Aku terus berjalan di lorong, Pak BaekHyun menyuruh ku membersihkan lapangan. Aku mengambil sapu dan mulai menyapu pinggiran lapangan. Cuaca hari ini sangat terik, benar-benar sangat terik. Di tambah lagi aku belum makan.
Sebenarnya aku heran, kenapa ada banyak sekali sampah di lapangan, padalah lapangan kan cuma di gunakan saat jam olahraga, bukan jam istirahat, tapi kenapa lapangan ini benar-benar terlihat seperti tempat pembuangan sampah.
Aku menyapu sampah-sampah itu dan membuang nya ke tong sampah di pinggir lapangan. Aku tidak tahu seberapa lama ini akan selesai. Aku kembali menyapu lagi. Tubuh ku sudah sangat berkeringat. Aku kembali ke tengah lapangan untuk kembali menyapu lagi.
"Yerin." Seseorang memanggil ku.
Aku melihat siapa yang memanggil ku.
"Taehyung, sedang apa kamu di sini?" Tanya ku.
Dia malah berjalan ke arah ku. "Aku ingin membantu mu, sini." TaeHyung tiba-tiba mengambil sapu itu dari tangan ku.
"Tidak perlu Tae, nanti kamu malah kena masalah karena ada di luar jam segini." Ucap ku.
"Tidak masalah Yer, ini keinginan ku sendiri kok. Lagi pula semakin cepat selesai semakin bagus kan" Ucap nya. Dia mulai menyapu di tengah lapangan menggantikan aku.
Aku mengambil satu sapu lagi dan menyapu di sisi lain lapangan. Aku merasa semakin siang, matahari nya menjadi semakin terik. Lapangan ini sangat terbuka. Bahkan panas nya terasa menyengat di kepala ku dan di kulit ku.
Kepala ku mulai terasa pusing dan perut ku juga tiba-tiba terasa sangat perih.
"Akhh." Aku terus meremas perut ku. Kenapa tiba-tiba bagian perut ku perih. Aku berjalan ke pinggir lapangan dan duduk sebentar. Semakin lama sakit nya semakin memburuk.
TaeHyung mulai melihat ke arah ku. Dia membuang sampah-sampah itu ke dalam tong sampah dan berjalan ke arah ku.
"Kamu baik-baik saja? Kenapa wajah mu sangat pucat? Kamu sakit Yer?" Tanya nya. Aku menggeleng.
"Tidak kok, aku baik-baik saja, Aku akan melanjutkannya biar cepat selesai." Ucap ku. Dia terlihat khawatir. Aku bangun dan melewati nya. Aku tidak tahu apa yang salah dengan perut ku, tapi aku harus menyelesaikan ini dulu baru aku akan pergi ke UKS.
"Yer, lebih baik kamu ke UKS dulu, aku takut kamu kenapa-kenapa." Ucap TaeHyung. Aku menggeleng.
"Sebentar lagi selesai kok," Ucap ku. Dia mengangguk dan mengambil sapunya lagi. Sebenarnya TaeHyung lebih banyak menyapu nya dari pada aku. Aku merasa sangat tidak enak karena dia yang mengerjakan hukuman ku.
Aku melihat TaeHyung dari kejauhan, dia sudah selesai dengan tempat nya. Kepala ku benar-benar sudah di ambang batasnya. Ini benar-benar pusing. Aku sebenarnya tidak yakin aku bisa berdiri lebih lama lagi di sini membereskan semua ini.
Kaki ku lemas, perut ku sangat sakit, kepala ku pusing, semua nya menjadi gelap. Aku bisa mendengar TaeHyung meneriaki nama ku.
*****
[Normal POV]
TaeHyung melihat wajah Yerin sudah benar-benar pucat, dia takut sesuatu akan terjadi pada Yerin. Baru saja TaeHyung memikirkannya, Yerin sudah jatuh pingsan di tengah lapangan. Tentu saja diri nya panik dan segera membawa Yerin ke UKS.
