Banyak yang bilang berlayar itu menyenangkan.
Mereka juga ada yang berpendapat bahwa pelaut itu enak.
Itu hanya kata mereka yang tak mengerti
Bagaimana jika ombak yang tak ramah
datang menyapa kami.
Mereka tak tahu, bahwa ombak juga terkadang lebih kokoh
daripada tekad kami.
Suara dan tawa kami terdengar di setiap penjuru.
Tapi rasa takut dan khawatir yang kami rasakan,
hanya sedikit orang yang bisa mengerti.
Sayang,, inilah duniaku.
Dunia yang tak pernah bisa menjanjikan banyak waktu.
Aku tidak bisa seperti mereka,
Yang punya banyak waktu buat mendengar cerita-cerita darimu.
Yang bisa mengucapkan selamat malam dipenghantar tidurmu.
Tak bisa mengucapkan selamat di hari-hari kemenanganmu.
Aku juga tak bisa seperti mereka,
Yang bisa memberikan kado di setiap ulang tahunmu.
Bahkan aku tak punya banyak waktu buat menghibur
di saat saat kesedihanmu.
Sayang,,, beginilah hidupku.
Pikirkan kembali sebelum engkau mengucap
manisnya kata cinta kepadaku,
Karena setelah jangkar duduk manis di atas kapal,
aku tak akan kembali,, sebelum tali terikat di dermaga tujuan.
Kami berteman dengan ombak nakal yang terkadang
mengancam kami.
Pikirkan kembali sebelum engkau mengucap
janji setia menunggu kepulanganku.
Karena duniaku sangat egois.
Dia menciptakan jarak yang membuatku benci
mengucapkan kata rindu.
Jangankan berjanji kapan aku akan pulang,
Untuk pulang dengan selamat pun aku masih ragu.
Tapi aku percaya, akan ada waktu aku akan pulang.
Jika saat itu tiba, akan ku peluk erat dirimu.
Agar kau mengerti,
Di celah-celah jarak yang terbentang,
Ku selipkan rindu buatmu.
Sayang, jika nanti engkau telah lelah menunggu kepulanganku,
Pergilah bersama mereka yang punya banyak waktu.
Dan berjanjilah engkau akan bahagia.
"orang yang selalu merindumu"