Hari ini empat dari lima anak muda itu tengah sibuk dengan urusannya masing-masing namun mereka masih berada dalam satu ruangan yang sama. Mino berkutat dengan pikirannya tentang tim pencari yang dibayarnya untuk mencari bunga yang akan digunakannya sebagai obat Ataxia.
Jinwoo dan Seunghoon duduk di sofa yang berada di sisi kanan ruang utama dekat rak buku raksasa, membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan Seunghi sambil berbisik-bisik. Sementara Taehyun duduk di balik piano klasik sambil membaca novel terjemahan yang baru dibelinya kemarin.
Pintu ruang utama terbuka agak kasar, membuat keempat anak muda tadi melihat ke satu titik dimana Seungyoonlah yang membuka pintu itu, lalu kembali ke aktifitas masing-masing. Seungyoon menatap keempat sahabatnya yang tak lagi memperhatikannya. Tangannya meremas satu sama lain, ada kebingungan yang dirasakannya saat ini dan membuatnya berjalan mondar-mandir dari sisi kanan ke sisi kiri, begitu sebaliknya.
Mino lebih dulu merasa terganggu dengan sikap Seungyoon, "Apa sesuatu terjadi?"
"Tidak." jawab Seungyoon singkat tapi tak menghentikan langkahnya.
Mino menegakkan punggungnya. Ia mulai merasa kesal pada Seungyoon, "Choi Seungyoon! Apa sesuatu terjadi?" Sekali lagi Mino bertanya, kali ini nadanya sedikit meninggi hingga Jinwoo dan Seunghoon menghentikan pembicaraan mereka dan menaruh perhatian pada Seungyoon.
Seungyoon berhenti, ia menatap Mino dengan wajah kebingungannya. Masih berpikir apa yang sebaiknya ia lakukan. Meski Seungyoon berhenti mondar-mandir, Mino masih tetap merasa kesal. Ia tak bisa membaca apa yang ada di dalam kepala Seungyoon saat ini.
"Oh, aku mulai kesal melihat kau menatapku, Choi!" ucap Mino.
Seungyoon langsung berjalan mengambil tempat di samping Mino, "ada yang ingin kutanyakan padamu." Ucap Seungyoon polos. Jinwoo dan Seunghoon memperhatikan kedua orang itu sementara Taehyun tak mengalihkan pandangannya meski telinganya menangkap percakapan sahabatnya.
"Apa?" tanya Mino sinis.
"Apa diagnosamu untuk seseorang yang melakukan cuci darah seminggu sekali." Tanya Seungyoon.
"Seminggu sekali? Siapa orang itu?" tanya Mino terkejut.
"Jawab dulu." Ucap Seungyoon. Tangannya kembali meremas satu sama lain menunggu jawaban Mino.
"Siapa orangnya, Choi Seungyoon?" Mino mulai kesal karena Seungyoon tak menjawab pertanyaannya.
"Jawab dulu diagnosamu, bodoh!" jawab Seungyoon tak kalah kesal. Suasana menjadi serius karena dua orang ini.
"Aiiissh!! Gagal ginjal." Jawab Mino masih dengan rasa kesal karena Seungyoon tak menjawab pertanyaannya.
"Apa itu buruk?" tanya Seungyoon dengan polosnya.
Mino menjelit, "pertanyaan macam apa itu? Tentu saja itu buruk! Orang itu bisa saja mati jika tidak segera melakukan transplantasi ginjal. Kenapa kau menjadi sangat bodoh padahal IQmu tinggi." Omel Mino yang masih kesal.
"KENAPA KAU JADI BAWA-BAWA IQ? AKU KAN BUKAN DOKTER KARENA ITULAH AKU BERTANYA PADAMU. KALAU AKU TAHU, AKU TIDAK AKAN BERTANYA." Seungyoon mengomel dengan meninggikan nada bicaranya karena ucapan Mino.
Jinwoo dan Seunghoon tertawa kecil mendengar keributan antara Seungyoon dan Mino. Taehyun? Ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tetap membaca novel.
"Kau benar. Maaf. Jadi, siapa orang itu?" tanya Mino mencoba sabar.
"Satu pertanyaan lagi." kata Seungyoon. Mino menggeram mendengar ucapan Seungyoon. Tapi ia harus sabar.
"Apa yang harus kulakukan jika orang itu adalah ayah dari temanku?" tanyanya polos.
