dia masih nungguin didepan." Mama.
"Oke." Haris.
Ternyata benar ada kak Rio,ngapain ya? Dia pagi-pagi kesini. Kata Haris dalam benak nya sambil liat ke kaca rumah.
*Membuka pintu
"Kak Rio? Ngapain ya?" Haris.
"Ini loh,kemarin lu ninggalin topi lu ditempat kemarin kita main." Rio.
"Ohh gitu yaa?." Haris.
"Ngomong-ngomong...kemarin kok lu pulang dari rumah gw gak pamitan?." Haris
"Gw? Emang gw kemarin kerumah lu?." Rio.
"Iya kemarin lu main kerumah gw, kemarin lu nganterin gw pulang, masa gak inget? Yang kita habis main boneka jelangkung itu lohh.." Haris.
"Oalah...tapi kemarin gw pulang sama Ervin." Rio.
"Ha? Ervin?." Haris.
"Iya Ervin, yaa kalo gak percaya nanti kita kumpul lagk terus sambil tanya ke Ervin kemarin dia pulang sama siapa?." Rio.
"Kalo gak gw chat dulu nih si Ervin dia masih on seharusnya...nah dia masih on." Rio.
Haris hanya bisa menunggu chattan mereka dan Ervin sedang mengetik, ternyata balasannya "iya kemarin kita pulang bareng emang kenapa?." Kata Ervin di chat tersebut.
"Kalo gitu yang ada dirumah gw kemarin siapa? Kemarin yang anterin gw pulang siapa?." Haris
"Udah Ris meningan lu tenangkan aja diri lu dulu nanti kita selesain ini bareng-bareng,nanti kita kumpul." Rio.
"Iya kak makasih,tapi kenapa harus gw yang diteror." Haris.
"Bukan lu aja kok yang diteror diteror." Rio
"Hmm gitu yaa kita harus selesain masalah ini." Haris.
"Tentu." Rio.
"Haris!!! Mandiii!!." Kata mama Haris yang teriak dari dalam rumah.
"Ngomong-ngomong makasih yaa..udah balikin topi gw." Kata Haris sambil berjalan kearah pintu rumah.
"Oke..sama-sama." Kata kak Rio sambil memberi senyuman.
Dan ku tutup pintu dan mulai masuk kamar untuk mengambil handuk. "Seharusnya gw gak ikut-ikutan hal seperti itu, hadeh kelakuan." Dalam benak Haris.
*************
Apakah sesuai dengan konon jika ada yang bermain jelangkung salah satu pemain akan mati?
~Chapter 1 end