Chereads / Puisi Rindu / Chapter 2 - Masa SD

Chapter 2 - Masa SD

Saat aku kelas 3 SD tapi orang lain mengiranya aku itu anak TK, mungkin karena ku kecil dan muka ku yang terlalu imut . Pagi ini cukup cerah, aku anak yang cukup pemalu dan pendiam . Nama ku Dita dan hari ini aku ditembak anak laki-laki bernama bagas, dia lucu dan cukup bikin pusing . Aku tidak mengerti apa yang di maksud pacaran itu, aku hanya terdiam . Dia terus mengikuti ku, karena aku selalu ditinggal saat latihan, oia bayangkan saja aku anak perempuan tapi dimasukan kursus bela diri taekwondo . Orang tua ku terlalu terobsesi anaknya menjadi laki-laki . Bahkan saat masih bayi, aku sempat mau ditukar sama anak tetangga dia lahir lebih dulu dari ku tapi dihari yang sama . Dan anak itu 1 kelas dengan ku saat ini .

Ok balik lagi ke soal bagas, dia yang mengajak ku pacaran hahaha anak SD masa pacaran .

"Eh Ling-Ling, ayok pacaran sama bagas" katanya dengan suara cempreng . aku hanya terdiam karena tidak mengerti arti kata itu . Dia pun mengajak ku ke jembatan biru sambil menarik tangan ku, dia terus mengajak ku pacaran .

"Pacaran itu apa?" kata ku.

"Masa gak tau pacaran?" kata bagas dengan muka gemasnya karena aku tidak tau artinya .

"Enggak." kata ku sambil melihat air sungai dibawah jembatan .

"Serius gak tau? Bagas tuh suka sama Dita. Kamu itu cantik, lucu sipit"

Aku masih diam karena memang tidak mengerti, aku hanya seorang anak SD yang tidak banyak tau, dapat pernyataan suka sama anak laki-laki 1 tempat kursus ku?

Oh ya, dulu pas TK aku pun pernah dapat pernyataan seperti ini, bahwa anak lelaki itu berbicaranya ke ibu ku hahaha . Katanya karena aku bisa main bola, dan jago berantem sering pukul anak orang sampai-sampai gak punya teman . Mungkin karena sering berantem ini jadi dimasukin kursus bela diri ini .

"Yaudah kalau enggak mau pacaran, gak apa-apa masih banyak cewek cantik ko disekolah Bagas ." lanjutnya.

Aku masuk lagi ke dalam gedung, lalu dihampiri sama anak yang mau ke gereja .

"Kamu gak ke Gereja?" kata michel anak laki-laki seperti dibawah umur ku.

"Buat apa ke gereja?"

"Kamu noni kan? Ayo ke gereja sama-sama, kamu sendirian ya?"

"Aku Islam" kata ku dengan polosnya .

"Oh kamu udah mualaf ya?"

Aku makin gak mengerti apa lagi katanya . Lalu dia menghampiri papa nya, dan aku mendengar perkataannya "Pah dia mualaf" sambil menunjuk ke arah ku . Papah nya hanya tersenyum lalu berlalu jalan .

Mungkin karena muka ku tidak pribumi, mata ku terlalu sipit , dan kulit ku pun juga putih pucat .

Biasanya setelah pulang latihan aku selalu ke lapangan nya di sana selalu ada pasar kaget dan banyak jajanan .

Aku memang anaknya terlalu cuek, bahkan aku cuma dia saat .

Beberapa minggu kemudian bagas mulai bersikap biasa saja tapi dia masih sering usil . Dan hari ujian kenaikan sabuk pun di mulai, aku ditemani ayah ku, dan ayah berbincang dengan ayah nya bagas yang ku dengar . Bagas itu piatu, ibunya meninggal sesudah melahirkannya, dia tinggal bersama bibi nya . Ayah dan ibunya menunggu 11 tahun untuk bagas ada di kehidupannya, tapi bagas anak yang baik dia penurut dan tidak pernah menyusahkan bibi nya .

Bahkan kata ayahnya dia selalu jalan kaki dari tempat latihan ke rumah, padahal jaraknya sangat jauh.

Sebenarnya ada kakak senior yang kusukai, dia anak SMP sepertinya . Dia hebat selalu bawa skateboard, namanya Cikal . Aku sangat suka padanya, tapi dia selalu usil juga entar rambut kepang ku di tarik lah, padahal aku sedang duduk diam, bagas juga suka begitu bahkan masih sering usil rambut ku di kasih bunga entah dia cabut dimana .

Tempat kursus ku demo di sekolah ku, dan ada insiden menegangkan.

Papan yang dipakai untuk aktraksi terpental dan mengenai jidat ku hingga benjol . Semua orang panik dan para ibu siswa merasa takut, kursus ini berbahaya bagi anaknya . Aku pun segera di obati, benjolnya cukup besar tadi aku hanya kaget saja dan menangis, bahkan aku pun ikut terpental . Gara-gara insiden itu aku makin di sayang pelatihku, padahal beliau punya anak perempuan seumuran ku .

