Chapter 1
Sementara itu di garis pertahanan kastil....
"Alih alih memainkan peran nya sebagai putri dia tak terlihat sama sekali seperti itu"Gumaman pelan tersendiri dari seorang pria yang berpangkat tinggi dalam kastil ini
Sang putri sendiri adalah wanita yang sangat tomboy yang ahli dalam bermainkan pedang nya
Dikirimkan kesini oleh ayah nya sendiri .
Perasaan yang dirasakan sang putri sendiri dirasa nya membingungkan
Mendesah pelan seperti itu disepanjang jalan sambil mengulangi ucapan yang sama
"Nona Nubina sebentar lagi kita akan sampai kedalam kastil"
Terkejut sedikit dengan ucapan sang pelayan, sang putri langsung menegakan kepala nya keluar jendela kereta
"Nona tolong jaga perilaku anda itu tindakan yang tidak sopan "
Tak mempedulikan sama sekali tentang peringatan sang pelayan, wajah sang putih terlihat sangat sumringah atas apa yang dilihat nya
Sebuah kastil tua dengan benteng besar
Tentunya bukan karena bentuk dari kastil dan benteng itu tersendiri sang putri senang
"Ahh akhirnya tibaa jugaaa ini perjalanan yang sangat membosaankann! "
Pelayan itu terkejut dengan teriakan tuannya
Sungguh tak etis rasanya bersikap seperti itu didalam benak sang pelayan
Tetapii sang pelayan hanya diam tidak mengutarakan nya .
"Pak, tuan putri telah datang "
Tanpa basa basi mereka dengan cepat menyambut sang putri
Komandan kornelianus penjaga benteng ini dengan kepemimpinan nya, yang teguh katanyaa
Dia tak tahu menahu tentang sang putri Nubina ini adalah hal pertama kali nya dia bertemu langsung
Banyak rumor sendiri yang beredar dikerajaan tentang sang putri
Tapi mungkin itu tak ada benar nya menurut kornelianus . Sambutan cepat berakhir ,rombongan diantar masuk kedalam kastil .pada kesan pertama yang diberikan sang putri tak berubah menurut nya , "Dia hanyalah putri manja " Ucap kornelianus kepada sang wakil nya ,
"Tak boleh seperti itu kornelianus bila salah didengar nanti oleh sang putri mungkin pala mu akan hilang nantinya "
Mereka berbincang sehabis menyambut sang putri didalam ruang kantin,kewas wasan sang wakil sendiri bukan nya tak beralasan di kantin mungkin akan ada orang yang berlalu lalang
"Hei kau tauu petaka mungkin akan terjadi bila si putri itu berpartisipasi dalam perang, maksudku liat saja sikapnya itu tak cocok sama sekali untuk ikut berperang "
"Bukankah sudah kebilang kepada mu kornelianus bila nanti berbicara terus tentang sang putri mungkin kau akan dipenggal nanti nya "
"Iya ya baiklahh "
Aneh bila emang tak ada yang mendegar tentang pembicaraan terbuka mereka di kantin walaupun terpatut siang hari dimana para prajurit lain nya sedang berlatih dilapangan tetap saja dikastil ini masih ada yang mengisi , dibalik dapur ada seorang bocah dibalut perban mendengar pembicaraan mereka hanya terdiam sulit menangkap momen apa yang harus dilakukan nya karena dia harus mempersiapkan makanan untuk para prajurit disisi lain pintu masuk kedalam kantin terlihat seorang wanita anggun hanya tertunduk diam di depan pintu sambil mendengarkan nya
Gumam nya sang wanita berkata
"Persetan kata orang liat saja nanti di medan perang kau akan bertekuk lutut dihadapan ku sambil menjilati kaki ku "
Pelayan sang putri menunggu dibalik kamar nya , dia tau bahwa sang putri mungkin sedang berkeliling melihat lihat sampai ikut berlatih mungkin.
Dia yang selalu menemani sang putri mengetahui akan sifat yang dimilik nya .
