Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Secarik Puisi Untuk Kekasih

🇷🇴IcalCunk
1
Completed
--
NOT RATINGS
7k
Views
Synopsis
Apakah bacaan ini relevan buat zaman seperti ini? Ya, jika kau bisa tangkap. Namanya, samsul seorang mahasiswa dari salah satu kota besar, dengan gaya hidup yang hedonis dan pergaulan bebasnya membuat ia tak melanjutkan kuliahnya. Lantas, ia malah di asingkan ke kampung halamannya untuk tinggal disana saja. Bapaknya seorang salah satu bos besar, ia cukup sibuk, terlebih lagi ibu samsul sudah tiada. Lantas apakah samsul bisa survive di kampungnya? apakah dia bisa berubah? apakah ia menemukan cinta yang sejatinya cinta? Terimakasih buat yang membaca hingga selesai. have a good day!

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Secarik Puisi Untuk Kekasih

Pernah kah kau membaca sebuah buku atau melihat disosial media quote ini?

"Manusia itu dapat berubah hanya karena dua persoalaan yaitu CINTA dan BENCInya"

Yap, menurut saya kalimat itu benar adanya itulah mengapa saya tertarik menuliskan sebuah kisah seorang pemuda yang berubah karena dari salah satu sudut pandang kalimat tadi yaitu CINTAnya,dan perlu ditegasi CINTA disini bukan cinta yang sering kali didefinisikan dengan anak muda zaman sekarang yang berfikir bahwa cinta itu hanyalah harus menuruti kemauan pasangannya (BUCIN) harus romantis disosial media agar terlihat bahagia oleh teman—temannya dengan menunjukkan momen-momen itu yang tanpa kita sadari bahwa kebahagiaan kita berpatokan pada hal itu dan saling bersaing saja di dunia maya bahkan pernah ku baca satu buku bahwa puncak dari CINTA itu hanyalah SEX tak lebih dari situ hanya omong kosong saja katanya, dan bagi saya dia barusan saja menuliskan kalimat omong kosong,atau mungkin dia hanya ingin mengekpresikan dari apa yang ia fikirkan terhadap konsep cinta dengan gaya sarcasm, karena menurut saya itu bukanlah esensi dari cinta sesungguhnya karena hakikat dari cinta itu sendiri kita tidak lagi mementingkan nafsu kita, ego kita, bahkan diri kita sendiri. Kalau orang bilang kita tak mampu lagi menggunakan akal, Yap, Gila (majnun).

Begitu juga cinta terhadap ketuhanan (ilahiyah) kalau kita sudah mencapai tingkatan itu maka tak ada lagi yang kita khawatirkan entah didunia maupun di akhirat karena yang lebih berwewenang menentukan surga dan neraka itu adalah sang pencipta tugas kita hanya mengabdi secara ikhlas dan beribadahlah karena cinta pada allah sebab surga itu bonus saja, dan cinta menurutku secara pribadi bagaikan lilin kepada api yang rela mengorbankan dirinya untuk menerangi sekitarnya didalam cinta itu isinya paradox tidak rumit untuk difikirkan namun agak sulit tuk dijelaskan hehe. Terlebih dari itu mungkin kalian bisa menyimpulkan sendiri seperti apakah yang dimaksud cinta itu dalam kisah tersebut.

Samsul adalah seorang pemuda disebuah kampung yang kerjanya hanya keluyuran tidak jelas dan sangat usil terhadap warga-warga dikampung tersebut dalam artian samsul ini orangnya humoris karena hal itulah suka membuat orang-orang kampung tertawa melihat nya, bahkan disuatu ketika ia pernah ingin menjadi ketua RT pada saat pemilihan dikampungnya dengan berkata "mending pilih saja saya ibu dan bapak saya tidak suka membuat janji sebab janji yang suci hanya ada kepada raffi ahmad dan nagita" melihat kelakuan dari sih samsul orang-orang yang berada disitu tertawa terbahak-bahak hingga membuat suasana tak lagi tegang dengan polemik pemilihan ketua RT hehe.

