Chereads / Uncommon Sense / Chapter 2 - Awal pertemuan

Chapter 2 - Awal pertemuan

Prolog

Jika suatu saat nanti kita bertemu kembali aku harap aku lah yang pertama, pertama untuk kau jumpai pertama untuk selalu kau bagi tau pertama yang ada saat aku sedih dan pertama untuk saat terakhirmu.

Beijing

Matahari mulai terbangun dari tidurnya, pertanda semua makhluk yang ada di bumi memaksa untuk terbangun dari mimpi indahnya dan segera memulai aktivitas seperti biasa. Sama halnya seperti seorang gadis ini bahkan sebelum sang mentari menampakkan sinarnya dia sudah terbangun dan segera bekerja menghantarkan susu setiap pagi dari rumah ke rumah sembari menghantarkan koran. Yah, pagi pagi dia sudah bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya sehari hari. Dia tinggal bersama ayah dan ibu serta dua adiknya yang masih kecil.

Sierra itulah nama gadis ini. Tidak seperti orang cina pada umumnya memang dia bukan orang cina. Mengingat penampilannya jauh dikatakan seperti orang cina pada umumnya yang terkenal dengan kulitnya yang glowing ataupun matanya yang sipit ataupun yang terkenal akan kecantikkannya yang natural walaupun itu semua palsu ah maksudnya semua serba operasi plastik atau mungkin efek make up yang di pakainya yang terlalu bagus.

Ayah sierra bekerja sebagai buruh pabrik yang ada di salah satu kota beijing, yang merupakan pabrik kecil bukan pabrik yang besar sehingga gaji yang di dapatkan olehnya terasa kurang untuk makan sehari-hari. Sedangkan ibu sierra bekerja sebagai buruh cuci dan bersih-bersih dari rumah ke rumah untuk mendapatkan upah guna melengkapi kebutuhan sehari-hari. Rena dan cicilia adalah nama adik sierra mereka baru berusia 5 dan 6 tahun. Jadi mereka akan bersiap-siap untuk segera memasukki sekolah dasar. Namun apalah daya karena kekurangan dana, mereka terpaksa mengurungkan niat untuk bersekolah.

Mentari mulai terik dan tak terasa sierra telah menghabiskan waktu setengah hari untuk menyelesaikan mengantar susu ke rumah rumah pelanggan.

" kruuukkk~" terdengar bunyi perut sierra. Sambil memegangi perutnya dia menghentikan kayuhan sepedanya dan menepi di sebuah rumah yang terlihat sangat megah namun sepi seperti tak perpenghuni. Dengan segera sierra masuk ke dalam gerbang pintu rumah tersebut dan duduk di depan teras rumah itu.

"Kruuuukkkk~" kali ini terdengar dengan keras. Sierra mengigit bibirnya dan segera membuka bekal yang dibawanya dari rumah. Hanya sekepal nasi putih dengan telur dadar setengah potong. Ya karena keadaan ekonominya keluarganya harus menghemat makanan. Jangankan untuk bermimpi makan dengan mewah setiap bulannya bertemu dengan nasi saja dia sudah bersyukur. Dengan segera sierra membuka mulutnya tapi tiba tiba seekor anjing mendekat kepadanya.

Sierra segera berdiri dan segera membawa bekal makanannya pergi menjauh. Namun tak disangka dia melihat anjing tersebut tiba tiba tersungkur. Dan dengan hati-hati dia mendekati anjing itu. Dia melihat terdapat luka dibagian perut anjing itu. Hati kecilnya tergerak untuk mengobatinya. Dilihatnya lukanya sebentar dia segera berlari kecil menuju tasnya untuk mengambil obat dan perban yang selalu tersedia ditasnya. Anjing itu mengeluarkan suara lolongan lirih seakan mengatakan bahwa luka yang dialaminya sangat pedih saat sierra meletakkan obat merah di perutnya. Dengan lembut mata sierra memandang mata anjing itu dan segera mengelus kepalanya pelan dan penuh kasih sayang.