Dalam deskripsi nya sendiri putri merupakan wanita sulit diatur dan nekat
Jadi menceramahi nya takan membuat nya diam dan menurut dalam pengalaman nya. "Mungkin aku harus menemani nya tapi ya sudahlah ,putri ya putri " Gumam sang pelayan yang coba berisitirahat dalam kasur nya
Sesi latian para prajurit begitu melelahkan dibawah terik panas matahari yang menyegat
Apalagi setelah mengetahui bahwasan nya akan ada perang menanti membuat mereka was was dalam arti yang cukup membuat mereka tegang
"Jangan loyo oyy tunjukan semangat kaliann!!! "
Sang kapten pemimpin regu latian menyoraki mereka dengan semangat padahal dia sendiri hanya duduk dengan bersantai , muncul banyak sekali mata jengkel diarahkan kepada nya
Sekali lagi sang kapten itu malah menyentak
"Apa yang membuat kalian berhenti begerak hahh !!! Cepat gerakan tubuh kalian "
Ambigu dan bodoh kata katanya itulah menurut sang pendengar di ujung lapangan
"Sebelum kau berkata lebih baik kau berkaca " Katanya seorang pria yang ada diujung lapangan
Seperti kesialan yang terjadi si pria yang tadi hanya melihat dari jauh sambil bergumam dipanggil oleh si kapten pelatih
"Heyy kau kemari ikut latihan sini apa kau hanya akan membaca buku diam di kamar dalam diamm"
Pria yang tadi berpikir bagaimana dia harus melarikan diri
Dia yang tak ahli dalam fisik dan hanya sihir itu merupakan sebuah mimpi buruk baginya
Tak bisa mengelak pria itu menghampiri nya
"Nah begitu dong sebagai satu satu nya penyihir dalam kastil ini seharus nya kau bergabung dan bersenang senang bersama bukanya hanya merenung didalam kamar didalami dengan kesepian "
"Akuu dikamar bukan merenung dan tidak juga kesepian akuu ini seorang penyihir jadi nya banyak yang harus kupelajari dan kuteliti, dan buku adalah hal penting dalam sebuah pengetahuan
Yang akan membuat kita cerdas dan menambah wawasan, apa kau tidak sedikit pun tau tentang buku? ,apa kah mungkin juga ternyata kau tidak tau tentang baca huruf atau bisa dibilang buta huruf aku ini baik mungki-"
Kesal dengan kalimat yang diucap oleh si kapen pelatih dia merembet mengeluarkan kata yang begitu banyak hujaman kata
"BAGUSS KALAU BEGITU KENAPA TIDAK KAU TUNJUKAN SAJA WAWASAN MU APALAH ITU " Sumbu yang dimiliki sang kapten pelatih seakan meledak dengan setiap ucapan nya memiliki amarah
Dia yang menyulut emosi sang kapten pelatih terkejut dengan ledakan amarah yang diterima nya , pria yang tak ahli dalam fisik ini harus bagaimana menghadapi nya melakukan pertarungan dengan lawan sama saja nyari mati .
Sihir sendiri butuh waktu perapalan baginya itu cukup sulit bila berhadapan satu lawan satu duel dengan nya
Paling tidak sekarang dia harus meredakan amarah nya tetapi
"Nahh kalau begitu kapten tunjukan kepada mereka sekuat apa kehebatan wawasan mu ituu " Wanita yang tiba tiba muncul mengutarakan kata kata yang mebuat lesuh sang pria yang seharus nya meredakan amarah nya .
"SUNGGUH....kalau begitu kita langsung saja mulai dengan duel aku sendiri ingin mencoba kehebatan seorang penyihir yang serinh mengurung dirinya di ruangan "
"... "
Dia tak bisa berkata apa apa lagi
Melirik seorang wanita yang membuat situasi makin panas wanita itu menunjukan senyum manis jail .
