"Maafin aku, Oma."
Dinda hendak mengambil pecahan gelas, tapi dihalangi oleh Siska dan Alan. "Udah nggak usah, Sayang. Biar Bibi aja yang urusin," kata Siska.
"Nggak usah, Ma. Aku bisa kok, cuma gini doang," keras kepala Dinda.
"Sayang, tidak usah. Nanti jari kecilmu terluka," imbuh Alan.
"Kenapa sih, hanya memungut serpihan gelas kalian sudah seheboh itu, dulu Mommy juga sering melakukannya!"
"Mom!"
"Yaudah, Pa. nggak apa-apa. Biar aku beresin," kata Dinda. Dia hendak pergi mengambil sapu, tapi lengannta langsung dicekal oleh Nathan. Mimik wajah Nathan benar-benar terlihat jelas sangat jutek dan kesal.
"Oma, cukup. Jangan gini dong sama istri Nathan. Nathan yang milih Dinda sendiri jadi istri, dan Nathna nggak mau ada cewek lain selain Dinda. Jadi, Nathan harap hormatin keputusan Nathan. Dan please jangan bersikap sekasar ini ama istri Nathan, Nek."
"Nath—"