Seorang laki-laki tengah duduk di depan kelasnya, kaki kirinya ia naikan ke kursi. Sambil memutar-mutar bolpoint hitam.
"Wey, lagi ngapain?" Tanya Samy yang ikut duduk di sebelah Arya.
"Kemarin gue ketemu cewek, kaya Jepang. Namanya Riani." Ucap Arya dengan tatapan kosongnya.
"Terus si Zahra?" Tanya Samy bingung dengan sahabatnya itu.
"Bodo amat!" Hardik Arya seraya matanya mendelik.
"Terus lo mau deketin si Riani? Sebagai pelampiasan?"
"Ya nggak lah gila aja. Dia cewek baik-baik gak kaya si Zahra, nyesel gue pacaran sama dia." Ucap Arya Sarkatis membuat Samy terkekeh.
"Heh, lo sendiri yang deketin Zahra lo juga yang nyesel."
"Karena penyesalan datang di akhir, kalo di depan namanya pendaftaran. BEGO!"
"Sans aja dong, Ya," Samy Terkekeh
"Gue mau ajak dia pulang bareng nanti."
"Hahah, gila aja lo, Riani cewek lugu. Gak mungkin lah nerima tawaran lo. Yang ada di tolak mentah-mentah." Ledek Samy.
"Sialan." Umpat Arya.
Arya dan Samy masuk ke kelas karen bel pelajaran pertama sudah berbunyi.
***
Bel istirahat berbunyi, seluruh siswa siswi SMA Nusa berhamburan keluar menuju kantin mengisi perutnya yang cacingnya sudah pesta pora.
Arya dan Samy, bagaikan lubang hidung. Selalu selalu berdua, bahkan teman-teman yang lain menyebutnya titisan Lucinta Luna.
Arya dan Samy tengah menikmati bakso Bi Uti yang nikmatnya tiada dua. Seantero sekolah sudah tahu Bakso Bi Uti paling enak.
"Sam, gue gak liat tuh cewek kemana ya?" Tanya Arya celingukan.
"Mana gue tau emang gue Bapaknya?" Ucap Samy seraya menghuapkan baksonya.
"Euh, bukannya cariin gimana sih!" Arya mengebrak botol kecap yang membuat Bakso di dalam mangkuk Samy loncat.
"Ih sia, bakso aing!" Hardik Samy menggerutu.
"Bodo amat!" Arya berlalu meninggalkan Samy di kantin.
Arya menyusuri koridor sekolah dengan tangannya di masukkan ke saku celana. Arya memang di kenal oleh orang karena tampan, bukan hanya tampan dia juga berprestasi. Di kelasnya dia selalu mendapatkan ranking 10 besar.
"Heh, lo Litha kan?" Arya mencekal tangan Litha.
"Iya kenapa emang?" Jawab Litha seraya Arya melepaskan cekalannya.
"Riani mana? Temen lo?"
"Oh Riani, dia di Uks."
"Kenapa?"
"Sakit. Kok kamu nanyain Ria--" belum Litha selesai bicara Arya sudah melengos pergi. "Ih dasar!"
Arya terus bergumam dalam hatinya.
Sepanjang koridor Arya hanya meracau sendiri seperti burung beo yang tidak di beri jatah makan.
"Dia sakit? Kok bisa sih?"
"Kemarin biasa aja."
"Jenguk jangan ya?"
"Jenguk apa nitip makanan aja?"
Hingga tanpa sadar Arya sudah di depan kelasnya dan masuk. Ternyata sudah ada Pak Ridwan disana. Keasyikan meracau, dia tidak dengar bel masuk.
***
Arya sudah di depan uks. Ia ragu masuk atau tidak. Kalau ia masuk takut Riani Terkejut. Beruntung sekali Litha lewat dan tanpa pikir panjang, Arya memanggilnya.
"Heh, Litha!" Seru Arya dan si empunya nama pun menoleh.
"Apaan?" Litha menghampiri Arya.
"Nih, gue nitip makanan ini buat Riani. Salamin buat dia lekas sembuh." Belum Litha bicara Arya sudah berlari dan menjauh.
"Ih gila tuh orang, bukannya terima kasih ah gimana sih!" Litha menggerutu dan kemudia ia berjalan menuju Uks
Litha masuk dan melihat Riani sedang tiduran dan keningnya dikompres.
