"Eh Sun?" Fei tidak salah lihat, itu pelayan pribadi HongEr Sun, yang menoleh padanya sambil menundukkan kepalanya, semua terkejut, ada pelayan pribadi Hong di sana itu artinya Hong ada di sekitar sini, Fei membalikkan tubuh pengawal kecil di belakang Sun, matanya membelalak besar.
"HongEr!"
Hong mengangkat tangannya menyapa kakaknya dengan kikuk, ia tertangkap basah
"Hai kakak"
Segera semua orang di sana kecuali Fei dan DaHuang berlutut menyadari kehadiran pangeran kecil itu di sana.
"Salam hormat Yang mulia!"
Fei menelan ludahnya bulat, bagaimana ia bisa kecolongan lagi dan tak menyadari Hong mengikutinya selama ini, ia tidak belajar dari pengalaman, ingin sekali mencubit pipi adiknya itu dengan sangat gemas.
"Adik Hong ini"
HongEr menggaruk kepalanya.
"He kak"
...................
Tak berapa lama kemudian.
"Aww sakit kak" Hong merintih saat Fei menyentil dahinya, ia menoleh pada Sun yang segera meniupnya.
"Kakak"
Fei melihat Hong dengan mata tajam.
"Sudah tahu sakit kenapa mau ikut-ikut? Lalu ini kenapa tanganmu? Kenapa bisa berdarah seperti ini?" Fei meraih telapak tangan Hong yang dibalut perban.
"I ini" Hong melihat dengan mata tajam, giliran ia yang kesal.
"Siapa suruh bawa keretanya cepat-cepat Hong tidak bisa duduk dengan baik jadinya jatuh dalam kereta"
Fei mengangkat tangannya hendak menyentil dahi Hong lagi tapi pemuda itu dengan spontan mendekati Sun mencari perlindungan.
"Masih berani protes? Siapa yang mengajak pangeran manja untuk jalan-jalan melihat bunga? Ini misi penyelamatan tentu saja harus cepat, Hong pikir kak KaiLe mu bisa menunggu? Memangnya apa yang akan adik lakukan di sana? Adik tidak bisa berkelahi yang ada kita semua sekarang jadi tertekan dengan adanya adik Hong di sini, semua jadi tidak fokus untuk menyelamatkan orang dan harus menjagamu sekarang" suara Fei yang keras dengan tatapan tajam dan marah membuat Hong takut, ia tidak pernah melihat wajah seseram itu pada kakaknya, seingatnya kak Feinya akan selalu lembut padanya, Hong menundukkan kepalanya dalam, ia tahu salah.
Hong memberanikan diri mendekati Fei dan menarik-narik lengan bajunya.
"Kakak, jangan marah, maafkan Hong yah, Hong, hanya ingin ikut menyelamatkan kak Kai, Hong khan bisa jaga peralatan, atau masak, atau.."
Fei menarik tangannya.
"Jangan bergurau, DaHuang!" Fei memanggil DaHuang dengan suara keras, pemuda itu mendekat cepat.
"Siap Tuan muda!"
"Antarkan pangeran muda ini kembali ke istana, jangan sampai Putra mahkota mengirim pasukan untuk mencarinya situasi akan lebih susah untuk semua orang"
DaHuang gagap, wajah Hong terlihat merengut kesal, ia tak berani bergerak.
"Eh I itu"
Hong berdiri dari duduknya.
"Hong tidak mau pulang, ayo kak Sun kita cari tempat tidur, besok kita harus ikut jalan lagi ayo kak" Hong menarik tangan Sun serta, ia tidak menghiraukan Fei yang masih marah, ia berdiri menyusul adiknya.
"Ih anak ini, adik! Dengar kata kakak segera pulang ke istana"
Hong menutup telinganya.
"Tidak mau, Hong tidak mau pulang!"
.......................
Jauh di dalam hutan.
