"Nath, please! Beri aku kesempatan sekali aja, Nath! Please!" rengek Niken, yang terdengar di telinga Dinda. Dinda tampak mengerutkan keningnya, mencoba mempertajam indera pendengaran juga indera penglihatannya. Kesempatan? Kesempatan untuk apa itu? Dinda benar-benar sangat penasaran. Sosok itu menggenggam erat tangan Nathan, tapi Nathan tampak menepisnya dengan kasar. Sampai cewek itu terjatuh begitu saja di rumput. "Aku minta maaf, Nath. Aku minta maaf atas kejadian waktu itu. Dan aku mohon, berikan aku kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki semuanya. Aku janji, aku janji akan memperbaiki semuanya, dan aku nggak akan pernah ninggalin kamu lagi," katanya lagi.
Deg!
Seperti itulah jantung Dinda saat ini, ketika mendengar ucapan cewek itu terdengar di telinganya. Seolah, puing-puing puzzle yang selama ini coba dia susun langsung menyatu dengan sendirinya.
"Tiga tahun kamu ke mana aja? Kenapa baru sekarang kamu dateng, dan minta maaf?" tanya Nathan.