Chereads / Dance Of The Red Peacock.Ind / Chapter 32 - Kelinci Putih Yang Polos

Chapter 32 - Kelinci Putih Yang Polos

----------------

HongEr berdiri di balik batu, dari tempatnya kini ia bisa melihat kurang lebih ada tiga orang gadis, mungkin dua yang menghadap ke arahnya adalah pelayan karena pakaian mereka sama, lalu gadis yang duduk membelakanginya, mungkin itu nonanya, sepertinya penampilannya lebih mewah, pakaiannya yang indah melambai hingga ke bawah kursi, gerakan tangannya saat mengangkat cangkir teh juga halus.

"Lalu kenapa? Tuan muda itu begitu sombong, melihat sedikit saja tidak, masach ia bilang aku tidak secantik adiknya, memangnya dia pikir dia itu siapa? Walau kakek menjodohkan aku dengannya juga aku tidak mau"

Dua pelayan di depannya mencuri tawa kecil.

"He tapi nona, tuan muda kedua Jie memang sangat cantik, hamba sendiri sampai tak bisa melepaskan diri dari pandangan, apa dia itu benar anak laki-laki yah? Kadang ia terlihat sangat cantik seperti anak perempuan"

Para gadis itu tertawa setelah membicarakannya, HongEr tahu mereka pasti tengah membicarakan soal dirinya, HongEr menggaruk kepalanya, saat mendengar orang berbicara buruk soal dirinya ia sama sekali tidak tahu apa yang harus dipikirkan, jadi ingat kata Ibundanya.

"Ingat yah Hong, kau itu anak keluarga Jie dan putri TangYuan yang terhormat, lain kali kalau ada yang berbicara buruk soal dirimu katakan pada Ibunda, akan Ibunda potong lidahnya"

Wajah murka Ibundanya terlintas dalam pikirannya.

HongEr membuyarkan lamunannya.

"Icch Ibunda ternyata sangat mengerikan"

"Nona, sudah berapa lama nona tidak menemui tuan Lu, beliau selalu menanyakan anda, tempo hari saat mengantarkan makanan ke depan brothel Sakura kami bertemu tuan Lu" ujar sang pelayan.

"Pria tua itu, tidak ingat umur masih senang main di brothel, memang tidak takut ketahuan nyonya Lu yah?"

**brothel, semacam rumah untuk hiburan untuk para pria hidung belang, banyak wanita cantik yang menjajakan tubuh moleknya di sana.

Pelayan itu tersenyum.

"Hehehehe beliau orang yang kuat nona, kurasa nyonya Lu juga sudah tahu hanya tidak bisa berbuat apa-apa"

Terdengar desah napas berat nona itu.

"Heh merepotkan sekali, sejak bertemu dengannya di brothel hari itu pria tua itu terus merongrongnya, pria tua mata keranjang itu selalu mengancam akan mengatakan semua pada Ayahanda dan kakek kalau aku tidak menuruti keinginannya, kali ini mau dapat gadis darimana? Memangnya gampang apa cari gadis muda yang cantik yang mau ke brothel"

HongEr yang masih berdiri di tempatnya terkejut saat kelinci kecil di tangannya melompat turun, ia langsung mengejarnya.

"Hei kelinci kecil mau kemana?"

Suaranya mengundang perhatian tiga gadis itu, terlebih HongEr mengejar kelinci itu hingga ke depan nona yang masih duduk di kursinya, melihat Hong dengan mata bulat besar.

"Eh he maaf kakak kakak, Hong, tadi bermain dengan kelinci, ia, eh ke sini"

HongEr berhasil menangkap kelinci putih yang tadi berhenti di kaki nona muda itu, tapi pandangan tajam tiga pasang mata itu sudah tertuju padanya. Nona muda yang duduk di atas kursi berdiri, ia LeNing yang sepertinya agak terkejut melihat HongEr ada di sana, apa ia mendengar semua ucapan mereka tadi?

"Eh tuan muda Hong, anda, di sini?"

HongEr menggaruk kepalanya, ia ketahuan menintip, bagaimana ini? Bisa-bisa mereka melapor pada Ayahandanya dan ayahnya akan menghukumnya, ini gawat sekali.

"Hehe"

-----------------

"Ting er!" Seru FanSui mendekati TingEr yang berdiri di luar pintu aula.

"Fan, kau keluar juga?" Tanya TingEr.

"Iyah aku ke kamar kecil sebentar, sebentar lagi acaranya akan selesai dan kita bisa makan-makan setelah ini, aduh sudah lapar sekali" FanSui meraba perutnya, ia merubah sikapnya saat beberapa pemuda lewat di depannya.

"He apa kabar"

TingEr menarik lengan baju FanSui.

"Banyak sekali peserta yang datang, masih sangat muda yah" bisiknya, Fansui mengangguk.

"Iyah, ini sepertinya tidak akan terlalu membosankan"

TingEr menunjuk ke dalam aula.

"Aku sudah lihat tuan Jie dan FeiEr di dalam tadi, nanti kita akan sapa yah, duuh tidak sabar ingin melihat HongEr.

FanSui menepuk lengan TingEr.

"Ting, itu, sepertinya, .." ia menunjuk ke arah kejauhan di mana sepertinya seseorang yang cukup mereka kenal lewat.

"Adik Hong?" TingEr menyipitkan matanya, mungkin ia salah lihat tapi memang siapa lagi anak muda yang memiliki rambut merah bergelombang kalau bukan HongEr.

"Tapi, ia mau kemana? Siapa gadis itu? Itu bukan FeiEr khan?"

"Mungkin teman barunya"

-------------------------

Beberapa langkah menuju pintu besar kediaman SangGuan.

"Nona" beberapa penjaga di depan pintu menundukkan kepalanya hormat saat nona mereka melewati pintu, HongEr terlihat agak gagap terpaksa mengikutinya.

"Eh kak LeNing, kita mau kemana? Kalau kak Fei sampai tahu Hong keluar tanpa bilang bisa marah besar nanti, emm"

LeNing menggandeng tangan HongEr menuju ke kereta yang sudah siap menunggu, seorang pelayan mengikutinya.

"Adik Hong jangan khawatir, sebelum acara selesai kita sudah tiba kembali ke rumah, kak LeNing hanya bosan, minta adik Hong temani, boleh khan?"

HongEr mengangguk, ia tidak bisa menolak, kak LeNing sudah berbaik hati tidak mengungkit masalah ia menguping tadi, dan malah mengajaknya makan di luar kediaman karena bosan, dan kebetulan menurut kak LeNing ia juga ada janji dengan temannya di satu tempat, karena canggung gadis itu memintanya ikut menemaninya, Hong pikir mungkin tidak akan jadi masalah, kak Fei pasti tidak akan marah khan ia pergi tanpa memberitahu dulu, ia khan pergi bersama kak LeNing.

Klop klop klop klop.

Suara kereta kuda perlahan meninggalkan kediaman SangGuan menuju ke tengah kota.

LeNing melirik pelayan duduk di sampingnya, mereka bermain mata, entah apa yang dipikirkan nona muda itu tapi senyumnya cukup menakutkan.

-------------