"Tidak apa-apa. Jangan takut. Lukamu akan segera sembuh jangan bersedih ok?"

Sierra melihat mata anjing itu seperti ada magnet yang menariknya untuk lebih berlama-lama menatapnya. Warna mata biru yang sangat cantik pikirnya dalam hati. Dan tak lama kemudian anjing itu melolong dengan keras.

Aaaauuuuuuuuu

Sontak sierra terperanjat. Dia pikir dia hewan yang diselamatkan tersebut adalah seekor anjing namun ternyata adalah seekor serigala. Ya bagi sierra tak ada bedanya antara bentuk anjing maupun serigala, kecuali jika mereka sudah bersuara baru dia tahu bahwa mereka berbeda. Sierra melangkah mundur menjauhi serigala tersebut namun lagi-lagi dia terpana melihat bulu yang ada pada serigala tersebut berwarna hitam bercampur putih dengan sangat apik dan sangat tebal. Andaikan dia memelihara binatang tersebut tentulah akan sangat bagus karena dia berpikir dia akan sangat merasa hangat apabila musim dingin tiba. Tanpa harus repot-repot dia mencari sisa sisa ranting di tepi jalan atau bahkan sedikit mendaki bukit yang ada di belakang rumahnya guna mencari kayu untuk dibakar guna menjadi pemanas ruangan ketika musim dingin tiba.

Dengan segera sierra menggelengkan kepalanya guna menepis apa yang ada dipikirannya. Dilihatnya kembali serigala itu dan tiba-tiba serigala itu sudah berdiri di depan sierra sembari menatap tajam. Sierra yang melihat itu jatuh terduduk dan menelan salivanya dengan susah payah.

"Besar sekali" pikir sierra ketika melihat serigala itu menunduk dan mengendus-endus sekitar leher sierra. Ada rasa takut yang menjalar dalam dirinya. Tanpa terasa sierra dengan refleks memejamkan mata saat serigala itu kian mendekat lagi padanya. Lembut. Batin sierra. Segera sierra membuka mata dan melihat bahwa serigala itu sedang mengusel-usel kepadanya. Serigala itu memutari sierra dan kembali bermanja dengannya. Entah kemana perginya perasaan takut itu. Sierra segera tersenyum dengan lembut dan kembali mengelus kepala dan badan serigala itu dengan lembut.

" kau sangat jinak. Apa kau pernah dipelihara oleh manusia sebelumnya?" Tanya sierra pada serigala itu. Namun yang ada dijawabnya dengan lolongan khas serigala itu. Dan itu membuat sierra sedikit bingung. Apa yang dijawabnya? Pikir sierra keras.

" baiklah aku akan pulang, sebelum kedua orang tuaku mencariku." Memang tanpa sadar sierra menghabiskan waktu hingga petang dan dilihatnya masih terdapat semburat kemerah-merahan menandakan matahari akan terbenam. Sierra segera mengambil sepedanya dan mulai memapahnya hingga kedepan gerbang. Dilihatnya serigala itu mengikutinya dari belakang. Sierra yang mengetahui itu segera menoleh dan memakirkan sepedanya sebentar. Dia berbalik menuju serigala itu.

" apa kau ingin ikut denganku?" Tanya sierra.

Serigala itu segera melolongkan kembali suara seakan menjawab mengiyakan perkataan sierra sebelumnya.

" hmm tapi kau tidak boleh ikut denganku. Karena rumahku sangat kecil dan juga aku tidak mempunyai uang untuk membeli daging segar untukmu. Apalagi kqu adalah seekor serigala" jelas sierra padanya.

Tidak apa. Aku masih ingin ikut denganmu. Entah suara darimana tiba-tiba terdengar di telinga sierra. Sierra segera menoleh ke kanan dan kiri mencari darimana sumber suara itu.

Namun dia tidak menemukan siapapun yang ada disekitarnya.

"Siapa yang berbicara? Tidak ada orang sama sekali disini." Ujar sierra

Itu aku.

