Chereads / Anthony : 1 / Chapter 2 - bermula dari sini

Chapter 2 - bermula dari sini

Setelah cukup senang akan berita tersebut. Sebisa mungkin, ia berjanji kepada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan melakukan kesalahan sedikit pun di kantor.

Tak terasa, waktu pun sudah semakin sore. Dan, secepat mungkin ia harus membereskan lembaran-lembaran kertas yang belum ia selesaikan.

Anthony terus melirik jam di tangannya.

Karena ia takut akan terlambat menjemput anak-anaknya di sekolah.

Pada saat di dalam mobil pun, ia sedikit bersenandung kecil dengan lagu yang ia tulis.

Ya, Anthony memang sangat pandai dalam menulis sebuah lagu. Bakatnya dalam hal tersebut tidak diragukan lagi. Serta, ia masuk dalam studio milik atasannya pun. Ia berharap penuh agar suatu saat nanti ia akan menjadi seorang Rapper. Walaupun sudah menginjak kepala tiga tapi apa salahnya, bukan?

Dari ujung matanya ia menelisik sekitaran sekolah anak-anaknya yang perlahan mulai sepi. Cuma ada beberapa anak-anak yang ia tidak kenali berlalu-lalang disana.

Sedikit ide untuk menanyai keberadaan anak-anaknya kepada mereka.

"Hei". Ucap Anthony

"Iya, ada apa?". Jawab segerombolan anak-anak tersebut

"Apakah kau melihat anak-anak ku?". Anthony bertanya kepada mereka namun sepertinya mereka tampak kebingungan

"Siapa nama anakmu, pak?". Tanya anak berkuncir dua

"William dan Aurora". Singkat Anthony

"Sepertinya aku mengenalinya".

"Tadi, kulihat mereka pergi ke-kedai samping sekolah ini. Kurasa, mereka membeli sedikit mie disana". Jelas anak tersebut

"O-oh, baiklah. Terimakasih". Anthony sampai agak gagap setelah mendengar bahwa anak-anaknya ada di kedai samping sekolah untuk membeli mie

Anthony berjalan perlahan ke arah kedai tersebut, dan Anthony melihat dari luar kaca bahwa anak-anaknya berada disana.

Dengan, 2 cup mie instan.

Sepertinya hari ini Anthony harus sabar.

Klek..

Bunyi pintu kedai tersebut yang dibuka oleh Anthony.

"Selamat datang. Silahkan membeli apapun yang anda perlukan disini, pak". Ujar kasir tersebut tetapi Anthony sama sekali tidak menggubris nya

Anthony langsung menuju meja yang dimana ada kedua anaknya. Dan, langsung mengajaknya bicara.

"William? Aurora?". Kata Anthony sembari memperhatikan gerak-gerik mereka dari arah belakang

"Ayah?". Mereka serempak menoleh ke arah Anthony

"Kalian kenapa disini? Bukannya Ayah sudah pernah berbicara bahwa tidak boleh lagi memakan mie instan?". Bisik pelan Anthony ke arah William dan Aurora

"Tapi aku ingin ini, Ayah". William langsung membalas pertanyaan Ayahnya

"Ya, aku juga". Aurora melanjutkan kata-kata William

"Ayah tau kalian ingin ini tapi kemarin kalian juga sudah memakan mie, bukan?". Tanya nya sekali lagi kepada mereka

"Iya". Keduanya meng-iyakan

"Baiklah".

"Ayah punya kabar baik untuk kalian". Dengan nada sangat senang Anthony berucap kepada mereka

"Apa itu?". Jawab mereka bersamaan

"Ayah telah diangkat menjadi songwritter".

"Dan, Ayah juga akan meninggalkan bagian promosi lagu". Tak terasa mata Anthony sudah mulai memanas karena hal yang ia paling inginnya sudah dikabulkan oleh Tuhan tadi pagi tepatnya

"Woahhhh".

"Ayah sangat hebat!!!". Pernyataan tersebut membuat decak kagum kedua anaknya dan Anthony sembari memegang kedua tangan anaknya untuk pulang. Tak lupa membayar 2 cup mie tadi ke kasir

Setelah tiba dirumah pun.

Seperti ada yang hilang. Tidak ada lagi sapaan lembut dari sang istri.

Karena istri Anthony sudah meninggal dunia beberapa bulan lalu dan hal itu menjadi salah satu yang membuat hati Anthony merasa tercabik-cabik.

Beruntung, William dan Aurora senantiasa memberikan dukungan kepada Anthony agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

Seingat Anthony, hampir 2 Minggu ia cuti kerja. Dikarena kan istri nya meninggal.

"Ayah!". Seru William

"Yah!!". Seru William lagi

"Ah. Maaf, ada apa?". Anthony langsung menjawab pertanyaan William

"Ayah kenapa?".

"Kok melamun?". Tanya William dengan memasang muka kesal

"Tidak apa-apa".