Dia tidak peduli ada banyak murid yang melihat TaeHyung menggendong Yerin ke UKS. Tidak hanya murid yang melihatnya, begitu juga dengan guru-guru yang ada di lorong. Mereka semua panik karena Yerin pingsan tidak sadarkan diri. Termasuk BaekHyun. Dia tidak pernah mengira ada murid yang pingsan karena disuruh membersihkan lapangan.
BaekHyun ikut berlari ke ruang UKS. Dia juga akan bertanggung jawab jika sesuatu terjadi pada murid nya. Mau bagaimana pun tetap saja Yerin ada murid BaekHyun dan BaekHyun adalah guru Yerin dan yang terjadi pada Yerin di sekolah adalah tanggung jawab BaekHyun.
"Tae, Yerin kenapa?" tanya BaekHyun.
TaeHyung hanya mengangkat kedua bahu nya. "Saya tadi melihatnya pingsan tiba-tiba di tengah lapangan, seperti nya karena dehidrasi pak." Jawab TaeHyung.
BaekHyun menatap Yerin. Tubuhnya pucat dan berkeringat. "Permisi pak BaekHyun, apa benar Yerin murid kelas bapak?" Tanya perawat UKS itu.
"Ya, kenapa?" Tanya BaekHyun.
"Yerin mengalami maag, lalu dia dehidrasi berlebihan, sepertinya dia harus izin di sisa pelajaran hari ini. Tidak mungkin untuk nya terus belajar di dalam kelas, sekarang ini tubuh nya masih perlu beristirahat sebentar." Ucap nya. BaekHyun hanya mengangguk. Dia mantap TaeHyung dengan tatapan yang tidak bisa di jelaskan.
"Jaga Yerin sebentar, saya ingin kembali ke ruang guru." Ucap BaekHyun pada Taehyung.
"Baik pak," Jawab nya singkat sebelum BaekHyun keluar dari ruang UKS.
BaekHyun hanya ke ruang guru untuk memberikan informasi kalau Yerin akan izin untuk sisa hari ini karena keadaan nya yang kurang sehat. Sebenarnya dalam hati BaekHyun juga cemas, dia lah yang memberikan hukuman pada Yerin dengan keadaan emosi. Seharusnya BaekHyun bisa mengontrol emosi nya dengan benar.
Semua murid sudah kembali ke kelas nya masing-masing. Kebetulan jadwal BaekHyun sedang kosong. Dia menyuruh TaeHyung masuk ke kelas dan membiarkan BaekHyun yang menggantikan nya menjaga Yerin.
Awalnya TaeHyung tidak mau, tapi karena BaekHyun mengancam Taehyung akan melaporkan diri nya pada wali kelasnya, Taehyung terpaksa kembali ke kelasnya.
BaekHyun menunggu Yerin bangun di meja perawat. Diri nya sangat bosan karena Yerin tidak kunjung membuka matanya juga. Perasaan BaekHyun tidak akan bisa tenang sebelum Yerin sadar.
[Normal POV END]
*****
"Shhh" Aku mendesis, kepala ku masih pusing. Tapi aku melihat sekeliling ku. Ini bukan di lapangan. Ak melihat nya lagi lebih jelas.
Ini di UKS, tapi bagaimana aku bisa ada di sini?
Aku bangun untuk duduk sebentar. Tangan ku di infus?
"Pak BaekHyun?"
Tadi yang sebelumnya sedang menatap sebuah kertas di depan nya sekarang dia menatap ke arah ku. Aku tidak tahu apa dia masih marah kepada ku.
Pak BaekHyun berdiri dan berjalan ke arah ku. "Kamu belum makan, belum minum apa pun dari pagi, kenapa kamu tidak bilang?" Tanya nya dengan suara berat. Aku pikir dia masih marah.
"Bapak sedang marah tadi, jadi saya tidak berani bilang apa-apa lagi." Jawab ku pelan.
"Tapi jika kamu kenapa-kenapa, saya yang tanggung jawab." Dia menggeram.
"Maaf pak." Aku hanya bisa meminta maaf, tidak ada gunanya lagi untuk terus berdebat dengan nya.