Sierra kembali menoleh mencari sumber suara namun nihil. Kemudian dia menoleh kearah serigala itu. Dan dia berpikir hanya ada aku dan serigala ini. Apakah mungkin..

Iya itu aku. Suara itu memecah pemikiran sierra.

"Kau bicara padaku" kata sierra pada serigala itu.

Iya.

Sierra terkejut dan segera mengambil langkah mundur.

"Apa kau benar-benar bisa bicara?" Tanya sierra memastikan bahwa yang dialaminya bukan ilusi.

Serigala itu mengangguk seakan memberikan jawaban yang pasti. Sierra hanya bisa melongo melihat kejadian itu.

"Bagaimana mungkin.." ujarnya tidak percaya.

Tutup matamu seru serigala itu.

"Mengapa kau menyuruhku untuk menutup mataku?"

Sudah lakukan saja apa yang aku suruh.

Sierra mengernyitkan dahi dan kemudian mulai menutup matanya. Dan disaat yang bersamaan serigala itu berubah menjadi seorang pemuda yang sangat tampan dengan luka di perut yang sudah di perban oleh sierra. Ya tampilan pemuda itu topless sehingga menampilkan bagian perutnya yang bagaikan roti sobek itu dan sangat menggoda kaum hawa untuk melihatnya bahkan menyentuhnya.

"Kau boleh membuka matamu" ujar pemuda itu kepada sierra.

Sierra pun membuka matanya dan terpana melihat apa yang ada dihadapannya. Sierra menelan saliva dengan pelan. Ya tuhan indah sekali ciptaanmu yang satu ini andaikan aku bisa menyentuhnya pasti aku merasa sangat bahagia.

"Kau boleh menyentuhnya jika kau mau" ujar pemuda itu sembari memberikan smirk kepada sierra.

Sierra yang mendengar itupun langsung merona dan memalingkan wajahnya dengan cepat.

"Apa yang kau bicarakan aku tak mengerti"

"Sudahlah tak perlu kau merasa malu seperti itu bahkan kau boleh memiliki ku sepenuhnya" jawab pemuda itu mendekat kepada sierra.

"Apa kau sudah gila? Jangan mendekat apa yang kau mau?" Ujar sierra kepada pemuda itu.

Pemuda itu kembali melangkahkan kakinya mendekat kepada sierra yang terus melangkah mundur. Namun sayang langkah yang diambil sierra sungguhlah sial bagaimana tidak tubuhnya sudah menabrak gerbang depan dan pemuda itu terus melangkahkan kakinya untuk maju kepada sierra. Pemuda itu menunduk mensejajarkan wajahnya dengan sierra kemudian memajukan wajahnya. Melihat itu sierra segera menutup matanya rapat rapat sembari mencengkeram erat kedua tangannya. Dapat dirasakannya hembusan nafas laki-laki itu di depan wajahnya.

"Mengapa kau menutup matamu?" Ujar laki-laki itu.

Mendengar itu sontak sierra langsung membuka matanya namun apa yang terjadi dia malah kembali terhipnotis oleh kedua mata yang menurutnya sangat menakjubkan itu.

"A.. aa.. akk..aku.. tidak apa-apa" sontak sierra kembali merona bahkan kali ini lebih merona. Senyum terbit di laki-laki itu. Dia mengacak rambut sierra dengan gemas.

"Tak apa. Kau boleh memandangku sesuka hatimu karena aku adalah milikmu dan kamu adalah milikku." Ujar laki-laki tersenyum geli.

"Apa maksudmu? Dan juga kau.. jelaskan padaku kenapa kau bisa berubah menjadi serigala dan kenapa juga kau mengatakan aku milikmu dan kamu milikku maaf tapi bahkan kita baru saja bertemu dengan tidak sengaja. Dan kejadian ini sungguh di luar nalar. Dan juga siapa kau?" Serbu sierra kepada laki-laki itu.

