Tak tak tak ctak!!
Suara ketikan cepat mendominasi ruang
minim cahaya. Jemari kurus pucat itu terus
saja menari-nari di atas keyboard tanpa jeda
selama berjam-jam lamanya. lingkaran hitam
pada matanya telah menunjukan berapa lama
pemuda itu duduk menatap layar PC di
hadapannya.
Brak!!
Pintu terbuka membiaskan cahaya dari luar
ruangan. pemuda yang duduk didepan layar
PC cepat-cepat menaikan selimut yang
dipakainya menutup hingga kepala berusaha
menyembunyikan dirinya sendiri dari tatapan
pria paruh baya yang membawa nampan
sambil tersenyum layaknya orang bodoh
"Karion sayang~ ayah membuatkan sup
jagung kesukaanmu".
"..."
Tidak ada jawaban dari pemuda yang
dipanggil Karion itu. Pria yang mengaku
sebagai ayahnya pun hanya bisa menghela
napas dan memaksakan senyum, selalu
seperti ini. Ia masih tidak bisa meluluhkan
hati putra angkatnya ini sejak peristiwa itu.
"Ayah harus bekerja, makannya ayah
tinggalkan di meja ya. Makanlah saat kau
lapar". Setelah mengatakan itu ia mengusap
kepala Karion dengan sayang lalu keluar dari
sana.
Setelah sang ayah pergi Karion baru
menurunkan selimut yang menyembunyikan
kepalanya, segera pula ia melepas headphone
yang menutup telinganya sejak tadi.
"Pria sialan itu mulai berani menyentuhku,
huh?". sekilas matanya menunjukan kilatan
emosi yang cukup kuat. Tidak pernah dalam
hidupnya Karion berpikir akan terkurung
ditempat ayah angkat yang sampai kapanpun
tidak akan pernah ia akui sebagai
keluarganya. Kalau saja bukan karena orang
itu kekasih mendiang ibunya, Karion tidak
harus kehilangan orang yang telah
melahirkannya itu.
Kalau saja bukan karena dia...
Karion memukul meja didepannya dengan
tangan terkepal kuat, kepalanya tertunduk lalu
air matanya menetes turun.
"Sialan.. kau bahkan belum menikahi Mama,
kenapa kau jadi ayahku?!".
Setelah itu yang terjadi adalah Karion yang
bangkit dan mengunci kembali pintu kamar
dengan kunci yang ia miliki. Ia lelah berada
diruang persegi yang terbatas ini.
____________________________________________
Ayo tinggalkan komentar setelah baca! 😳