"Tentu saja kau harus memberitahu temanmu. Lebih cepat ia tahu, lebih cepat ia bisa membuat keputusan." Jinwoo angkat bicara. Mendengar jawaban Jinwoo, Seungyoon mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Karena tingginya tingkat kecocokan ginjal orang tua dan anak itulah alasan kau harus segera memberitahu temanmu, terlebih ayah temanmu sudah sampai pada tahap cuci darah seminggu sekali." Sambung Mino yang semakin membuat Seungyoon mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Aku harus memberitahu anaknya, kan? Baiklah." ucap Seungyoon.
"Benar. Kau harus memberitahu anaknya. Lalu, siapa orangnya Seungyoon-ah? Mungkin aku bisa membantu mereka." tanya Mino lembut.
"Kau dengar kan, Kwon Taehyun?" panggil Seungyoon.
Bukan hanya Mino yang bingung tapi Jinwoo dan Seunghoon termasuk Taehyun juga bingung mendengar ucapan Seungyoon. Apa arti ucapan Seungyoon? Apa seburuk pemikiran mereka?.
"Ya! Choi Seungyoon! Mino menyuruhmu memberitahu temanmu, kenapa kau memanggil Taehyun?" tanya Seunghoon mewakili semua yang ada di situ kecuali Seungyoon.
"Beberapa hari yang lalu aku ke rumah sakit Ildong untuk menjenguk kenalanku yang dirawat di sana, saat berada di nurse station aku iseng melihat daftar pasien mereka. Awalnya aku tak heran melihat sebuah nama yang terlihat familiar di sana lalu saat melihat seorang pengawal yang kukenal, aku mulai bertanya pada perawat tentang pasien itu. Perawat itu bilang kalau pasien yang kutanyakan adalah pasien VVIP dari B group. Karena tak yakin, aku mencoba menunggunya keluar dari rumah sakit. Aku tidak mau percaya tapi mataku melihat presdir Kwon berjalan keluar dengan pengawal yang tadi melewatiku." Cerita Seungyoon.
Meski Taehyun tak mengalihkan pandangannya namun ia tengah tertegun hingga tak sadar pegangannya pada buku novel merenggang dan membuat buku itu terjatuh dari tangannya.
"YA! IMMA!! Jadi daritadi orang yang kita bicarakan adalah presdir Kwon?" Mino masih dalam keadaan bingung. Seungyoon mengangguk polos.
"Aiissh! Kwon Taehyun, segera bawa ayahmu ke rumah sakitku!" Mino beranjak dari tempatnya, berjalan menuju pintu.
Taehyun masih kaget mendengar ucapan Seungyoon hingga Mino harus memecah ketidaksadaran Taehyun dengan membentaknya, "CEPAT!"
Kesadaran Taehyun kembali, ia berusaha berdiri namun kemudian terhuyung hampir jatuh jika ia tak segera berpegangan pada piano klasik. Mino, Jinwoo dan Seunghoon reflek mengulurkan tangannya, terkejut dengan keadaan Taehyun.
"Seungyoon, minta tolong saja pada presdir Choi. Taehyun atau kita berempat sekalipun takkan bisa membawa presdir Kwon ke rumah sakit." Usul Seunghoon.
"Benar. Aku akan kembali ke rumah sakit, mempersiapkan semua yang dibutuhkan dan menunggu kalian datang," ucap Mino.
"Hyung, tolong urus anak itu." Mino menunjuk Taehyun.
"Cuci darah seminggu sekali? Apa ahjusi itu gila?" Mino mengomel sambil berlalu pergi dari ruangan itu.
* * *
Presdir Kwon sedang berada di ruang kerjanya, memeriksa laporan perusahaannya saat pintu terbuka dan empat pria berjas hitam masuk secara tiba-tiba. Presdir Kwon berang melihat yang terjadi sekarang.
"Apa-apaan ini? Berani sekali?! Bukankah kalian pengawal keluarga Choi?" Presdir Kwon menunjuk satu persatu pengawal yang masuk, ia mengenali pengawal dari pin berbentuk CG yang dipakai di sisi kiri jas mereka.
"Maafkan kami, tapi presdir Choi memerintahkan kami untuk membawa anda sekarang." Buka salah seorang dari mereka.
"DENGAN MASUK TANPA PERMISI? KALIAN PIKIR APA YANG KALIAN LAKUKAN?" Bentak presdir Kwon.