Laki-laki merubah posisinya dan menggaruk kepala yang terasa sangat gatal karena dia merasa pusing dengan begitu banyak pertanyaan yang diajukan kepadanya.

"Bisakah kau menanyaiku satu persatu? Sungguh sangat pusing aku mendengarkan suaramu itu"

"Apa? Kau sungguh.. mengataiku suaraku itu bising?"

Dan anehnya laki-laki itu dapat mengubah wajahnya menjadi dingin dalam sekejap mata. Ada yang aneh apakah laki-laki ini mempunyai kepribadian ganda? Kenapa tiba-tiba dia menjadi sangat dingin tadi dia bisa menjadi senyum sangat manis. Keadaan menjadi hening seketika.

Ehemmm

Sierra berdeham guna mengurangi keadaan yang canggung ini. Dan menolehkan kepalanya kearah lain. Karena laki-laki menatapnya dengan sangat intens.

"Jadi.. siapa kau?" Tanya sierra pada laki-laki itu.

"Jayden" jawab laki-laki itu.

"Jayden? Kenapa kau bisa terluka?"

"Hanya kecelakaan kecil." Jawabnya singkat.

"Kecelakaan kecil dengan luka yang cukup parah di bagian perutmu? Itu tidak masuk akal"

"Hanya menjaga apa yang harus kujaga lagipula aku sudah tidak apa-apa."

"Apanya yang tidak apa-apa itu luka yang cukup dalam" ucap sierra dengan nada khawatirnya. Untuk apa aku mengkhawatirkannya lagipula siapa dia sehingga perlu mencemaskan Jayden seperti itu. Batin sierra.

"Kau boleh cek keadaanku. Luka yang kau obati sudah menutup sempurna" ucap jayden dengan enteng.

Sierra mengerutkan dahinya. Dia pikir itu sangat mustahil. Bagaimana mungkin luka yang cukup parah bahkan memerlukan tindakan medis itu seketika dapat sembuh dengan mudahnya seperti apa yang diucapkan oleh jayden. Dengan rasa penasaran sierra meminta ijin untuk membuka perbannya dan melihat luka laki-laki itu.

"Baiklah aku akan melihat luka itu apakah bertambah parah atau tidak"

Jayden mempersilahkan wanita itu membuka perbannya. Matanya tak lepas dari gerak-gerik wanita itu sungguh ini perasaan yang sangat menyenangkan. Bahkan serigalanya ikut bersorak gembira karena wanita ini adalah wanita yang dia cari selama ini. Dia menghabiskan waktunya 450 tahun hanya untuk menunggu wanitanya. Ya Sierra adalah reinkarnasi dari wanitanya belahan jiwanya soulmatenya Reina. Dilihatnya wajah sierra sungguh dia begitu merindukannya hingga rasanya dia ingin memeluk wanitanya sekarang.

Dilain sisi seirra begitu terkejut melihat apa yang dikatakan jayden benar. Lukanya sudah sembuh bahkan terlihat seperti tidak pernah terjadi apapun. Lukanya hilang tak berbekas.

Bagaimana mungkin bisa terjadi? Itu mustahil. Lukanya cukup parah bahkan perlu tindakan medis. Tapi kenapa lukanya begitu cepat menutup bahkan menghilang tanpa bekas. Dia kemudian memandang jayden dan laki-laki itu juga sedang memandanginya dengan sangat intens.

"Apa kau penyihir? Bagaimana mungkin luka yang cukup parah dan harusnya memerlukan tindakan medis bisa hilang hanya dalam hitungan jam? Bahkan hilang tak berbekas." Heran sierra.

"Siapa kau sebenarnya?" Lanjut sierra. Jayden yang mendengar sierra bertanya seperti itu padanya menundukkan badannya dan menyetarakan wajahnya dengan wajah sierra.