Samsul ini dulunya adalah mahasiswa jurusan filsafat dari salah universitas ternama disebuah kota akan tetapi karena pergaulannya yang bebas membuat nya dicutikan oleh ayahnya dengan tujuan agar ia bisa sadar dan mulai berkuliah nanti dengan baik ,karena suka bergaul dengan teman-temannya bahkan tak sedikit dari teman-teman nya adalah cewe maklum lah karena perawakan dari samsul cukup menarik mempunyai alis yang cukup tebal, hidung yang lumayan mancung , warna kulit yang juga agak putih walaupun mempunyai badan yang agak kurus. dan maka dari itulah ayahnya mengirim dikampung dengan berharap dengan begitu membuat anaknya mandiri guna untuk menjauhkan dari pergaulan bebas dikota agar dia sadar akan perbuatannya di kota. Tuntutan pekerjaan orangtua samsul adalah salah satu faktor mengapa samsul sebebas itu. Ayahnya sangat sibuk dengan pekerjaanya bahkan suka keluar kota maklum lah manajer disalah satu perusahaan dan itulah tak ada lagi yang mengawasi samsul terlepas lagi ibunya sudah tidak ada semenjak awal masuk samsul kuliah dan mungkin karena salah satu hal itulah yang membuat samsul mencari kesenangan bersama teman-temannya, sudah 3 bulan lamanya samsul dikampung nya dan dia betah-betah saja karena dia masih memiliki banyak teman dan masih dikirimkan uang oleh ayahnya walaupun dia tak lagi hidup hedon seperti dikota bahkan sudah terbiasa hidup sederhana.

Pada sore hari sih samsul berjalan-jalan disekitar perkampungannya dan itu sudah menjadi hal yang lumrah bagi warga bahkan kerap kali samsul juga menyapa pemilik warung yang berada di dekat jembatan samping rumah orang non muslim yang biasa ia lewati dan mengutang kepada pak aji yang menjaga sekaligus yang mempunyai warung tersebut bahkan suka guyon dengan berkata "assalamualaikum pak aji?" Setelah salamnya dijawab ia langsung berbalas dengan berkata

"utangnya besok yah pak kalau uang nya ada, kalau nggak ada yah besok nya lagi" sambil cekikikan sedangkan pak aji hanya menggelengkan kepalanya sebab itu hal yang menjadi lumrah melihat samsul dengan guyon yang seperti itu.

setelah melewati jembatan, kemudian ia melihat gerombolan kawan-kawannya ditempat biasa ia nongkrong (di sebuah gang kecil) samsul pun langsung mengunjungi dengan teriak dengan suara yang melengking bak seriosa yang didengarkan memakai headset tetapi temannya pun hanya menghiraukan suara itu lalu kembali asik dengan bermain kartu,samsul pun menepuk pundak salah satu temannya yang sedang berkumpul yang bernama mamet. Sontak mamet kaget dan berkata "jancoook! Kau ini buat orang kaget saja" sambil melanjutkan bermain kartu dan samsul hanya tertawa kecil sembari mengeluarkan sebatang rokok yang berada dibungkusan dekat meja yang sudah pasti milik teman-nya. Tak begitu lama kemudian lewatlah seorang wanita dengan nama Nurisyah yang dikenal sangat cantik dan beragama disupport oleh hijab yang membuat minder miss Indonesia. Dengan spontan kawan-kawannya seperti biasa menggoda Nurisyah dengan siulan dan berkata "neng sendirian saja mau ditemenin nggak?" Samsul menegur temannya agar tak melakukan demikian dengan wajah yang memelas, nurisyah yang melihat itu hanya senyum saja tak ada arti apapun dibalik senyuman itu dan pergi bagai pesawat tempur saja .