"Maafkan kami, presdir Kwon. Kami mendapat kuasa dari presdir Choi." jawab orang yang sama.
"TAPI INI RUMAHKU, BODOH!" teriak presdir Kwon.
Tampak tak peduli, keempat pengawal tadi berjalan mendekat ke presdir Kwon lalu mulai mencoba memegang tubuh presdir Kwon namun ditepis presdir Kwon, "Aku bisa jalan sendiri!"
Dalam perjalanan, beberapa kali presdir Kwon mencoba menghubungi presdir Choi melalui sambungan biasa dan khusus namun presdir Choi tak menjawab panggilannya.
"Baik, tuan." Tutup pengawal yang berada di kursi depan.
Presdir Kwon mendengus kesal, "Cih, dia tidak menjawab teleponku tapi ia menghubungi anak buahnya. Dasar tua bangka!"
Mobil yang ditumpangi presdir Kwon sudah memasuki gerbang utama rumah sakit Dong Group. Tak ingin banyak tanya, presdir Kwon hanya diam dan memperhatikan kemana dirinya akan dibawa. Mobil terus naik ke parkiran gedung hingga mereka berhenti di depan sebuah pintu. Beberapa pengawal lainnya sudah menunggu kedatangannya.
Presdir Kwon turun dan berjalan masuk melalui pintu itu. Pintu khusus yang sengaja dibuat untuk jalur khusus para presdir yang ingin menghindari publik dan pers. Pintu khusus itu akan langsung berhubungan dengan area VVIP yang sengaja dibuat untuk keluarga Bigbang Corporation.
Di dalam, presdir Kwon sudah ditunggu oleh semua orang terdekatnya termasuk keluarga dan calon menantunya, Yoon Eunsoo. Melihat itu, presdir Kwon menjadi bingung.
"Ada apa ini? Kenapa kalian semua berkumpul di sini?" tanyanya heran.
"Duduklah dulu." Perintah presdir Choi.
Presdir Kwon duduk di dekat presdir Lee, ia sedikit menghindari keluarganya setelah melihat istrinya memegang saputangan yang terselip di antara jarinya dan sesekali menghapus air mata.
"Kau benar-benar dewa, hyung. Kerusakan ginjalmu sudah parah tapi kau masih sanggup memenggal kepala Watanabe." Bisik presdir Lee menyinggung.
"Aku tidak akan mati meski hanya punya satu ginjal, Lee Seungri." Jawabnya yang tidak mengelak. Kini ia mengerti kenapa semua orang termasuk keluarganya hadir di sini.
"Kau tidak jauh bodohnya dengan Daesung. Kau pikir bisa menyembunyikan hal penting seperti ini selamanya dari kami, huh?" sinis presdir Dong.
"Hahaha," tawa presdir Kwon.
"Aku melakukannya karena aku sanggup menanganinya seorang diri, tidak seperti seseorang yang berlagak sanggup tapi kenyataannya tak sanggup. Jangan samakan aku dengannya." Sombong presdir Kwon.
"Seharusnya kau bersyukur masih banyak yang khawatir denganmu." Ceplos Taehyun.
"Sudah kubilang, aku tidak akan—" ucapannya terpotong.
"Hentikan! Masuklah ke dalam." Potong presdir Choi.
Presdir Kwon berdiri dan mengikuti Mino masuk ke dalam ruang khusus. Dalam ruangan itu, presdir Kwon melakukan semua tes yang berhubungan dengan diagnosa Mino. Kurun waktu dua jam semua hasil dari tes yang dilakukan presdir Kwon telah keluar.
Mino membawa semua hasilnya kembali ke ruangan dimana semua berkumpul tadi.
"Bagaimana?" tanya presdir Choi.
"Apa yang diceritakan Seungyoon benar. Tahap cuci darah presdir Kwon memang sudah memasuki tahapan seminggu sekali, aku terkejut beliau masih bisa beraktifitas seperti biasa dengan kondisi ginjal seperti ini." jelas Mino.
"Sudah kubilang dia itu dewa." Ceplos presdir Lee.
"Taehyun harus segera melakukan pemeriksaan kecocokan dan kondisi ginjal agar aku bisa cepat melakukan operasi transplantasi untuk presdir Kwon." Sambung Mino.
"Biarkan saja dia mati." Taehyun berdiri lalu meninggalkan ruangan dengan kata-kata yang membuat semua orang terkejut, kecuali presdir Kwon.
Bersambung.....