Chereads / Dance Of The Red Peacock.Ind / Chapter 111 - Hong Menghilang

Chapter 111 - Hong Menghilang

"Adik kau tahu kondisi tubuhmu bagaimana, angin di luar sedang tidak bagus lebih baik istirahat dulu di kamar yah, setelah sehat benar nanti kakak temani ke lembah yah"

Mendengar itu Hong membalikkan kepalanya melihat YangLe, perlahan ekpresinya berubah, tapi ia berusaha menutupinya.

"Ke lembah? Bersama kakak? Benar nih? Kakak khan sibuk, mana ada waktu"

YangLe terkekeh pelan. BuAn yang berdiri tak jauh di belakang YangLe tak bisa menyembunyikan senyumnya melihat wajah ceria junjungannya setiap kali bersama HongEr, ia harus mengakuinya.

"Hehehe kali ini kakak janji, kakak akan sempatkan waktu, emm apa yang adik ingin lakukan di lembah?"

Hong mengerutkan dahinya berpikir dalam dan serius.

"Emm memetik bunga, bermain bersama kelinci, berenang di air terjun"

YangLe tertawa lagi.

"Heheh adik, kakak ini putra mahkota, dan adik adalah pangeran muda, kita tidak bisa berenang sembarangan di alam liar"

"Tapi kak airnya segar sekali, kakak harus coba deh" suara Hong melengking sambil memegang tangan YangLe.

"Hehehe yah nanti kita lihat yah"

"Kita naik kuda yah kak, Hong ingin sekali naik kuda kakak"

YangLe membelai rambut Hong.

"Yah tapi Hong tidak boleh sendirian yah, kakak tidak mau adik sampai celaka lagi, Hong sangat suka naik kuda yah?"

Hong mengangguk cepat.

"iyah kak Hong suka sekali"

"hehe anak ini"

................

Matahari sore menerjang masuk ke dalam teras belakang paviliun Peony.

HongEr duduk di pinggir kolam dengan pandangan jauh ke depan, beberapa kali mendesah. Ia membalikkan badan melihat Sun dan NurEr yang duduk menyisir rambut panjangnya yang belum juga selesai sejak tadi.

"Yang Mulia kenapa sejak tadi menarik napas saja?" Tanya NuEr, Sun mengangguk, tersenyum melihat alis pangeran kecil yang mengkerut.

"Iyah Yang Mulia masih kecil, tidak boleh selalu menarik napas, nanti cepat tua" segera NuEr dan beberapa pelayan kecil yang menemani Hong di dalam teras itu tertawa kecil, Hong melihat Sun yang ternyata menggodanya.

"Kak Sun ini, mana bisa begitu kak Sun menakuti saja"

Suara tawa kecil memenuhi ruangan, tapi semua perlahan mereda kembali karena pangeran muda itu ternyata memang terlihat cukup galau, ia menurunkan kepalanya bertumpu pada dua lipatan tangannya di pinggir dipan, melihat jauh ke langit jauh di atas sana yang sangat cerah dengan awan-awan indah beriringan dibelai angin.

"Hong bosan, kak Fei dan kak KaiLe sibuk, mereka sibuk apa sih, kenapa tidak bisa temani Hong main, kak Fei juga aneh, tamu kok sibuk, kak Nu, apa, kita main keluar saja yuk, lihat cuacanya sedang bagus sekali, sayang kalau dilewatkan"

NuEr menurunkan kepalanya dan lututnya.

"Maaf Yang Mulia, tapi pesan dari putra mahkota kalau untuk sementara Yang Mulia di dalam kamar saja, kondisi udara di luar tidak begitu bagus takutnya Yang Mulia akan jatuh sakit"

Hong menegakkan duduknya.

"Kakak itu berlebihan, aku punya stamina yang kuat masach kena angin saja sakit, kak Yang ini mau mengurung Hong sampai kapan? Hmm" Hong menoleh kembali ke luar, matanya perlahan membuka lebar, berdiri cepat dari duduknya dan berlari ke pinggir teras.

"Waaah bagus sekali" matanya bersinar melihat hal yang sangat disukainya di atas langit, langit yang tadinya kosong tiba-tiba dipenuhi aneka layangan berbentuk dengan ukuran besar dan warna yang menarik, melayang sangat ringan di atas langit.

Hong menarik pakaian NuEr dan Sun yang mendekat.

"Kak lihat itu banyak sekali layangannya, waah bagus sekali, ayo kita lihat kak, lihat itu ada kelinci, ada burung, itu di mana kak?" Tanyanya melihat dua pelayannya.

