Chereads / Waktu Kita / Chapter 4 - Bab 4. Sahabat Baru

Chapter 4 - Bab 4. Sahabat Baru

"Tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan, entah kamu yang menyukaiku atau entah aku yang menyukaimu. Soal rasa memang hanya waktu yang dapat menjawab"

Rinai berjalan keluar dari gang kompleks perumahanannya untuk mencari bus yang akan membawanya ke sekolah. Rania sudah janji pada bundanya bila hari ini tidak telat lagi, sebenernya Rinai sangat berterimakasih atas pertolongan laki-laki yang kemarin ia ketahui bernama Raka kemarin sehingga dia bisa memasuki sekolah walaupun telat.

Jam telah menunjukkan pukul 06.30 kurang 30 menit lagi sekolah Rinai akan masuk secara otomatis gerbang sekolah akan di tutup. Rinai memperhatikan jalan kanan dan kiri bus pun tak kunjung lewat di halte Rinai berada. Entah saat ini bus sedang telat beroperasi atau bagaimana Rania tak mengerti.

Jelas Rinai ingin sekali cepat sampai sekolah, sedangkan jarak Rinai kesekolah 15 menit jika 15 menit lagi Rinai tidak menemukan bus lewat secara langsung bisa saja Rinai hari ini akan telat lagi.

Tin tin tin bunyi sebuah klason sebuah mobil yang menghampiri Rinai.

"Eh sahabat, kok ketemu lagi sih kita" sapanya.

Rinai menatap heran orang di dalam mobil itu yang tengah menyapanya. Apakah ini hari kesialannya harus bertemu lagi dengan orang nyebelin sekaligus orang yang pernah menyelamatkannya.

"Lagi nungguin bus ya? udah bareng gue aja daripada lo telat" tawar Raka kepada Rinai.

"Lo tuh stalker gue apa gimana sih? kok ketemu lo lagi lo lagi" keluh Rania.

"Rin, itu tandanya semesta lagi baik sama kita lo jangan menyesali pertemuan"

"Haduh Raka lo kesurupan apa kata-kata lo jadi puitis banget. Oke gue bareng lo ini semua gara-gara bunda gue gamau lo telat" ucap Rinai sambil memasuki mobil Raka.

Raka tersenyum puas dengan jawaban Rinai, meskipun saat ini hanya karena keadaan yang membuat Rinai terpaksa semobil dengan Raka. Yakinlah jika suatu saat nanti Raka akan bertekat bahwa bersama Raka itu bukan sebuah keterpaksaan bagi Rinai.

"Rin, ngomong-ngomong tadi gue chat lo apa ga masuk?" tanya Raka.

"Hah? emang lo ada chat gue ka? gue belum cek hp daritadi" ucap Rinai.

"Ada Rin, gue kira lo lagi kemusuhan sama gue Rin"

"Engga gue belum liat hp"

"Oke"

Percakapan mereka berakhir dan tidak ada yang mulai percakapan lagi setelahnya hingga mereka memasuki are sekolah.

"Ka, makasih ya" ucap Rinai memecah keheningan setelah mobil berhenti di parkiran sekolah.

"Akhirnya lo bilang makasih juga ke gue ya Rin"

"Gue duluan ya Ka" ucap Rinai sambil membuka pintu mobil Raka.

"Gamau bareng gue Rin?".

"Gausah".

"Rin bentar dulu" ucap Raka sebelum Rinai membuka pintu mobilnya.

"Kenapa?" Tanya Rinai.

"Boleh ga kalau gue jadi sahabat lo Rin?"

Rinai berfikir sejenak atas tawaran Raka, menurut Rinai itu tidak buruk. Raka baik, banyak menolongnya meskipun terlihat sedikit menyebalkan.

"Boleh, kita sahabatan" ucap Rinai sambil tersenyum untuk pertama kalinya ke arah Raka.

Senyum Rinai menular kepada Raka yang akhirnya juga ikut tersenyum.

"Sahabat baru" ucap Raka sambil mengarahkan telapak tangannya kepada Rinai tanda ingin mengajak Rinai untuk berjabat tangan untuk meresmikan jika sekarang mereka adalah seorang sahabat.

"Sahabat" ucap Rinai sambil menjabat tangan Raka. "kalo gitu gue keluar dulu ya Ka" pamit Rinai.