"Oh iya, Ri, ini titipan dari Arya. Kata dia lekas sembuh katanya." Kata Litha seraya menyodorkan satu kresek ukuran sedang.
Riani mengernyitkan dahinya, "Arya?"
"Iya. Kamu deket?"
"Nggak, Tha."
"Kok bisa sih? Lo hutang cerita nih sama gue, Ri."
Riani mengerlingkan matanya, "Ya udah bseok gue cerita. Gue gak enak banget ini badan."
"Lo menstruasi ya?"
Riani mengangguk.
"Pantes aja. Lo kan selalu gitu kalau mens."
"Ya udah gue balik ke kelas ya. Telpon aja kalau mau pulang."
Riani mengangguk, "Otay!!"
Setelah Litha keluar, Riani membuka bungkusan itu, ternyata ini makanan pengembali moodnya. Isinya, Silverqueen chunky bar, susu milo kaleng, Kitkat matcha, pocky matcha, chitato keju.
Lalu ada secarik kertas berwarna biru muda. Isi surat tersebut adalah:
From: Arya Pramana
To : Riani Aura
Kata orang, makanan itu pengembali mood. Gue gak tau makanan kesukaan lo apa. Tapi semoga suka. Lekas sembuh ya.
Salam
Arya,
Riani segera melipat kembali surat itu dan menyimpannya di diary kesayangannya. Terukir senyuman di wajah cantiknya itu.
***
"AR! OPER SINI BOLANYA!"
Arya menoleh ke belakang saat Sam meneriakinya. Arya mengoper bola basket dan Sam langsung memasukkannya ke ring.
Permainan pun selesai. Tim Arya duduk dipinggir lapangan. Tim Arya ada empat orang. Ada Arya, Sam, Genta, Fadlan.
"Eh malem ini sabi lah nongki dirumah lu, Fad." Kata Genta yang tengah membagikan botol air mineral.
"Gak bisa gue mau ambis." Kata Sam.
"Cocotmu ambis. Lu setiap ulangan aja suka nyontek sama Arya." Ujar Genta.
"Tahu! Apa-apa nyolek nanya jawaban. Mending lah kalau nanya satu-dua nomor. Lu mah semuanya." Gerutu Arya.
"Namanya juga teman etdah. Berbagi dong. Harus solid." Kata Sam sambil meyenggol sikut Arya.
"Kalau solid dijalan salah mah gak akan gua dukung." Ucap Fadlan.
"Eh btw, lu tadi ngapain dah didepan Uks?" Tanya Sam pada Arya.
"Kepo dah lu mah." Jawabnya.
"Paling deketin cewek lagi. Gak ada abisnya ya, padahal lu baru putus sama Zahra." Kata Genta.
"Kali ini gue kayaknya serius. Gak akan main-main." Kata Arya lalu membuang bekas botol air mineral itu ke tempat sampah.
"Awas aja kalo lu main-main lagi." Kata Fadlan.
"Tenang kenapa sih. Gue bisa handle semuanya." Ucap Arya.
"Awas kalo lu tiba-tiba ninggalin dia dan cewenya marah-marah ke kita. Gak lagi gua temanan sama lu." Ucap Sam.
"Gitu banget lo pada. Katanya harus solid."
"Solid dijalan salah gak gua dukung bro!"
"Bangsat emang."
"Emang siapa yang lagi lu deketin?" Tanya Genta.
"Riani. 10-Ipa."
"Hah? Anjir cewek jepang itu? Eh maksud gua cewek yang suka cosplay anime itu?" Tanya Fadlan.
"Iya. Emang kenapa?"
"Parah sih kalau lu main-main sama dia. Sepupu gua itu."
"Ow ow waw!" Ucap Genta dan Sam bersamaan.
"Tenang, Fad. Janji gue gak akan main-main." Ucapnya lagi.
"Awas yah gue mantau lu selama pdkt dan selama pacaran."
"Iya, Fad. Ya allah lu kayak bapaknya aja."
"Jelas lah gua ngasih peringatan. Dia sepupu deket gua."
"Kok lu baru bilang lu punya sepupu?"
"Yah lu tahu kan gua famous? Tuh dia makanya gak mau dia dikenal banyak orang karena sepupu gua."
"Iya gua tahu, dia takut dikejar fans fanatik lu. Secara lu paling ganteng."
"Pokoknya jangan mainin perasaan dia. Gua nitip banget sama lo."
***
to be continue