"Gue beliin lo bensin dengan satu syarat, ikut gue jalan gimana?"
Silvi diam, dia tampak bergeming dengan tawaran dari Regar itu. Bahkan, nama dua cowok ini saja dia tidak kenal. Bagaimana bisa dia ditawari untuk ikut jalan dengan mereka berdua. Ini bukanlah hal yang baik, bagaimana jika nanti dia diculik dan diperkosa bergilir. Kemudian dia dibunuh dan mayatnya dibuang di semak-semak? Bukannya apa, bukan pula dia mencurigai cowok yang kelihatannya dari keluarga kaya ini. Hanya saja, dia cukup takut setelah banyak berita dan kasus-kasus perkosaan yang berakhir si cewek dibunuh dengan cara sadis. Bahkan, sahabat sendiri pun kadang-kadang yang tampangnya baik, mereka adalah otak dari kejahatan tersebut.
"Woy! Eh mbaknya malah ngelamun aja!" sentak Benny yang berhasil membuat Silvi terjingkat. Dia kemudian memeluk tubuhnya, memandang Regar dan Benny dengan tatapan ngeri.