"Cuma memikirkan tentang suatu hal kok, bukan hal penting juga. Ngomong-ngomong, ada apa memanggil Ayah?". Lanjut Anthony kepada William sambil meminum kopinya

"Ayah, nanti ceritakan dongeng lagi ya!!". Ucap William dengan bersemangat

"Iya, Ayah. Aku juga ingin mendengarnya!". Seru yang paling muda dari arah kamar. Aurora lebih muda 1 tahun dibandingkan William

"Aku sangat ingin sekali mendengarkan kelanjutan tentang Rapper muda yang penuh kesedihan itu". William membuka suaranya lagi setelah Aurora

"Kehidupan si Rapper tidak melulu tentang kesedihan, di penghujungnya ia akan mendapat kebahagiaan yang tak terkira". Anthony tersenyum lembut ke arah anak-anaknya

"Apa itu, Ayah?". Tanya William dan Aurora dengan serempak

"Rahasia". Kata Anthony sambil tertawa sedikit

"Ayo, cepat. Mau dibacakan dongeng tidak? Ini sudah larut". Anthony bergegas menaiki tangga menuju kamar anak-anaknya

"Mau!". Seru William

"Ayah! Kakak! Tunggu aku!!!". Aurora berlari menuju William dan Ayahnya karena ia ditinggal sendirian di lantai bawah

Anthony mulai membuka pintu kamar anak-anaknya. Ia pun kaget, karena sangat bersih dan rapih sekali kamar tersebut. Biasanya seperti kapal pecah.

"Ini, siapa yang membersihkan?". Tanya Anthony perlahan

"Aku". Jawab Aurora

"William tidak ikut?". Tanya Anthony lagi

"Tidak. Aku sibuk mengerjakan tugas tentang cyborg". Singkat William

"Yang kemarin saja gagal". Ejek Aurora kepada William

"Tapi kali ini aku yakin pasti berhasil. Karena aku sudah mempelajari seluk-beluk lebih dalam mengenai cyborg". Ungkapnya dengan menyenggol lengan adik nya

"Sudahlah. Mau dibacakan dongeng, tidak?". Tanya Anthony ke-keduanya

"Mau". Serempak mereka menjawab pertanyaan Anthony dan bergegas menuju tempat tidur mereka masing-masing

"Sudah kan? Selimutnya dipakai dulu". Anthony menyuruh William untuk memakainya

"Baik, Ayah". Ia menuruti perkataan Ayahnya

"Oke. Kita mulai ya".

"Ayah beri judul, Seorang Rapper yang memulai karirnya dari nol". Terang Anthony kepada mereka

"Jadi, disebuah perkampungan dekat kota. Ada seorang anak yang kulitnya sangat putih melebihi susu". Ucap Anthony

"Biar kutebak, pasti ia perempuan". Kata William dengan sombongnya

"Sombong. Pasti jawabanmu akan salah". Aurora langsung berkata setelah William selesai berbicara

"Bukan, ia laki-laki. Kulitnya sangat putih sebab menuruni kulit buyutnya".

"Dan, buyutnya merupakan anggota kerajaan pada saat dahulu".

"Namanya adalah, Min Yoongi". Ucap Anthony ke anak-anaknya. Tak tahu kenapa, tiba-tiba ia sangat senang dirinya melontarkan nama yang barusan ia sebut

"Nama yang bagus". William dan Aurora serempak berbicara

"Ia dibesarkan di perkampungan yang sangat kecil. Teman-teman disekolahnya tidak mau berteman dengannya sebab ia miskin. Tetapi ia tetap sabar. Ia juga sudah ditinggal pergi Ayahnya sedari umur 5 tahun. Karena Ayahnya sudah mengidap penyakit yang sangat kronis".

"Sang ibu yang terus-menerus memaki nya tanpa henti, mulai dari "anak tidak berguna", "anak yang menyusahkan", "anak yang tidak diinginkan" dan makian lainnya. Yoongi tetap sabar untuk hal tersebut. Tapi, ia tak tahu lagi sampai kapan ia menahan rasa sakit yang teramat dalam. Ingin rasanya Yoongi bermain dengan anak sepantaran seperti anak-anak lainnya. Setelah ia pikir, mana bisa ia bermain. Toh, sehabis sekolah ia harus berjualan mangga keliling pasar. Jika mangga itu tak habis maka ia akan terus berkeliling menuju kampung-kampung lain. Sampai larut malam pun, Yoongi tetap berjualan. Ini demi masa depan dirinya. Hasil dari penjualan mangga, separuhnya ia tabung dan separuhnya lagi ia beri ke ibunya. Yoongi sangat berharap ada satu keajaiban yang datang ke hidupnya. Jika besar nanti, Yoongi sangat ingin menjadi seorang Rapper yang dikenali oleh banyak orang". Anthony melihat kedua anaknya dan ternyata sudah tertidur pulas

Anthony segera ke kamarnya untuk tidur juga. Ia tak sabar untuk esok hari. Sebab, esok adalah hari pertamanya ia menjadi seorang songwritter. Ia sangat senang sekali.

Anthony mulai menutup mata. Tapi, ada hal yang aneh. Saat matanya mulai menutup untuk tidur, ia sedikit melihat cahaya berwarna oranye disekitarnya.

Anthony terus berpikir positif dan ia pun melanjutkan tidurnya.

•••

Akan kah Anthony terbangun di tempat yang sama? Atau...