Keesokkan harinya, samsul yang sedang berjalan-jalan disore hari dengan rokok yang berada dijarinya tanpa direncanakan bertemu dengan Nurisyah didekat sebuah sungai didekat jembatan yang sedang duduk dan membaca sebuah buku, dengan rasa penasaran samsul pun mendekatinya lalu duduk disamping nurisyah sembari berkata "sungguh aneh melihat seorang membaca buku dizaman sekarang hehe", kaget dengan lelaki yang tiba-tiba duduk disampingnya nurisyah pun menutup bukunya dan melihat kearah lelaki tersebut dengan mata yang menyala, samsul pun hanya cekikikan dan berkata dengan tenang "hey saya samsul kamu nurisyah kan? anak bu romlah yang sedang liburan disini?" Tanyanya dengan santun

"iya saya nurisyah kak" jawab nurisyah kepada samsul

"eh tidak usah panggil kakak,panggil saja saya samsul atau sam biar terlihat seperti nama pemain film"canda samsul.

"hahaiya sam"

"maaf menggangu yah,eh mau minta maaf juga soal kemarin sikap temanku itu"

"hahaiya sam gpp kok"

"baca buku apa kalau boleh tau, eh boleh tidak kalau saya panggil kamu ica saja?"

"iya mas panggil ica saja gpp,ohh ini buku puisi mas karya pak sapardi saya lagi senang membaca buku puisi akhir-akhir ini hehe"

"saya juga dulu senang menulis beberapa puisi semasa saya berkuliah dlu walaupun suka tidak jelas puisinya hehe tapi sekarang udah nggak pernah lagi" kata samsul dengan rendah hati sebab puisinya selalu menjuarai lomba atau festival dikampusnya dulu

"memangnya kamu jurusan apa sam?"

"jurusan filsafat walaupun saya lebih suka sastra bisa dibilang salah jurusan sih" balas sam

"terus disini lagi liburan juga?"

"saya dikasih cuti oleh ayah saya soalnya terlalu pintar katanya" sambil tertawa

Tak terasa beberapa jam mereka bercerita panjang lebar dari berbicara perihal puisi dengan awalan yang begitu canggung hingga menjadi tawa yang penuh bahkan tak lagi ada keraguan didalam dialog mereka tanpa sadar hari mulai gelap panggilan adzan sudah dikumandangkan lewat toa masjid berkatalah nurisyah memotong pembicaraan samsul

"eh sam saya pulang dulu sudah magrib soalnya"

"ohhiya tidak terasa hehe,silahkan ica balik duluan "

"saya duluan yah sam, assalamualaikum" dengan senyuman sembari melangkahkan kakinya

"Waalaikumsallam, hati-hati yah ica"

Samsul hanya kembali melihat hulu sungai dengan suara air deras seraya senyum sendiri setelah mengenal nurisyah beberapa menit lalu, kemudian dengan tak sadar mengambil sebuah batu dengan wajah yang masih senyum-senyum sendiri lalu melemparkan disungai akan tetapi mengenai rumah warga "bruukk" samsul yang setiba nya sadar langsung berdiri dan kaburr sambil tertawa.

Semenjak perkenalan dihari itu mereka pun makin sering bertemu bahkan kampung tersebut seperti halnya punya mereka berdua saja dan akhirnya samsul kembali menulis-menulis sepenggal puisi-puisi yang memang pada saat masa kuliahnya ia suka membuat puisi dan cukup banyak menjuarai beberapa festival dikampusnya dengan puisi miliknya,sore ini samsul membacakan puisi didekat sungai dengan penilaian ica yang tengah duduk diatas batu. Mulailah samsul berdiri membacakan puisi membelakangi nurisyah dan mengayun-ayukan tangannya layaknya joko pinurbo dalam konser mini puisinya, nurisyah yang melihat dan mendengarkan itu cukup terpesona terlebih lagi puisi yang dibuat dan dibacakan oleh samsul perihal puisi cinta, seperti biasa puisi membuat hati perempuan tersentuh. Tanpa sadar ica terbawa oleh suasana hingga keluarlah air matanya dengan spontan.

Ica pun langsung saja menghapus air mata yang jatuh membasahi pipinya, samsul yang usai membaca puisi ketika ia berbalik badan dan meminta komentar ica pun sempat kaget melihat ica yang sedang bersedih mendengarkan puisi samsul dan membuatnya merasa bersalah dan mencoba mendekatinya.

