Dinda mendongak, kemudian dia berdiri sejajar dengan sosok yang ada di sampingnya itu. Keduanya berhadapan, tapi keduanya juga saling diam. Ada rasa yang ingin mereka utarakan, ada banyak hal yang ingin mereka saling ceritakan. Tapi, keduanya sama-sama tak tahu, akan dimulai dari mana percakapan yang telah lama terputus itu.
Ya, tepatnya sejak saat itu….
"Ayo kita balik, Din. Lo udah terlalu lama berada di rumah. Mumpung lo ada di sini, mumpung lo udah berani ketemu ama almarhum," pinta sosok itu lagi.
Dinda tampak menundukkan wajahnya, kemudian dia kembali mengusap air matanya yang menetes di pipi.
Dia ingin lebih lama berada di sini, kalau bisa dia ingin di sini sampai malam. Tujuannya datang ke sini adalah untuk bertemu dengan sosok yang sudah terbujur kaku di bawah sana. Sosok yang mungkin raganya sudah tak utuh.