Dua pelayan kecil itu saling melirik, Sun menahan pakaian Nu saat ia hendak bicara.

"Eh itu.."

Sun menyela.

"Itu mungkin hanya beberapa orang yang main Yang Mulia, langit begitu bagus pasti mereka juga tertarik untuk main, tapi angin begitu dingin mungkin juga tidak akan lama selesai"

Hong melihat ke arah langit kembali, jumlah layangan begitu banyak, bentuk juga sangat besar dan unik, tapi mungkin benar apa kata kak Sun-nya, pasti ada sekeluarga besar yang sedang main saat ini, ia menganggukkan kepalanya.

"Iyah bisa jadi sih"

Sun dan NuEr terlihat lega, setidaknya Yang Mulia pangerannya tidak lagi bertanya hal yang membuat keduanya gugup setengah mati.

"Bagus sekali yah, nanti kalau kak DaHuang ke kota Hong akan titip beli layangan seperti itu ah, pasti sangat tinggi naiknya kalau Hong yang main"

......................

DaHuang berjalan di belakang tuan mudanya, setelah keduanya sibuk berlatih di halaman belakang paviliun dengan beberapa trik jurus dari AHLei, lawan mereka mungkin tidak akan begitu dominan dalam ilmu beladiri tapi dalam ilmu mistis dan sihir mereka sangat handal.

DaHuang memberikan sapu tangan ke depan FeiEr.

"Tuan muda"

"Terima kasih DaHuang, kita harus segera kembali ke paviliun Peony, aku sudah janji sama adik untuk menemaninya bermain catur, ia pasti sedang menunggu saat ini"

DaHuang mengikuti langkah tuan mudanya, sejak berlatih dari pagi hingga tak terasa melewati siang hari tuan mudanya itu tidak begitu fokus karena memikirkan tuan muda keduanya, keduanya berjalan dengan cepat.

"Tuan muda Hong pasti sudah kebosanan sekali, hamba bisa menerka beliau pasti akan berteriak saat tuan muda masuk ke kamarnya karena terlambat"

Fei tertawa kecil, harusnya DaHuang menemaninya untuk melindungi Hong tapi istana Gao ini sudah menyerupai istana utama, keamanan di dalam sangat ketat hingga ia bisa sedikit lebih tenang meninggalkan Hong di dalam kamarnya untuk berlatih sejenak, bagaimanapun mereka harus mempersiapkan diri untuk lawan mereka selanjutnya.

Akhirnya tiba di depan pintu besar paviliun Peony, ada beberapa pengawal berjaga siaga di depan gerbang dan pintu rumah, Fei sudah tak sabar masuk dan bertemu adik kesayangannya, tapi, bahkan saat ia membuka pintu paviliun itu tidak terdengar suara lantang Hong seperti biasanya, ini sangat sepi.

"Hong!" Serunya, beberapa pelayan yang ada di ruangan menurunkan lutut memberi hormat saat Fei lewat.

"Tuan muda"

Ke kamar, ruang tengah, teras belakang, halaman belakang dekat kolam, tidak terlihat Hong di mana-mana? Apa ia pergi ke lembah untuk bermain layangan lagi?

DaHuang yang juga melirik ke sekitar ruangan mendekat.

"Tuan muda, tidak terlihat tuan muda kedua di mana-mana, apa beliau ke lembah?"

Fei tadi berpikir begitu juga, tapi pelayan Hong sudah diperingatkan agar tidak mengajak ia keluar, walau begitu Hong memang sangat keras kepala, ia bisa saja pergi sendiri.

Fei baru akan melangkah setelah membalik ke arah pintu saat mendengar suara dari luar paviliun.

"Tuan muda! Tuan muda Jie" seorang gadis muda berlari mendekat cepat, ia Sun pelayan kecil HongEr, Fei mengerutkan dahinya melihat pelayan yang berlari sangat cepat hingga kehabisan napas, ia terlihat kelelahan.

"Tu tuan muda, maaf" Sun menurunkan tubuhnya berlutut di depan Fei, Fei cepat membangunkannya.

"Sun ada apa? Di mana pangeranmu?"

Sun tak berani mengangkat kepalanya, dua tangannya gemeetar.

"Maaf Tuan muda, tapi Yang Mulia, Yang Mulia pangeran tadi, tadi saat hamba dan NuEr menemaninya tiba-tiba Pangeran bilang ingin keluar melihat udara segar, tapi saat kami lengah, Yang Mulia pangeran, su sudah tak terlihat, beliau menghilang"

###################