"Makasih, ya, Kak," jawab Dinda. Setelah pelukan itu terlepas. Niken kembali tersenyum, kemudian dia kembali memandang ke arah Nathan. Dinda benar-benar tak tahu dan tak berpikir apa pun, saat mata Niken selalu saja memandang ke mana pun arah gerak dari Nathan. Karena yang dipikiran Dinda hanyalah, mungkin mereka dulu sangat dekat, wajar bagi Niken untuk memandangi Nathan yang munkin sekarang memiliki perbedaan cukup mencolok dari saat dulu Nathan masih remaja.
"Kalian mau ke mana, nih?" tanya Niken pada akhirnya, seolah dia penasaran, dengan ke mana perginya mereka satu geng ini. Bukan tidak apa-apa, dari pada sendirian, bukankah lebih seru jika menghabiskan waktu bersama dengan orang banyak?
"Mau ke rumah Nathan, Kak. Tante Siska ngadain pesta buat acara pertunangannya Nathan kemarin, pesta buat anak-anak lah, temen sekelas Nathan!" jawab Regar semangat.
