Teressa melonggarkan dadanya yang terasa tercekik dan akhirnya dia bisa menghembuskan napas lega, rona pipinya yang bersemu kemerahan menandakan dirinya saat ini sedang senang.
"Bagiku itu sudah cukup," katanya menanggapi perkataan Berlin, "Akhirnya bocah sombong itu enyah juga dari sini. Bagus dia pergi, kehadirannya terlalu merepotkan buatku. Samuel masih sangat memikirkan putra sulungnya, itu tidak baik bagi anakku di masa depan. Bagaimana pun aku tidak terima kalau Samuel tetap pada rencananya untuk memboyong Lucas ke perusahaan."
Dia sudah menunggu terlalu lama untuk membuat sang suami percaya padanya. Posisinya ini tidak terlalu menguntungkan bagi dirinya dan sang anak.
Pernikahan mereka tidak dilandasi cinta sedikitpun. Di antara pernikahan Theresa dan Samuel tidak ada cinta sama sekali yang terlibat. Pernikahan mereka terjadi dikarenakan kebutuhan satu sama lain sekaligus juga dikarenakan kecelakaan di masa lalu yang dibuatnya untuk menjebak Presdir-nya sendiri.