"ica kenapa sedih?"Ujar samsul sambil mendekatinya

"tidak kok sam, saya saja yang terlalu menghayati "dengan keadaan masih terisak isak

"eh itu dibelakangmu ada anjing ica" dengan suara yang tergesa-gesa dan panik

Ica pun kaget dan teriak dengan melingking tanpa sadar pun ia memeluk samsul dan melihat anjing yang katanya ada dibelakang ica, lalu ketika ica melihat hanya seekor kucing yang sedang memakan satu ekor ikan yang pastinya hasil curiannya tanpa merasa bersalah kucing itupun pergi dengan ikan yang masih berada dimulutnya, samsul pun tertawa dengan cekikikan.

Ica yang merasa dikerjai oleh samsul pun langsung memukul samsul sembari melepaskan pelukannya dan berkata;

"ahhh sam itu nggak lucu tau aku kaget!" dengan nada yang memelas

"biar kamu nggak sedih ica, sekalian biar kucingnya tau kalau musuh terbesar dia itu dirinya sendiri hehe" balas samsul

Mendengar hal itu ica pun hanya bisa tersenyum dan melempari sih samsul dengan batu kecil yang persis berada disampingnya samsul pun menghindar seakan akan sedang mengolok-olok ica yang sedang kesal melihat samsul yang menjengkelkan itu ica pun kemudian mengejar samsul dengan raut wajah yang masih cemberut.

Samsul pun berlari dengan selalu cekikikan karena samsul kasihan ia pun berhenti dan menunggu ica sedang ica pun langsung memukul pundak sih samsul. Samsul pun hanya tertawa dan memohon ampun dengan ica,ditengah kebahagiaan mereka ternyata dari kejauhaan ada mamet (teman samsul) yang sedang memerhatikan samsul yang sudah berubah dan sudah jarang lagi kumpul bersamanya dan kawan-kawan lainnya, samsul yang sedang bercanda bersama ica pun merasa ada yang mengamatinya ketika itu pula ia melihat mamet dari kejauhan, sepersekian menit mereka bertatapan saja. samsul refleks mengangkat tangan kearah mamet sebagai tanda sapaan dan kembali asik dengan dunia barunya bersama ica, mamet pun melihat itu hanya senyum dan kembali berjalan melewati jembatan untuk berkumpul bersama kawan-kawan lainnya ditempat mereka biasa kumpul.

Samsul pun kembali asik dengan ica berlarian kesana kemari dengan penuh tawa dan kebahagiaan hingga akhirnya mereka pun lelah dan singgah untuk duduk sementara waktu disebuah bangku yang letaknya tak jauh dari jembatan tempat mereka pertama kali bermain dan di bangku yang mereka duduk itu didepannya itu ada sebuah taman perkampungan tempat anak-anak biasa bermain bola dan bermain layangan. Naluri seorang pria ketika berjalan dengan wanita, ia berinisiatif membelikan ica minum maklum ia baru saja dikirimkan uang oleh ayahnya. Seusai mereka beristirahat ica pun bertanya kepada samsul dengan pandangan fokus kegereja yang berdiri kokoh disamping masjid yang berada persis dibelakang taman dan tak jauh dari pandangan mereka:

"sam menurut mu agama itu apasih?" Tanya ica dengan pertanyaan yang manusiawi.

Mendengar hal itu samsul agak terkejut dengan spontan samsul pun menjawab

"ica coba deh lihat anak-anak yang bermain layangan ditaman itu"

"memangnya kenapa sam?"

"dia jago kan main layangannya" balas sam

"terus hubungannya sama agama?"

"yap, layangan itu sama hal nya agama jika ia dimainkan oleh seseorang yang sudah pintar (tepat) memainkan layangan tersebut ia akan terbang dengan indah dilangit, tapi sebaliknya jika layangan tersebut dimainkan oleh orang yang tidak tau apa-apa mengenai layangan itu sampai kapanpun iatak akan mampu menerbangkannya kecuali ia belajar dulu kepada yang ahli nya. Ini cuman perumpamaan saja loh ca hehe" jawab samsul