Pada akhir nya duel dipersiapkan orang orang berkumpul melihat , sang wanita sendiri mengumpulkan regu nya para penyihir itu menyemangati kapten nya
Ini sungguh merepotkan pikirnya harusny tidak seperti ini, ini sangat buruk
"Hei Ginn duel ini seharus nya tak terjadi kau tau, ini bisa membuat kita mungkin terpecah belah "
"Apa maksudmu Ron,ini tak ada hubungan nya sama sekali dengan masing masing regu bukan?"
"Sudah jelas ini menjadi berhubungan dengan regu kita, apa kau mungkin dungu tentang masalah penyihir dan warrior "
"Siapa yang dungu hahh, liat begitu sombong nya kau dengan gaya mu lihatt dongg dengan jelas yang mempermasalahkan hal seperti itu adalah kau "
Sarap ni orang
Sinting ni orang
Sudah lah takbisa lagi dihindari ini .
Warrior dan penyihir selalu saja dalam perselisihan walaupun tidak sering,
Selalu berbeda dengan pendapat dan berselisih paham dengan kekuatan
Dikatakan penyihir sendiri bisa menghabisi 1000 orang sendiri
Sedangkan warrior seorang hanya bisa membunuh setidak nya 50 orang
Tak kala pendapat saling bersilangan antaranya bahwa penyihir hanya pecundang yang menghindar dengan sihir terbang dan warrior hanya seorang yang bisa menyerang didarat selalu dianggap beralasan karena tidak bisa terbang dan menjangkau para penyihir .
Dalam kasus nyata sendiri perselisihan penyihir dan warrior sendiri memiliki banyak sejarah
Dari seorang ksatria pedang Dengan julukan Pedang Tak terlihat yang namanya sangat terkenal karena kehebatan nya dan Penyihir tak bernama berperingkat Magus
Saling bertarung yang menghasilkan sebuah kekalahan memilukan bagi ksatria
Kembali dalam situasi saat ini lonceng petanda mulai nya pertarungan pun berbunyi, tak ambil pusing Ginn yang berkekuatan penuh langsung menerjang kedepan dengan bilah pedang nya yang tajam
Ron yang terkejut belum mempersiapkan mantra nya selesai mencoba menghindar kesamping dengan sekuat tenaga
Terlihat garis angin muncul dalam ayunan pedang nya
Tapi untung nya saja pedang itu hanya kena baju nya ,
Berhasil menghindar
Ron yang sudah selesai merapal mantra nya dengan cepat langsung mengarahkan nya ke ginn ,
Dihalau dengan pedang dan lengan nya menutupi area vital kepalanya
Ginn mundur kebelakang jauhh
Dampak dari ledakan itu Terlihat dengan rusak armor yang dipakai .
Pertarungan itu begitu cepat, itulah yang terlihat
Banyak sorak sorai para penonton mendukung jagoan nya masing masing
Sementara itu wanita yang tadi memanasi duel ini membuat sebuah perjudian seakan tidak merasa bersalah atau pun menyemangati kapten nya .
Ron begitu kelelahan dengan pertarungan ini,
Dia mencoba menangkis dan menghindari setiap gerakan pedang sambil mencoba memikirkan rapalan yang pass
Tapi ginn terus menerus menekan ronn mencoba memberikan dampak kepada ronn . Dampak nya pun terlihat hampir sekujur tubuh nya ron dipenuhi dengan darah yang menetes, walaupun Ronn dipenuhi luka yang banyak dia tetap bertahan dan mencoba terus menerus menghindar dan menangkis. napas nya begitu kelelahan setiap langkah nya mungkin akan berdampak dalam duel ini
Ronn yang terus berpikir selagi mencoba memilah mantra yang pass .pada akhirnya dia pun menemukan nya, sedangkan dipihak ginn sendiri
Terlihat seringai akan keyakinan nya akan kemenangan ini, dan tetap mempertahan kan momentum nya pada serangan . Pada detik detik yang mengejutkan
Ronn selesai dengan mantra nya langsung melepas kan mantra tanah yang membuat ginn yang mencoba mempertahankan momentum nya tertahan sebentar .
