Jangan lupa vote and follow ya readers. Selamat membaca :)
Setelah menyelesaikan ritual mandi dan perawatan malamku, aku merebahkan tubuhku yang mulai terasa sedikit sakit di atas tempat tidur kesayanganku. Kuraih ponselku di atas meja, sebelah tempat tidurku untuk memeriksa apakah ada pesan masuk atau tidak. Sebuah nomor baru kulihat mengirim pesan "besok berangkat kerja jam berapa? Lucien" isi pesan tersebut.
"Jam 06.30. Terimakasih, maaf karena sudah merepotkanmu" balasku.
"Ok" balasnya lagi.
Kututup pesan tersebut dan beralih ke sosial mediaku untuk sekedar melihat-lihat berbagai informasi. Beberapa saat kemudian mataku mengantuk dan aku pun mulai memasuki alam mimpi.
Alarm ponselku berbunyi menandakan sudah pukul 05.00 pagi, "oh kenapa cepat sekali pagi? aku masih sangat mengantuk, perasaan baru saja aku tidur sebentar...huft" keluhku.
Dengan malas aku bangun menuju kamar mandi untuk melakukan ritual pagiku. Setelah itu aku membuat sarapan dan mulai menyantapnya sambil membaca komik kesukaanku di aplikasi komik online.
"Ting" nada pesan masuk di ponselku berbunyi. Kulihat pesan tersebut dari Lucien dan Rain. "Ingat sarapan dan hati-hati di jalan saat berangkat kerja" isi pesan Rain yang langsung saja aku balas "ok".
Kulihat pesan dari Lucien "aku sudah berada di depan" kulirik jam di ponselku ternyata sudah menunjukkan pukul 06.20, dengan tergesa aku menyelesaikan sarapanku dan menyelesaikan persiapanku berangkat kerja.
"Sungguh sial aku kira masih pukul 06.00 ternyata sudah jam segini. Lagian itu orang rajin amat dateng 10 menit lebih awal" gumamku sambil tergopoh.
Buru-buru kubuka pintu gerbang tempat tinggalku dan melihat ke luar, akan tetapi aku tak menemukan mobil yang semalam mengantarku. Kebingungan dengan hal tersebut, tiba-tiba sebuah Nissan Juke berwarna hitam membunyikan klakson. Kuperhatikan lagi siapa orang yang berada di dalam mobil itu, tetapi aku tak bisa melihat karena kaca mobilnya sangat gelap. Turunlah kaca mobil tersebut dan barulah aku melihat siapa yang ada di dalam mobil itu. Dengan cengengesan aku menghampiri mobil itu dan langsung masuk.
"Sorry, aku tidak tahu jika kamu yang ada di dalam mobil ini, karena mobil ini rasanya berbeda bentuknya dengan yang kemarin" kataku cengengesan pada laki-laki di sampingku.
"Tsk....jelas berbeda karena memang mobil yang berbeda" jawabnya singkat. "Oh" sahutku.
"Tunjukkan jalan ke tempatmu bekerja!" perintahnya. "Ok siap bos! kataku singkat sambil tersenyum dan memberikan alamat tempatku bekerja padanya.
"Kamu bekerja di daerah K dan tinggal di kota D, apa tidak lelah?" tanyanya heran. "Lelah pasti iya tetapi aku sudah terlalu nyaman untuk tinggal di tempat tinggalku sekarang, makanya aku jadi malas untuk pindah-pindah lagi" jelasku padanya. Dia hanya manggut-manggut berusaha memahami pola pikirku.
"Apa kamu sudah sarapan?" tanyanya lagi. "Sudah, kenapa?apa kamu mau mengajakku sarapan?" jawabku menyelidik sambil tersenyum. " Ya...karena aku belum sarapan pagi ini makanya aku bertanya apakah kamu sudah sarapan. Lagipula biasanya aku sarapan kok di rumah hanya saja hari ini aku harus mengantarmu bekerja jam 06.30, makanya aku jadi melewatkan sarapanku di rumah" jawabnya panjang lebar.
Sambil tersenyum aku berkata "kalau kamu memang ingin beli sarapan, beli saja dulu aku tidak keberatan harus menunggumu beli sarapan. Lagipula jam kerjaku adalah 08.00". Jujur dari kemarin sampai hari ini, kalimatnya tadi adalah kalimat terpanjang yang pernah dia ucapkan padaku. Aku merasa sedikit senang karena dia sudah tidak bersikap dingin lagi.
Berhentilah dia di salah satu kedai kopi ternama di kota D. Setelah membeli sarapannya, kami pun kembali melanjutkan perjalanan ke tempat kerjaku.