"Kamu enggak apa-apa kan cuma benjol aja" kata Farid, dia yang menendang papan tadi .

"Iya, yaudah mau pulang"

"Mau di antar pulangnya ga?"

"Enggak usah deket ko rumahnya" aku langsung lari pulang .

Esoknya di sekolah, teman-teman ku ribut soal kejadian kemarin katanya bahaya sekali .

Kata ku kan itu cuma kecelakaan, dan benjol jidat ku pun sudah hilang tapi sedikit memar .

"Tapi keren sih" kata Ahmad .

"Keren kalau buat nendang preman" sambung Rama .

"Enggak keren kalau melukai orang" kata desi sambungnya, melihat ke arah ku . Lalu berkata lagi " Sakit gak sih dit? Untung mata kamu enggak ilang, tapi udah ilang sih, enggak keliatan juga sih ." usilnya menggodaku.

Beberapa bulan kemudian kenaikan sabuk lagi tapi kali ini menginap di gedung, lalu tengah malam lari keliling komplek . Ada sesuatu yang menarik, saat kami lari beriringan 1 baris, di atas ada yang terbang dari pohon ke pohon, sebenarnya sabam ku juga lihat . Aku kehabisan nafas dan berlari paling belakang, diseberang sungai aku melihat jelas ada yang sedang duduk . Dia melihat ke arah kami, mungkin karena kamu pun pakai baju putih celana putih.

Aku menunjuk nya sambil jalan, itu diseberang ada yang liatin kita tau lagi duduk dia pakai bajunya kotor lusuh gitu . Salah satu kakak senior ku panik dan dia berlari ke depan .

"Cepat larinya kamu terakhir loh, Jo kamu jagain dia ya aku duluan takut ." katanya .

"Aku capek, udah gak kuat lari" akhirnya di tarik Kak jo, pas nyampe gerbang di cie in . Aku enggak ngerti kenapa begitu lagi .

Hari ujian pun sudah selesai aku naik sabuk, dan akhirnya aku tidak ke sana lagi tapi jadinya private di sekolah .

Cuacanya cukup cerah hari disekolah ku pun biasa saja, karena aku sudah sibuk kelas 5 dan sebentar lagi kelas 6 jadi kursus ku terhenti .Hari demi hari, musim hujan berlalu payung berjejeran didepan kelas . Kenaikan kelas pun tiba, dan hari-hari ku pun penuh dengan les, disekolah ada pelajaran tambahan aku selalu bawa bekal yang banyak dan pasti anak-anak cowok selalu minta jadi bekal ku sellau habis saat sampai di rumah .

Kelas 6, aku menjadi ketua kelas lagi 2 tahun berturut-turut menyenangkan bukan? Bisa memerintah teman-teman mu .

Di hari sabtu, memakai baju pramuka . Aku ngasih bunga ke Agis anak cowok paling ganteng maksudku, bunganya kasih ke Sri, tapi kesalahpahaman pun terjadi . Aku malah di cie-cie dan di kira suka sama agis . Sri pun marah dan pertemanan ku pun rusak . Ya saat itu kan masih kecil, pasti ada kejadian seperti itu . Dan kemudian berjalan seperti biasa, kelulusan pun tiba .

Hari ini aku pertama kalinya naik ke panggung karena juara 1 dikelas 6A, walaupun selalu masuk 3 besar tapi ini hari kelulusan pelepasan dari masa SD ku .

Saat di panggil ke panggung, aku sedang makan eskrim .

Lalu eskrim nya ku buang, dan tergesa-gesa naik . lalu berfoto beberapa kali . Semua orang tidak menyangka aku juara dan ya pasti ada saja yang tidak suka .

Semua orang bersama orangtuanya tapi ibu ku sibuk dengan adik ku yang kelas 1 SD jadi masih di antar-jemput .

Apa yang akan kamu lalukan jika bisa balik ke masa lalu ?

Mungkin aku tidak akan berbuat kenakalan anak kecil, ya?

Atau mencoba melihat masa depan? Tahun berapa yang akan kamu pilih? Mungkin aku terlalu polos, tapi aku bisa melihat masa depan, sejak kecil aku sudah bisa melihat makhluk halus kasar mata . Tapi aku hanya diam saja .

Dan sesekali main bersama mereka .

Aku di anugrah kan kekuatan spesial ini. Tapi aku selalu menolak, takut benar-benar takut .

Aku tidak pernah cerita kesiapa pun, tapi teman-temanku pun ada beberapa yang bisa juga, dan aku sering main bersama mereka dilapangan dekat rumah ku . Entah main jelangkung atau apapun rasanya seru, tapi saat mereka nya mau main kami tinggalkan karena sudah bosan. Rasanya dulu seseru itu, tapi kini aku berpikir ko bisa sih aku bermain kaya gitu ?

Horor sekali padahal tidak pernah main menonton film Horor .

Dan kini masuk Masa SMP ku yang penuh dengan kejutan...