Chereads / Secret Admirer Saudara atau Cinta / Chapter 2 - First Day With Samuel

Chapter 2 - First Day With Samuel

Mentari mulai menampakkan wujudnya. Sinar nan hangat menyemburat menembus masuk ke dalam jendela kamar Hanna. Gadis belia itu mengerjap karena silau. Ia membuka matanya dan mendapati sang ayah yang telah mengenakan pakaian jas resminya berdiri membuka tirai jendela.

"Selamat pagi sayang, waktunya bangun!" ucapnya sembari mengecup puncak kepala anak gadis semata wayangnya itu.

Hanna menatap ayahnya sambil tersenyum, "Umm daddy, it's too morning to wake up. Aku masih mengantuk." jawabnya dengan nada lembut dan kepala yang masih ia tempelkan di bantal.

"Ayolah sayang, Ema sudah menyiapkan air hangat untukmu. Mandilah dan bersiap-siap! Daddy akan menunggumu di meja makan. Bangunkan Sam kalau kau sudah selesai."

Hanna mengangguk terpaksa. Ia mengusap-usap matanya yang masih terasa berat untuk dibuka. Jack (sang ayah) pun tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian melenggang pergi dari kamar puterinya.

Usai mandi dan bersiap-siap, Hanna mengingat pesan sang ayah untuk membangunkan kakaknya. Ia pun melangkah menuju kamar Sam yang terletak di lantai yang sama dengannya. Belum sempat Hanna mengetuk pintu, namun Sam sudah membuka pintunya terlebih dahulu.

"Kau sudah bangun?" tanya Hanna sambil menaikkan satu alisnya. "Baru saja aku berniat akan membangunkanmu."

Sam hanya nyengir. "Ya. Ini liburan pertamaku disini. Jadi aku harus rajin bangun pagi bukan? Lagi pula Dad menugaskanku untuk menjadi supir pribadi princess kesayangannya."

Hanna terkekeh geli. Kakaknya ini memang selalu bisa membuatnya tertawa dengan kata-katanya yang cenderung terdengar lucu.

Samuel Richard Wellington, atau yang kerap di sapa Sam adalah kakak kandung dari seorang Hanna Claudia Wellington. Ayah dan Ibunya bercerai sekitar 5 tahun yang lalu. Perceraian kedua orang tua Hanna sempat membuatnya merasa terpukul. Namun kesedihan yang dirasakan Hanna tidak berlangsung lama lantaran ia tahu jika kedua orang tuanya berpisah secara baik-baik dan ibunya pun masih sering mengunjunginya ke Sydney.

Yuriko Magdalena, sang ibu yang berdarah Korea-Indonesia kembali menetap di Korea setelah perpisahannya dengan Jack Wellington resmi secara hukum. Yuriko membawa Sam tinggal dengannya untuk beberapa saat sementara Jack membawa Hanna. Walaupun keduanya telah bercerai namun hubungan keluarga mereka masih tetap harmonis. Beberapa minggu yang lalu tepatnya ketika Sam berulang tahun yang ke 26, Jack menghadiahkan sebuah perusahaan yang berada di Toronto, Canada untuk dipimpinya. Perusahaan itu adalah cabang perusahaan milik Wellington Group yang berpusat di kota Sydney, Australia. Tempat tinggalnya saat ini bersama puteri tercintanya.

Sam dan Hanna berpamitan pergi ke kampus. Jack melambaikan tangannya sembari tersenyum menatap kedua buah hatinya yang sudah keluar dari gerbang mansion. Sam adalah tipe kakak yang penyayang terhadap adiknya. Walaupun Sam memiliki tampang yang dingin dengan sorotan mata yang mematikan, namun ia memiliki hati yang sangat tulus dan penyayang. Maka dari itu Hanna suka sekali bersikap manja dengan sang kakak. Sam juga termasuk pria yang banyak di kejar-kejar oleh perempuan karena paras dan kesuksesannya. Dan semenjak Sam memimpin perusahaan barunya di Toronto, sosoknya semakin di kagumi di kalangan wanita-wanita rekan bisnisnya maupun yang hanya mengenal sosoknya melalui sosial media. Namun anehnya, dari sekian banyak wanita yang mendamba bisa bersamanya ternyata sosok Sam sama sekali belum pernah memiliki kekasih. Usut punya usut, Hanna ternyata mengetahui satu rahasia besar Sam yaitu hanya ada satu wanita yang ia cintai semenjak pertama kali pindah ke Toronto hingga saat ini. Wanita itu berasal dari Canada juga, tapi sayang Sam belum cukup berani untuk menyapanya dan menyatakan perasaan itu pada sang pujaan hati.