"Kau akan tau siapa aku dengan berjalannya waktu. Tapi untuk sekarang kau hanya cukup tau siapa namaku dan apa yang terjadi padaku. Dan juga aku harap kau juga tidak akan bilang apa yang baru saja terjadi kepadamu, karena kalau sampai ada orang tau siapa aku ini, maka aku yakin kau pasti disaat itu sudah tidak menyayangi nyawamu lagi. Ok?" Jelas jayden pada sierra.

Sierra hanya bisa meneguk salivanya dengan susah payah. Karena dia berpikir bahwa nyawanya bisa dalam bahaya apabila dia masih mempunyai hubungan dengan laki-laki ini. Dilihatnya matahari mulai meredup digantikkan dengan warna hitam yang mulai menghiasi langit. Sierra ingat untuk segera kembali ke rumah, karena apabila dia pulang lambat orang tuanya akan mencemaskannya.

"Maaf aku harus segera pergi orang tuaku pasti akan mencemaskanku" khawatir sierra. Dia segera berjalan menuju sepedanya namun saat akan meraih sepedanya tangan sierra ditarik kembali oleh jayden. Sierra menoleh kepadanya.

"Ada apa? Aku buru-buru. Aku harus pulang sekarang." Ucap sierra sambil melepaskan tangan jayden darinya.

"Aku ikut bersamamu." Tegas jayden.

"Apa? Tidak. Aku tidak. Apa yang akan orang tuaku katakan nanti jika aku membawamu. Apalagi..." sierra melihat kembali keadaan jayden. Apa yang nanti orang tuanya pikir jika dia membawa pulang laki-laki tapi dalam keadaan topless seperti itu. Yang ada nanti ibu dan ayah berpikiran yang tidak tidak tentang dia dan jayden. Sebenarnya jayden mengerti apa yang menjadi kebimbangan wanita ini sehingga dengan cepat dia merubah wujudnya dia kembali menjadi serigala.

Aku sudah merubah wujudku jadi kau tidak perlu cemas akan kedua orang tuamu itu.

Sierra kembali mendengar suara yang ternyata tanpa disadarinya jayden telah merubah sosoknya itu.

"Tapi.. rumahku sangatlah kecil dan hidup kami juga serba kekurangan jadi maaf aku tak mungkin juga membawamu." Sesal sierra, sebenarnya sierra sangat menyukai binatang namun apa daya keadaannya yang membuat dia tak mungkin untuk memelihara mereka. Jangankan memberi makanan untuk hewan untuk membiayai hidup mereka sendiri saja sudah kekurangan.

Tak apa aku masih tetap ikut bersamamu, kalau untuk urusan menghidupiku aku bisa mencarinya sendiri. Yang aku butuhkan sekarang hanyalah tempat berlindung. Ucap jayden kembali.

Setelah menimbang dan memikirkan keputusan apa yang dibuatnya dia akhirnya mengalah dan memilih untuk membawa jayden kerumahnya. Dengan cepat dia mengayuh sepedanya dan jayden dibelakang tempat dimana dia meletakkan botol botol susunya.

Sesampainya dirumah dia mulai mengetuk pintu, dan tak lama kemudian adiknya cicilia membukakan pintu.

"Kak, kenapa kau baru kembali? Apakah ada hal yang membuatmu terlambat pulang?" Tanya cicilia kepada sierra.

"Ahh.. tidak kakak hanya rehat saja sejenak tadi dan tersadar hari mulai gelap jadi aku pulang terlambat hari ini." Jelas sierra.

"Oohh baiklah.. ah! Kak apa itu? Apa kau membawa serigala?" Jerit cicilia takut melihat hewan yang dibawa oleh sierra. Tak lama kemudian adiknya yang lain Rena dan kedua orang tuanya john dan yona keluar untuk memeriksa kenapa cicilia berteriak.

"Ada apa nak kenapa kamu berteriak?" Tanya john kepada kedua anaknya, sierra dan cicilia.

"Itu yah ada serigala." Adu cicilia kepada ayahnya sambil menunjukkan jarinya kearah hewan yang berada di samping sierra.