Ginn yang tertahan dengan sihir tanah mencoba mengeluarkan kaki nya yang terperangkap ditanah dengan kekuatan
Tetapi setelah terlepas terlihat bahwa ron yang berasil menyelesaikan mantra selanjut nya dengan cepat melepaskanya kearah ginn, Bola api Besar menerjang nya... Mata Ginn terlihat jengkel mengetahui bahwa bola api besar yang besar itu tak bisa dihentikan maupun dihindari , sekiranya dia ginn mencoba menahan dengan meringkuk kan badan nya, dia tak akan menerima bila dirinya kalah oleh sang penyihir ini
Tetapi bola api itu sendiri terbelah menjadi dua
Seakan bingung ginn yang belum membuka mata nya nya tidak merasakan apa apa ginn kemudian malah berpikir dirinya memiliki ketahanan api yang sangat kuat dan akhirnya tidak terasa apa pun
Tapi ditelinga nya sorak sorai yang tadi nya sangat berisik berhenti, ginn yang belum membuka mata hanya semakin menjadi dalam pikirannya dia berpikir lihat lah aku yang memiliki kekuatan tak terkalahkan....
Yahh mau bagaimanapun Ginn tidak seburuk itu , narasi itu cuman penambah intrik saja ...
Ginn yang membuka mata nya melihat seorang wanita dengan membawa sebilah pedang posisi nya begitu tepat dengan bola api besar yang datang
Apa yang sebenarnya terjadi?
Tanda tanya besar dari sekumpulan orang yang melihat nya ...
.
Mulai dari awal lagi
Setelah mencapai kastil rombongan atau lebih tepat nya nubina dan pelayan nya telah disambut oleh mereka penghuni kastil atau lebih tepat nya kornelianus dan kawan kawan,"Selamat datang Putri Nubina , senang rasanya bagi saya melihat seorang putri menemani kita semua para tentara ini "
Pernyataan langsung dari kornelianus
Kepada Nubina yang baru turun dari kereta nya,Nubina bereaksi dengan memperhatikan Kornelianus dari atas sampai bawah , memiringkan kepala nya dengan sebuah tanda tanya
Seakan heran juga dengan tidak ada jawaban apapun dari sang putri Kornelianus pun malah membisu
Disebelah nya tuan putri , sang tuan putri memecah kebingungan keduanya
"Putri Nubina mereka adalah pemimpin kastil pertahanan ini, dengan kesopanan nya dia datang kesini untuk menyambut anda "
"Ohh, kalau begitu senang bertemu dengan anda Tuan kornelianus dan sebelah nya??? ... "
Sebelum Hankel memulai perkenalan diri nya Nubina langsung melanjutkan kata kata nya
"Yasudahlah pokoknya itu bisa dilanjutkan nanti , Lebih penting lagi bawa kami masuk dan perlihatkan tempat ku untuk beristirahat "
".... "
Kornelianus dan hankel terdiam
Tanpa basa basi akhirnya rombongan putri akhirnya diantar kan kedalam ruangan peristirahat nya
"Putri Nubina bila anda ingin berkeliling izinkan saya menemani anda untuk melihat lihat " Katanya si Kornelianus
"Tidak perlu aku bisa berkeliling sendiri ,
Lebih baik kau cepat urus saja tugas tugas mu lebih dulu . "
"Baiklah kalau begitu, bila anda butuh bantuan bisa langsung saja meminta ke saya "
Dengus jengkel Putri langsung menjawab ucapan bertele tele si Kornelianus
"Yaya ya "
Setelah itu sang putri memasuki kamar nya ditemani pelayan nya
Membereskan semua keperluan nya di kamar
"Hey Yorna dimana pakaian biasa ku "
"Nona Nubina tak etis rasa nya bila anda memakai pakaian seperti itu di luar kediaman anda "
Nubina sendiri merasa tidak nyaman sekali dengan gaun pakaian nya yang dipakai selama perjalanan begitu ketat, menonjolkan dada nya yang begitu besar seakan terasa sesak dan rok nya yang membuat sulit untuk berjalan
Makanya Itu Nubina ingin cepat cepat kekamar nya berganti pakaian biasa dengan model seperti laki laki
Celana panjang dengan baju seperti kaos. Selama perjalanan sendiri dia tak bisa memakai pakaian biasa nya di kediaman, dirinya sudah diperingatkan oleh ibu ayah dan kakak nya selama itu dia tak boleh memakai nya karena bagaimana mungkin seorang putri memakai pakian laki laki dan bergaya seperti rakyat biasa. Yang mungkin nanti juga nya malah membuat heran orang yang melihat nya bila dia memakai itu seorang pelayan disebelah nya dan seorang yang berpakaian biasa terus dimana nanti tuan nya, itulah yang mungkin terjadi
Mau tak mau akhirnya Nubina sendiri menuruti kemauan mereka walaupun butuh usaha agar Nubina menuruti itu .
