"Bianatya," ucap Berliana, ia berdiri dari duduknya,
"Kemana aja kamu," ucap Berliana merasa lega sudah menemukan Bian, ia lega Bian telah datang sehingga pernikahan itu bisa tetap dijalankan. Yang ada dipikiran Berliana adalah keberhasilan pernikahan itu, meskipun ia merasa bersalah kepada Bian dan juga Bara, namun ia tidak punya pilihan lain, selain untuk memaksakan kehendaknya yang menurutnya ini juga demi kepentingan Bian dan Bara.
Bian menghampiri Berliana dan Berliana pun memeluk Bian, Bian hanya diam tidak menanggapi. Setelah Berliana melepaskan pelukannya, mereka pun duduk.
"Dari mana aja kamu, kenapa tidak memberi kabar, nenek kan jadi khawatir," ucap Berliana kepada Bian, ia menatap Bian,
"Maaf nek," ucap Bian kemudian,
"Nek," paggil Bian, Berliana menatap Bian, ia tahu Bian ingin membicarakan sesuatu kepadanya,
"Pernikahan itu, adalah bukan sesuatu yang kita sepakati," ucap Bian, Bian juga menatap Berliana yang tengah menatapnya juga,