"Apa nak.! Bagaimana mungkin kamu membawa hewan buas itu ke rumah? Apa kau tidak takut kalau dia akan menerkam kita semua dan menjadikan kita sebagai santapan lezatnya?" Jelas yona.

"Ayah ibu tenanglah dulu. Aku menemukan dia saat aku tengah rehat disebuah rumah kosong tadi dan tak sengaja aku melihat dia tengah terluka dan membutuhkan pertolongan, jadi aku membawanya kembali kesini. Aku pikir mungkin kita bisa membagi tempat tinggal kita dengannya?" Jelas sierra kepada orang tuanya.

"Tapi dia berbahaya nak. Apa kau tidak takut?" John mulai khawatir.

"Ayah tenanglah tidak apa apa. Jika dia ingin memakanku harusnya sejak tadi dia sudah memakan aku terlebih dahulu dan tidak mungkin aku bisa sampai kesini dengan selamat ayah." Ujar sierra menenangkan ayahnya.

"Apa kau yakin nak? Apa dia benar benar tidak berbahaya?" Tanya yona memastikan ucapan sierra.

"Iya ibu tak apa. Jadi apakah kita bisa membiarkan dia tinggal disini?" Tanya sierra pada ayah dan ibu sembari harap harap cemas.

"Tidak ayah tidak izinkan dia tinggal disini. Mungkin hanaha sebuah keberuntunganmu saja kalau kau belum dimakan olehnya. Karena yang namanya dia sekali binatang buas tetaplah buas. Jikapun dia jinak maka seharusnya dia berada di kebun binatang bukan disini." Kata ayah sierra.

"Tapi ayah kasihan dia. Kumohon izinkan dia tinggal disini. Please" kata sierra sambil menangkupkan kedua tangannya dan mengeluarkan jurus puppy eyesnya kepada ayah. Karena dia tahu kalau dia sudah mengeluarkan jurus itu ayahnya akan luluh hatinya dan tidak akan tega untuk bilang tidak kepadanya.

Ayahnya yang melihat itu hanya bisa mendesah pasrah. Yah mau bagaimanapun dia sangat mencintai semua putrinya sama adil dan sama ratanya. Melihat itu siera segera memekik kesenangan dan memeluk ayahnya dengan erat.

"Yeay.. terima kasih ayah." Ucap sierra senang.

"Sama-sama putriku. Namun harus ingat kita tetap hati hati bagaimanapun dia masih tetap binatang buas." Ucap john sembari memeluk putrinya dengan hangat. Dalam hatinya tidak masalah putrinya memelihara binatang asalkan binatang tersebut tidak mencelakai putrinya tidak apa dan putrinya bertanggung jawab dengan binatang tersebut dalam merawatnya.

"Iya ayah. Aku sayang ayah" sierra mencium pipi ayahnya dengan kasih dan kembali memeluk ayahnya. Sedangkan ibu sierra tersenyum melihat bagaimana suaminya memberikan kasih sayang kepada putri sulungnya itu. Dielusnya kepala sierra dan merangkul cicilia dengan hangat.

"Baiklah ayo masuk udara sangat dingin diluar kita tidak mau kan akan menjadi sakit masal dalam keluarga?" Ajak Yona terhadap suami dan anak-anaknya. Mereka semua tersenyum dan segera masuk untuk makan malam. Yah beginilah hidup keluarga kecil sierra walaupun dia harus berjuang untuk bertahan hidup tak apa karena ada orang tua dan adiknya lah menjadi semangat hidupnya. Dia tetap bersyukur kepada tuhan karenanya.

Disisi lain jayden yang melihat semua itu juga ikut tersenyum,meskipun melihat bagaimana keadaan pasangannya seperti itu melihat keluarganya tetap rukun satu sama lain dia bersyukur bahwa wanitanya tetap berlimpahan kasih sayang. Malam ini sungguh malam yang indah bagi jayden karena bisa bertemu dan berkumpul lagi dengan wanitanya walaupun harus dalam wujud serigalanya.