Sam menghentikan mobilnya di depan sebuah gedung mewah dengan 8 lantai yang menjuntai dengan desain bangunan yang klasik sehingga membuat gedung itu nampak sangat estetik.

"Sudah sampai." ucap Sam seraya menatap bangunan megah di hadapannya. Ini adalah kesekian kali Sam mengantar Hanna pergi ke kampusnya ketika ia sedang berada di Sydney. Namun rasa kagum Sam terhadap bangunan di hadapannya itu tidak pernah hilang.

Sam turun dari mobil kemudian berlari kecil ke pintu mobil yang satunya lagi untuk membukakan pintu adiknya. Hanna turun dari mobil sambil membenahi pakaian dan rambutnya. Beberapa pasang mata menatap mereka tanpa berkedip, terutama para gadis muda disana. Ini memang kali pertama Sam membukakan pintu untuk Hanna. Biasanya ia tak pernah mau turun dari mobil agar tak banyak orang yang melihatnya. Entah apa yang membuat perlakuan kakaknya kali ini berbeda dari biasanya, tapi bagi Hanna ini adalah kemajuan yang besar.

Nampaknya pesona menawan Sam mampu membuat para gadis diluar sana bertekuk lutut dan ingin menjadi kekasihnya. Lihat saja saat ini, semua gadis yang lewat di depan mereka melambaikan tangan pada Hanna namun tatapannya tak lepas dari Sam. Bukankah itu hal yang aneh?

"Terimakasih Sam." ucap Hanna sambil meraih hand bagnya dari dalam mobil.

Sam mengangguk. "Nanti jika kuliahmu sudah selesai hubungi aku, jangan pulang tanpa pengawasanku ya!" nada dan sorotan matanya seperti mengintimidasi dan sontak membuat Hanna terkekeh, bukan malah ketakutan.

"Kau ini ada-ada saja, Sam. Ya, tentu saja aku akan langsung menghubungimu, kau kan supir pribadiku sekarang!" candanya sambil melirik ekspresi sang kakak.

Di tengah canda tawa kakak beradik itu di parkiran, sebuah mobil sport mewah melintas dan berhenti tepat di sampingnya. Dua orang pria tampan keluar dari mobil dan sontak membuat Hanna tak berkedip.

Mengapa sampai tak berkedip? Ya, dia adalah David James Carlton dan Stevan Edward Carlton, kakak beradik beda setahun itu memiliki predikat cowok impian di kampusnya. Bagaimana tidak, pesonanya yang mampu memikat siapapun yang melihatnya itu membuat mereka menjadi sangat di puja, tetapi karena hal itulah salah satu dari mereka menjadi seorang playboy dan selalu bergonta-ganti pasangan hampir setiap seminggu sekali.

Stevan Carlton, playboy kelas atas yang mampu bergonta-ganti pasangan seminggu tiga kali. Tetapi walaupun reputasi playernya sudah diketahui para gadis diluar sana tak sedikit yang menginginkan untuk bisa bersama seorang Stevan, termasuk Hanna.

"Apa yang kau lihat, Hanna?" Sam melambaikan tangannya di depan wajah cantik Hanna seraya mengikuti tatapan adiknya itu.

Hanna mengerjap. "Ah tidak. Yasudah, aku masuk ya. Hati-hati di jalan Sam!"

Sam tersenyum melihat sang adik yang sudah berlari ke dalam gedung kampus. Ia merasa ada yang di sembunyikan adiknya itu, namun ia menepis rasa pernasarannya dan kembali kedalam mobil kemudian melenggang pergi.

Kedua pria tampan itu melempar pandang saling tatap melihat pria asing yang tak di kenalnya itu.

"Kau kenal pria barusan?" tanya David setengah berbisik pada Stevan.

Stevan mengangkat kedua bahunya. "Tidak. Mungkin saja kakak gadis itu, atau kekasihnya. Aku tidak peduli. Tidak ada urusannya denganku." ujar Stevan seraya memakai kaca matanya kemudian melangkah ke dalam gedung kampus.

David menaikkan satu alisnya kebingungan lantas berlari hingga menyamai langkah adiknya itu.