07.40 aku sudah sampai di tempat kerjaku. "Kamu kerja di bagian apa?" tanyanya tiba-tiba. "HRD " jawabku singkat dan langsung turun dari mobilnya. Dari parkir mobil bisa kulihat rekan-rekan kerjaku memperhatikanku dengan penuh tanda tanya. Tentu saja mereka penasaran dengan siapa yang mengantarkanku bekerja hari ini karena selama bekerja di sini aku selalu datang sendiri, jika berdua paling itu hanya dengan sahabatku Elsa.
Tanpa memperdulikan tatapan mereka semua, aku langsung masuk menuju ruanganku. Tiba-tiba suara dari seorang gadis membuatku sangat terkejut. "Siiiissssyyyy!!!!" teriak gadis itu yang tak lain adalah Elsa. Dengan kesal aku menoleh "What???" jawabku.
"Itu siapa yang nganterin kamu hari ini?gebetan baru ya?gantengkah?" cerocosnya menggodaku.
"Apakah yang mengantarkanku hari ini lebih penting dari pada lukaku?" kataku sarkas padanya.
"Oh My God kamu kenapa Jane?kenapa kamu bisa luka begini?ini lagi, lututmu kenapa bengkak begini?" tanya Elsa heboh. Tentu saja semua orang di tempat kerjaku sudah biasa melihat tingkahku dan Elsa yang selalu heboh seperti ini.
"Oh jadi sekarang kamu sudah bisa melihat lukaku ya?tadi yang kamu tanyakan bukannya siapa yang mengantarku? Dasar sahabat jahat" kataku berpura-pura kesal.
"Ayolah Jane aku minta maaf sudah bertanya seperti itu tadi, sekarang jawab aku sebenarnya apa yang terjadi padamu kemarin?" tanya Elsa lagi dengan wajah memelas.
"Ya seperti yang kamu lihat, tidak lain dan tidak bukan adalah kecelakaan. Kemarin aku ditabrak mobil dan inilah hasilnya. Lalu orang yang mengantarku tadi adalah orang yang menabrakku kemarin. Dia bilang akan bertanggungjawab padaku, tentu saja aku terima pertanggungjawabannya. Hahahaha kan lumayan dapet tumpangan gratis" jelasku panjang lebar pada sahabatku sambil tertawa.
"Uuhhh kasian Janeku ditabrak mobil jadi luka begini. Tapi yang nabrak gantengkah?" tanya Elsa antusias.
"Gantenglah tapi kamu gak boleh deketin dia karena dia targetku" kataku pada Elsa. Aku tahu Elsa pasti akan sangat tertarik dengan Lucien jika dia mengetahui Lucien adalah seorang laki-laki yang sangat tampan. Sebelum Elsa menarget Lucien menjadi mangsanya, lebih baik aku katakan saja jika Lucien adalah targetku. Dengan begitu Elsa tidak akan mengganggu ataupun menggoda Lucien untuk menjadi kekasihnya. Jujur aku memang tertarik dengan Lucien karena wanita mana yang tak suka dengan lelaki tampan?
"Akhirnya kamu move on juga dari kakakku, jadi sekarang aku sudah bisa bilang deh ke kamu kalau sebenarnya kakakku sudah memiliki kekasih" kata Elsa jujur.
"Sudah kuduga" batinku. Meskipun sudah putus setahun lebih, tetapi masih saja aku merasakan sedikit rasa sakit di hatiku mendengar pengakuan Elsa tersebut.
"Kamu jangan bilang ke kakakmu jika aku mengalami kecelakaan kemarin, ok?" kataku memperingatkan Elsa.
"Ok Jane apa sih yang tidak aku lakukan untukmu?" jawabnya lagi. Kami pun melenggang menuju meja kerja kami masing-masing.
Elsa merupakan adik kandung dari mantan kekasihku Rain, tetapi dia sangat baik padaku dan kami pun bisa menjadi sahabat baik. Meskipun usianya jauh lebih muda dariku tetapi kami sangat nyaman mengobrol bersama bahkan berbagi hobi yang sama.
Dulu ketika aku dan Rain bertengkar Elsa'lah yang menjadi penengah kami, dia tak memihak salah satu dari kami melainkan dialah yang membuat kami berbaikan kembali. Saat aku dan Rain putus, dia pun sangat berusaha menghiburku dan mendorongku agar bisa move on dari Rain.
Jika aku pikir kembali Elsa malah lebih baik padaku dibandingkan pada Rain. Aku pun heran mengapa Elsa seperti itu, pernah aku bertanya padanya mengapa dia sangat baik padaku, dia dengan santainya mengatakan karena aku orang yang sangat menyenangkan baginya. Aku merasa sangat bersyukur karena memiliki sahabat seperti Elsa. :)