Sinar mentari pagi agaknya menyilaukan mata, meski biasanya terhalang dedaunan dari rimbunnya celah. Memberikan kesempatan secuil saja yang lolos, namun itu tepat menyidari kelopak mata Dinda yang tertutup. Kicauan burun-burung kecil saling bersahut-sahutan. Seolah menandakan jika pagi sudah mulai datang. Dinda tampak bergerak-gerak gelisah, lehernya terasa begitu pegal. Untuk kemudian dia mengucek mata, sembari memandang sekitar.
Ternyata, dia masih di sini. Di dalam sumur ini, bermalam di sini dengan... Dinda melirik ke arah Nathan, cowoknya masih tidur dengan pulas. Membuat Dinda tersenyum dibuatnya. Ini, gara-gara Nathan. Coba kalau dia tak ceroboh ikut masuk ke dalam sumur tadi malam. Pastilah keduanya sudah keluar semalam. Nyatanya, terlalu mengkhawatirkan Dinda membuat Nathan lupa segalnya. Bahkan, akal sehatnya dia lupa.