"terus kalau layangannya nyangkut ditiang listrik?" Tanya ica dengan becanda

"itu yang belajar layangannya setengah-setengah jadi merugikan orang sekitar deh yang listriknya terganggu haha intinya semua agama itu mengajarkan kebaikan dan ketentraman karena agamalah proses kita menuju sang dalang dan kalaupun kau sudah bertemu dengan sang dalang (makrifat) tak ada lagi keraguan mu didunia yang ada hanyalah ketenangan" jawab samsul dengan penuh misterius

Ica pun hanya mendengar dengan amat serius sembari meneguk minuman, samsul yang terus saja memandangi gereja itu kembali berkata dengan serius

"agama islam,kristen,hindu,buddha dan agama lainnya sesungguhnya bukan hanya sebuah nama saja karena ia bukan aksessoris karena ia adalah makna walaupun banyak yang salah menempetkannya, intinya habluminallah dan habluminanaas kita itu harus selaras sebab percuma kita sholat 5 waktu kalau masih sering melihat rendah seseorang hanya karena nasibnya lebih buruk dari kita apalgi sampai menghakimi seseorang cuman karena perihal beda agama yang sering dilakukan ormas-ormas sekarang hehe coba deh kamu lihat pak aji yang selalu rukun dan saling menghormati tetangganya yang non muslim itu, saya rasa pak aji itulah orang yang betul-betul beragama" kata samsul sambil cekikikan

Ica hanya mengangguk-angguk atas pernyataan yang dipaparkan oleh samsul, tak terasa mereka dengan asyik ngobrol dengan pembahasan yang cukup menarik anak-anak yang bermain ditaman pun sudah hilang satu persatu sebab waktu senja sudah menyimbolkan matahari yang akan terbenam seusai panjang lebar cerita mereka, ica pun kembali bertanya kepada samsul mengenai konsep cinta

"sam kenapa yah menurutku cinta itu omong kosong! Dulu juga banyak yang mengatakan cinta kepadaku namun itu awalnya saja entah karena aku yang bodoh atau memang begitulah konsep cinta ketika seseorang sudah mendapatkan apa yang dia inginkan dia sudah merasa puas akan hal itu dan tak ada lagi arti kata cinta yang murni atau memangkah cinta itu hanya kata-kata estetik agar orang saling menjalin hubungan? Entahlah sam" dengan nada serius dan tetap fokus kepada matahari yang akan terbenam.

"iya cinta itu omong kosong ica! Bagi orang-orang yang tidak memahami secara radikal apa esensi dari cinta itu, bagi orang-orang yang melakukan nafsu nya mengatasnamkan cinta bagi orang-orang yang mengaku mencintai sang pencipta tapi mengusik ciptaan dari sang pencipta itu sendiri, dan mengenai konsep cinta antar manusia saya jadi teringat dalam cerita seorang pemuda bernama qais yang jatuh cinta tergila-gila kepada layla, sampai suatu ketika qais melewati rumah layla pada malam hari lalu ia mencium seluruh tembok rumahnya itu, lalu seorang warga berkata kepada qais" 'hey gila kenapa kamu menciummi seluruh tembok rumah itu?' Jawab qais dengan tatapan penuh cinta: 'aku tak menciummi tembok ini aku menciummi seseorang dibalik tembok rumah ini (layla).

Mendengar ucapan itu orang itu lantas pergi yang sudah awal menganggap qais gila walau pada akhirnya layla dan qais tak dipersatukan didunia karena restu dari orang tua mereka tapi mereka saling bertemu diakhirat dan dimakamkan secara bersampingan. Begitu banyak pelajaran jika kita mau memahami cinta itu seperti apa dari kisah mereka yang tak pernah putus asa" jawab samsul dengan serius dan selalu senyum senyum sendiri pada saat bercerita hal itu.