***

Setelah Rinai keluar dari mobil Raka banyak yang memperhatikan dia dengan tatapan heran dan ingin tahu. Karena sebelumnya Raka tidak pernah berangkat dengan cewe apalagi anak SMA NUSA BANGSA. Dan banyak yang tidak mengenal Rinai.

Karena memang dunia Rinai terlalu tertutup untuk semua orang termasuk sahabatnya sendiri. Rinai yang pendiam, Rinai yang suka menyendiri dan Rinai yang beruntung masih ada yang mau bersahabat dengannya.

Sependiam apapun Rinai pasti akan menjadi anak yang asik ketika sudah berada di kelas.

"Itu siapa sih kok keluar dari mobil ayang beb Raka"

"Anak kelas mana sih kok gue gapernah liat"

"Eh itu anak kelas sini ya? kok cakep sih pacarnya Raka?"

Masih banyak lagi bisik-bisik yang Rinai dengar setelah dia keluar dari mobil Raka dan berjalan menuju kelasnya di lantai 2.

***

Setelah beberapa menit kepergian Rinai dari mobilnya, Raka akhirnya memutuskan keluar dari mobilnya dan berjalan menuju kelasnya yang di iringi tatapan memuja dari kaum hawa. Pandangan ini biasa ia dapatkan ketika ia tak telat masuk sekolah atau sedang jam istirahat.

Raka memasuki kelasnya pandangannya langsung tertuju pada bangku singgasananya.

"Woe ka, ada berita hot nih gue tentang lo" ucap bastian saat Raka sudah duduk di bangku aampingnya.

"Apa?"

"Gila datar banget dah, denger-denger lo ada cewe ya?" ucap Vino.

"Siapa?"

"Itu tadi ada yang bilang lo berangkat bareng cewe"

"Oh itu temen gue"

"Ah ga seru banget sih lo"

Obrolan pun berakhir karena Raka tak terlalu menanggapi kehebohan temannya hingga obrolan pun berganti topik yang lebih menarik lainnya. Obrolan banyak di dominasi oleh Bastian dan Vano.

***

Rinai telah duduk di bangkunya bersama Sasha yang sedang di sebelahnya, keduannya sama-sama tenang karena sedang membaca cerita online kesukaan mereka yang kebetulan sedang update.

Tiba-tiba datanglah Alika dari luar kelas dengan hebohnya mendekati Rinai dan Sasha.

"Rinai, lo kok ga cerita kalo sekarang punya cowo" ucap Alika dengan heboh.

"Hah?"

"Emang sejak kapan Rinai punya cowo? dia kan jomblo karatan dari lahir" ucap Sasha.

"Mulut lo sha belum pernah dicabein" ucap Rinai sewot.

"Tadi gue abis dari toilet sambil mau ambil sesuatu dari motor gue liat lo keluar dari mobilnya Raka, lo pacaran sama dia?" ucap Alika.

"Engga gue kebutulan aja bareng dia"

"Sumpah itu kebetulan? Raka selama ini gapernah loh mau nebengin cewe, dan sekarang dia nebengin lo Rin?" ucap Alika tak percaya dengan jawabanku seakan memang itu sebuah kebetulan yang mustahil.

"Raka anak kelas IPA 1 kan? kapten basket? yang cakep itu ya" tanya sasha penasaran.

"Iya sha, Raka yang most wanted sini siapa sih kalo bukan Raka yang itu, kalo ga gitu gamungkin gue heboh gini"

"gilaaaa Rinai, lo mimpi apa semalem bisa bareng sama cogan?" ucap Sasha histeris saking tidak percayanya jika seorang Rinai bisa sangat beruntung semobil dengan Raka.

Perdebatan mereka yang belum usai terpaksa berakhir karena bel masuk telah berbunyi dan siswa siswi yang berada di luar kelas akhir masuk untuk menempati bangkunya masing-masing.

Sebelum guru memasuki kelas IPA 5 Rinai menyempatkan melihat pesan yang masuk pada handphonenya. Ternyata salah satu pesan ada yang terdapat dari laki-laki yang tadi berangkat bersamanya ke sekolah.

Rinai tanpa sadar tersenyum membaca pesan laki-laki itu. Semoga pilihannya tidak salah dengan menjadikannya sebagai sahabat. Buru-buru Rinai membalas pesan itu.

Hai Raka Semesta, hari ini kita menjadi sahabat ya. Selamat belajar sahabat, terimakasih atas tumpangannya beberapa kali.

- Rinai Senja

***

Terimakasih telah membaca cerita ini semoga kalian suka.