"Mama kangen," kata Siska, memeluk tubuh Dinda dengan erat.
Semuaya kembali melongo, melihat keakraban Dinda, dengan Siska. Regar, dan Benny menyikut Nathan, yang masih memasang mimik santainya.
"Sejak kapan, nih, keduanya deket? Kayaknya gue kudet," tanta Regar, pertanyaan itu diabaikan oleh Nathan. Dia lebih memilih mengambil minumannya, kemudian diminum.
"Tante kenal dengan Dinda?" pekik Gisel, dengan wajah masih tak percayanya.
Siska tersenyum sangat manis, sembari merangkul tubuh Dinda, dia pun mengangguk pasti.
"Iya, dong, kan Dinda anak perempuan, sekaligus calon menantu Tante," jawabnya semangat.
"Gimana ceritanya jadi anak perempuan? Bukannya Nathan anak semata wayang, ya, Tan?" tanya Gisel yang masih keras kepala. Dia benar-benar menolak kenyataan ini. Ini seperti mimpi buruk, dan dia tidak mau semuanya ini adalah kenyataan.