"Pembahasannya rada-rada filsafat deh sam hehe" canda ica

"Sengaja, biar kamu pusing, aku menang!" lanjut tawa mereka

Mendengar kisah yang diceritakan oleh sih samsul berubahlah raut wajah dari ica yang tadinya raut wajah yang begitu penasaran seakan mencari jawaban kini hanya senyum yang terlihat diwajahnya lalu terdengar lah panggilan allah maha besar dikumandangkan dari toa masjid dan menjadi akhir dari cerita tersebut lalu samsul kembali berkata kepada ica:

"ica saya akan kembali berkuliah dan saya harus kembali ke kota mungkin 2 hari lagi kamu jaga diri baik-baik disini, saya pulang duluan yah assalamualaikum" lalu melangkah pulang meninggalkan ica

"waalaikumsallam" ucap ica dengan sedikit terkejut dengan yang dikatakan oleh samsul bahwa ia akan kembali ke kota dan berkuliah, ia takut bahwa hari itu adalah akhir dari pertemuan mereka walaupun cukup singkat, ica yang mulai bingung mengapa dia terlalu mengkhawatirkan samsul pun langsung bertanya kepada dirinya sendiri "mengapa aku ini" sambil bergegas pulang.

Hingga esoknya , samsul dengan nekat menemui ica dirumah bu romlah (rumah tantenya yang ia tinggali) tak seperti biasanya kali ini samsul membawa bibit pohon ketapang yang ditaruh di jok motornya, sampai di depan rumah ica samsul tak langsung menemui atau memanggil ica samsul hanya mengambil bibit pohon yang berada di jok motornya lalu menanam persis di halaman rumah bu romlah. Melihat samsul yang sedang menanam bibit pohon itu bertanya lah bu romlah kepada samsul

"ngapain kamu samsul" Tanya bu romlah

"mau tanam bibit pohon bu, biar orang kampung bisa merasakan oksigen yang segar karena akhir-akhir ini orang tidak lagi memperdulikan apa yang membuat mereka hidup" jawab samsul dengan serius.

Yap, melakukan hal aneh sudah menjadi kebiasan samsul yang tentunya memiliki makna dari apa yang ia lakukan. mendengar pernyataan samsul, bu romlah hanya bisa menggelengkan kepala kemudian masuk ke dalam rumah untuk memanggilkan ica sebab bu romlah sudah tau bahwa akhir-akhir ini samsul dan ica cukup dekat, selang beberapa waktu kemudian muncullah ica dengan wajah yang bahagia karena apa yang dipikirkan kemarin ternyata tak terjadi.

"eh sam ada apa kamu kemari?" Tanya ica kepada samsul yang sedang menekan tanah agar bibit pohon yang ia tanam dapat tumbuh dengan baik

"sebenarnya ada yang ingin saya beritahu" ujar samsul yang berdiri dan berjalan sembari duduk dibangku yang berada dihalaman bu romlah

"Memangnya ada apa sam?" Tanya ica dengan makin penasaran

"mungkin besok saya akan pulang dan mungkin ini hari terakhir kita bertemu sebab saya akan tak ada kabar mulai besok ada hal yang harus saya selesaikan kamu jaga diri baik-baik terimakasih sudah membuatku berubah dan menikmati hidup selayaknya hidup. jujur saja dari awal kita bertemu ada hal yang membuatku selalu ingin berada disampingmu hanya saja dunia berkata lain tapi saya yakin kita akan dipertemukan lagi suatu saat, jaga dirimu yah ica" ucap samsul

"memangnya kamu mau kemana sam? Kenapa tiba-tiba begini? Kenapa kamu mau menghindari ku? Jujur saja aku juga sangat bahagia berada sampingmu walaupun waktunya begitu singkat aku seperti sudah faham mengenalimu sam! Lalu apa yang membuat mu berubah seperti ini?" ica yang berkata dengan penuh emosional yang diiringi oleh kesedihan.

Samsul yang melihat ica dan tak sanggup lagi untuk berbicara dengan ica berdiri dan menjawab pertanyaan ica: "CINTA" lalu bergegas menaiki motornya dan beranjak meninggalkan ica dikebutnya motor itu agar ica tak melihat air mata yang diteteskan oleh samsul begitupun sebaliknya samsul tak sanggup untuk melihat kesedihan yang muncul dari jiwa ica.

Ica yang mendengar kata CINTA yang tersirat dari mulut samsul hanya mampu meneteskan air mata ketika ica sadar bahwa dia mengalami hal yang serupa takut kehilangan seseorang yang ia tak pernah temukan didalam hidupnya, ica pun menangis tersedak sedak dan berlari masuk kedalam rumah.