Dan sekarang dia tak lagi diperjalanan
Sekarang ini kastil ini tempat dia nubina diami jadi menurut nya Hal itu sudah Tak berlaku lagi
"Sekarang kastil ini merupakan kediaman kita dan lagi aku tak tahan dengan Pakaian seperti ini Yorna, jadi lebih baik kau serahkan baju biasa ku, aku ingin berkeliling istana dan mencoba pedang ku kepada para prajurit"
".... "
Tak bisa lagi, aku tak bisa menasihati nya
Dengan diam nya dia langsung memberikan pakian ganti kepada putri Nubina .
Beranjak dari ruangan setelah berganti pakaian nya, dia mencoba mengelilingi kastil...
Wanita itu lebih tepat nya Nubina meninggalkan kaawasan kantin , setelah mendengar celotehan seseorang tentang dirinya, dia dengan sangat kesal meninggalkan mereka
Mencoba sebisa mungkin pedang besar yang berada dibelakang nya tidak keluar
Dari sarung nya.
Diwaktu yang bertepatan itu terdengar sorak sorai para prajurit ketelinga Nubina yang masih Didalam bangunan kastil ,
Tanpa berbasa basi dia menuju gemeriuh orang yang bersemangat, mencari tahu apa yang terjadi . Nubina yang mencolok dengan pedang besar di belakang punggungnya mencoba masuk kebarisan paling depan penonton ,Orang orang sendiri tidak terlalu menyadari akan kehadiran Nubina mereka hanya berfokus pada kepada orang yang berduel.
Nubina tidak mengerti kenapa mereka berduel, ingin coba bertanya tapi mengurungkan niat nya
Malah lebih berfokus memperhatikan duel nya
Nubina yang melihat pertarungan ini Didalam pandangan nya warrior itu hanya mempermaikan lawan, Tak lebih untuk mengejek nya ...
"Sudah cukup melihat duel bodoh mereka, lagipula kenapa mereka berduel "
Sesudah mengetahui bagaimana Lintas pertarungan itu Nubina mempertanyakan kenapa mereka berduel
Diselang waktu itu Wanita yang berkeliling untuk berjudi datang dihadapan Nubina
"Nah Nona apa kau ingin ikut bertaruh juga ?"
"Hmm?, apa kau tau kenapa mereka berduel? "
Mengabaikan ajakan bertaruh, Nubina malah bertanya kepada si wanita
Dan dengan enggan si wanita menjelaskan garis besar duel itu
"Kenapa tidak ada yang memisahkan mereka "
"Bukankah itu lebih menarik "
"... "
Senyum masam pun terlihat dimuka Nubina setelah mendengar jawaban si wanita itu
Mengabaikan Nubina dia wanita itu pergi menawari mereka untuk ikut berjudi...
Tepat diwaktu itu lah Nubina berlari kedepan menghampiri mereka yang berduel dan menebas kan pedang besar nya kearah bola api, sekejap api itu terbelah menjadi dua
Mata penonton terbelakak melihat kejadian itu .