Dimas agaknya diam, sampai dua temannya itu menepuk bahu Dimas dengan sedikit kencang.
"Anjir, gue nggak tahu kalau tadi adalah Nathan Alfaro. Bisa mati gue kalau dia dendam ama gue tadi," celetuk cowok berkepala plontos.
Dimas agaknya mendengus, melihat temannya yang notabenya adalah cowok paling tak takut dengan orang sekarang tampak ketakutan, itu adalah hal yang sangat luar biasa.
"Ngapain sih lo takut ama bocah. Biasanya aja lo garang," kesal Dimas, dia tampak melihat tangannya, terlebih saat tadi Nathan merebut tas yang sudah lancang memukul kepalanya itu dengan tak sopan. Cowok sok kecakepan itu, benar-benar tak tahu diri, dan dia harus memberi perhitungan kepadanya agar dia tak besar kepala.
"Bos, elo nggak tahu siapa dia? Dia itu Nathan Alfaro, Bos. Anak dari Pak Alan."
"Hah, anak Pak Alan?" kaget Dimas.