Dia mengambil sebuah kantong plastik. "Makan dan minum ini, sekarang." Pak BaekHyun memberikan ku kantong plastik itu.
Aku mengambil nya karena dia terlihat sangat menyeramkan, aku tidak berani membantahnya lagi. "Cepat makan di depan saya," Ucap nya. Dia kembali duduk di sana sambil terus memantau ku. Aku bahkan belum membuka plastik ini.
Rasanya sangat tidak nyaman jika di awasi seperti seorang buronan.
"Kenapa kamu sangat susah dibilang in? Yerin, kamu sudah kelas 3, bersikap lah lebih dewasa." Ucap pak BaekHyun.
Aku membuka plastik itu. Aku pikir pak BaekHyun akan memberikan ku roti atau kue atau makanan ringan. Tapi kenyataan nya tidak.
"Pak, ini bukan makan siang bapak kan?" Tanya ku. Dia menatap ku lagi.
"Makan saja, tidak usah banyak tanya." Jawab Pak BaekHyun. Aku mengambil sendok itu dan memakannya. Jujur saja, aku sangat tidak suka dengan sayur. Tapi dengan aku yang masih di awasi seperti itu, aku tidak mungkin mengatakan pada pak BaekHyun. 'Pak saya ga suka sayur.'
Aku sudah memakan setengah nya, perut ku sudah tidak bisa makan lagi. "Pak, saya kenyang." Ucap ku. Pak BaekHyun mengambil kotak makan itu dan menutup nya.
"Minum" Dia memberikan ku botol minum ku. Aku menatap nya bingung. "Bapak ambil di tas saya ya?" Tanya ku dengan hati-hati.
"Ya, dan tas mu isi nya sangat tidak berguna." Jawabnya.
Aku tidak tahu apa yang dia lihat di dalam tas ku. Dan ponsel ku. Aku tidak memberikan kata sandi untuk ponsel ku. Aku harap pak BaekHyun tidak membuka ponsel ku saat aku tidak sadar tadi.
"Minum Jung Yerin." Ucap nya sekali lagi. Aku segera meminum nya.
"Bapak tidak melihat isi ponsel saya kan?" Tanya ku dengan hati-hati. Dia mengeluarkan ponsel ku dari saku nya.
"Maksud mu ini?" Tanya pak BaekHyun. Aku membulatkan mataku.
"Pak, tolong kembalikan ponsel saya." pinta ku. Pak BaekHyun malah memasukkan ponsel ku ke dalam saku nya lagi.
"Ponsel kamu saya sita, suruh orang tua kamu datang ke sekolah untuk mengambil ponsel mu, saya ingin berbicara dengan orang tua mu." Ucap Pak BaekHyun.
Aku tidak percaya ini. "Tapi pak, saya kan sudah menjalani hukuman saya, apa itu tidak cukup?" Tanya ku. Aku tidak ingin orang tua ku mengetahui tentang hal ini.
"Kalau begitu, saya akan mengembalikan ponsel mu hari Senin, tapi kamu harus menulis surat permintaan maaf dan menulis kalimat 'Saya tidak akan menyontek saat ulangan ataupun ujian di semua mata pelajaran.' sebanyak 10 lembar bolak balik.." Ucap pak BaekHyun.
"Pak," Aku memelas. Apa guru ini sudah gila. Sebenci itukah dia pada ku.
"Kenapa? Kamu tinggal pilih, selesaikan atau minta orang tua mu datang ke sekolah?" Tanya pak BaekHyun.
Aku diam. Hidup ku semakin sulit saja setiap hari nya.
"Berikan saya jawabannya, atau saya akan segera menelepon orang tua mu untuk datang sekarang." ancam BaekHyun.
"Saya akan menulis semuanya." Jawab ku. Pak BaekHyun tersenyum.
"Saya mau semua nya selesai hari ini, saya tunggu hingga jam 5." Ucap Pak BaekHyun sambil memberikan ku 11 lembar kertas. 10 kertas folio bergaris dan 1 kertas F4 yang baru saja dia ambil dari lemari di sana. Aku mengambil pen dari saku rok ku. Semoga saja tangan ku tidak putus setelah ini.