Semenjak 5 bulan perginya samsul , ica pun akhir-akhir ini sering melamun sambil menatap pohon ketapang yang ditanam oleh samsul dan secara bersamaan terlihat dari kejauhan mamet teman sih samsul semasa dulu berlari seakan-akan panik dengan selembaran kertas yang ia pegang menuju rumah bu romlah begitu ia sampai di halaman rumah bu romlah terlihatlah ica yang duduk melamun dengan tetap fokus kepada pohon ketapang, mamet yang melihat ica pun berhenti dengan perasaan takut dan sedih yang keduanya bercampur aduk lalu secara perlahan-lahan ia mendekati ica dengan nafas yang masih ngos-ngosan ;

"assalamualaikum, neng nurisyah ada pesan dari keluarga samsul dikota" kata mamet dengan memberanikan diri

Icapun sontak terkejut melihat mamet yang kelihatan panik seakan dikejar anjing liar

"waalaikumsalam, ada apa mas?" jawab ica dengan rada penasaran walaupun masih cukup tenang

"mas samsul meninggal dia sudah lama mengidap leukemia itulah mengapa ia mencari kesenangan diluar karena ia sadar waktunya tak lama lagi , dan ia pernah curhat sama kami kalau ia sudah mendapatkan/merasakan CINTA mungkin ia bisa pulang dengan tenang , dan sepertinya sih samsul sudah mendapatkan hal itu dan saya diberikan surat ini dari ayah samsul sebab sebelum ia pergi ia sudah menitipkan beberapa surat untuk ica katanya dan mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan" sambil menangis dan gugup, mamet hanya bisa memberikan surat itu lalu pergi karena tak sanggup melihat ica yang pastinya akan sangat sedih.

Ica pun mengambil surat itu sambil tersenyum dan berusaha menahan air mata yang semakin deras jatuh dipipinya sambil membayangkan hari-hari itu saat berlarian bersama samsul didekat jembatan sambil mengingat samsul yang selalu penuh dengan humoris dan selalu menjawab pertanyaan yang tak pernah kutemukan jawabannya , ica pun dengan keadaan yang lemas membuka surat itu yang ternyata isinya sebuah puisi dengan kesedihan yang begitu hebat yang dialaminya ia mencoba membaca dan lututnya mengenai tanah karena sudah tak sanggup secara perlahan ia mulai:

PUISI UNTUK KEKASIH

Ku ingat saat pertama melihatmu

Kau tersenyum tanpa arti padaku

Namun kini sangat berarti bagiku

Lalu melihatmu sedang asyik membaca sebuah buku

Sarayu seakan memberikan kabar baik

Kita bercengkrama berbicara perihal kehidupan

Tentang orang-orang yang melupakan kemanusiaan

Lalu ku rasakan ada jiwa yang indah dibalik jasad

Sebab bagiku fisik itu tak seberapa dibanding jiwa yang abadi

Ada hal yang tak kuberitahu

Sebab tangismu sekan menjadi dosa buatku

Dan pada akhirnya kabar angin itu menjadi buruk buatmu

Tak usah bersedih, bersyukurlah, karena tak semua orang mengalami

Jatuh cinta yang sejati

Tuhan, Terimakasih

Mengizinkan untuk bertemu pada ciptaanmu

Apakah pada saat kau tiupkan ruh padanya

kau sudah menakdirkan untukku?

Yang jelas ucapan terimakasihku untukmu

Akan kusampaikan secara langsung padamu

Sebab aku sudah siap menemuimu

Dan buat kau kekasihku, bersabarlah karena cinta takkan mati

Ica pun mengerti dari sebuah makna yang ia tuliskan samsul kepadanya, air mata yang sudah membanjiri wajah cantiknya dengan perlahan ia usap dengan tangannya senyum kecil sudah terlihat dari wajahnya ketika angin tiba tiba menggoyangkan pohon ketapang itu, seakan merasakan bahwa cinta itu akan abadi dan ia sudah dinanti.

Kau bisa rencana menikah dengan siapa saja tapi, kau tak bisa rencanakan cintamu untuk siapa