Suara teriakan kesakitan terdengar hingga menggema di dalam dinding goa tinggi yang gelap, dalam ruang lapang terlihat beberapa pria bertubuh besar dengan otot yang mencuat jelas di seluruh tubuhnya, pakaian yang menunjukkan semua kulitnya yang agak mengkilap karena keringat dan wajah sangar memegang KaiLe dan Tao yang masih diikat erat kaki dan tangannya, menghadap beberapa orang yang duduk di atas altar agak lebih tinggi di tempat lebih menyerupai ruang penyiksaan tahanan karena orang-orang menakutkan itu mengikat semua anak buahnya dan menggantungnya dengan tali mengikat kuat di dua tangan di atas kepala mereka, terlihat beberapa orang yang mengulurkan tangan mengendalikan beberapa tanaman jalar dengan bunga kecil melilit tubuh para pengawal itu, tapi bukan lilitan menggelikan biasa, tanaman jalar itu memiliki racun yang jika mengenai kulit rasanya akan sakit, panas dan gatal luar biasa hingga para pengawal muda FaHua terus berteriak kesakitan.
KaiLe berusaha melepaskan diri, ia geram.
"Lepaskan kami! Apa yang kalian inginkan? Hentikan!"
"He sungguh ciri seorang pangeran Muda Hua"
Terdengar suara menyeringai di atas singgasana, wajah orang dengan pakaian megah yang tak tampak karena berada di belakang bayangan, tapi sosok itu maju, hingga wajahnya tampak dalam sinar, seorang pemuda, dengan senyum bengis di wajahnya yang cukup tampan, rambutnya berwarna keabuan, kulit yang putih pucat hingga kemerahan, dengan bentuk telinga agak meruncing layaknya iblis, saat ia menyeringai gigi taringnya yang kecil muncul di sela bibirnya yang cukup manis, KaiLe dan Tao saling berpandangan dan menelan ludah mereka bulat, apa, ini sekte suku mistis yang asli yang katanya sudah mulai punah?
Kalau informasi yang didapatkan KaiLe benar, orang itu kemungkinan adalah Raja muda klan BaYau bagian dari suku mistis yang baru, klan petarung suku mistis, HoWang, konon raja baru berasal dari suku mistis asli, KaiLe tak ingin mempercayainya dan berpikir itu hanya rumor biasa, tapi sepertinya semua cerita itu ada benarnya.
HoWang, Raja muda itu berdiri dari duduknya, menuruni tiga anak tangga dari kursi besarnya mendekati KaiLe, dari wajahnya KaiLe tahu orang itu benar sangat disegani pengikutnya melebihi apapun karena semua tak ada yang bersuara dan bergerak tanpa perintahnya.
KaiLe memberontak saat pria yang tampaknya masih cukup muda itu memegang dagunya. Tao yang bersuara keras.
"Lepaskan tangan kotormu! Lancang sekali anda tahu siapa yang sudah anda tangkap dan masih tidak melepaskan kami!" Seru Tao berusaha melepaskan diri.
KaiLe melihat dengan mata tajam pada pria di depannya yang melihatnya dan menyeringai.
"He, siapa yang tak kenal? Pangeran KaiLe, pangeran muda dari Hua agung yang kurang terkenal kalau bukan karena ia menawarkan diri menjadi ketua divisi FaHua" seru pria muda itu, KaiLe terkejut, tak menyangka namanya terkenal hingga pedalaman hutan arwah.
Raja muda itu mendekati anak buahnya yang memegang nampan berisi beberapa benda kecil berkilau, dari penglihatan awan beberapa benda kecil itu menyerupai perhiasan rambut dan tubuh untuk wanita, tapi, mungkin tidak sesederhana yang terlihat.
"Kalian mungkin tidak mengenaliku, seperti aku kenal dengan baik setiap orang yang ada di dalam istana busuk itu, jadi ingat baik-baik namaku, walau aku tidak yakin kalian akan tetap mengingatnya hingga saat itu" pria itu kembali dan mendekati Tao dengan membawa lempengan emas berhentuk bulat tak lebih besar dari koin, menekan bagian tengah hingga dari koin itu muncul pisau tajam di sekelilingnya, dan tekanan kedua muncul kaki kecil di bagian atas dan bawahnya, kalau tidak mengenal senjata rahasia itu orang yang menghidupkan mekasnismenya akan kena sabetan pisau kecil yang terlihat sangat tajam.
KaiLe membelalakkan matanya, entah apa yang akan orang itu lakukan tapi ia mendekati Tao sambil membawa senjata itu.
#######