Hari masih terlalu pagi untuk Andra.tapi Andra tidak bisa tidur sejak semalam setelah bertemu Erizka di lapangan tenis."Ada masalah apa sih sebenarnya dengan Erizka."
"Aaaargh... kenapa Gue mikirin tuh cewek terus sih! tapi Gue penasaran sama tuh cewek, sebenarnya apa masalahnya sampai jadi cewek pendiam dan ketus.apa Gue harus coba mendekati Dia biar terbuka sama Gue."
Andra masih terus membatin.hingga ia memutuskan keluar kamar ketika jarum jam masih menunjukan pukul 3 pagi.sesampainya di ruang keluarga Andra melihat kakaknya yang masih sibuk menatap laptop dan televisi juga menyala.
"kak...kakak..."
"Kak!" Andra menepuk bahu Giana.
"Astaga Abang! ngapain sih? ngagetin kakak tau!" Giana merasa kesal dengan adik sulungnya.
"Salah siapa di panggil dari tadi enggak nyaut."
"Kakak lagi ngetik buat naskah.makannya kakak enggak ngeh kalau kamu manggil dari tadi.kamu kenapa Bang? kok tumben jam segini sudah bangun?" Gianna merasa aneh dengan tingkah Andra yang tidak biasanya jam segini sudah bangun.
"Andra enggak bisa tidur kak."
"Kok tumben kenapa,hmm? mau curhat apa sama kakak.kakak siap kok jadi pendengar setia."
"Enggak ah.nanti malah di ledekin sama kakak.Andra mau kekamar lagi saja.kakak jangan lupa tidur.ini sudah pagi loh kak.dan kakak blm tidur juga."
"Iya Adek bawellll.sudah ah sana kalau mau kekamar jangan disini.kakak jadi kehilangan ide kan,gara-gara kamu ganggu."
"Udah deh kak mending sekarang kakak tidur.bentar lagi mama bangun terus liat kakak belum tidur siap2 saja dapat wejangan sama mama."
" Iya bawel!!!"
Gianna dan Andra akhirnya pergi menuju ke kamar masing masing.
*****
Pagi ini di sebuah rumah yang cukup besar tapi sepi seperti tak berpenghuni.hanya ada Tiga orang di dalamnya.seorang wanita yang nampak tak bersemangat dan keadaannya kacau.dan seorang Asisten rumah tangga yang umurnya sudah tidak muda lagi masih setia menemani Nona muda sejak dia masih di dalam kandungan .
Orangtuanya jangan di tanya lagi .mereka sibuk mengejar materi masing masing padahal Nona muda tersebut ingin sekali tiap hari sarapan bersama dengan kedua orang tuanya seperti keluarga pada umumnya tapi tidak untuk Erizka.Erizka tidak memiliki itu.Erizka hanya di temani mbok Ati. bahkan Erizka memanggil mbok Ati dengan sebutan Ibu.Erizka punya orang tua tapi seperti tidak punya orang tua.Mbok Ati dan Pak Maman suaminya lah yang selalu menemaninya.
"Tok tok tok...Nona.... apa Nona sudah bangun?"Mbok Ati mencoba membangunkan Nona Mudanya.
"Eri sudah bangun Bu..."jawab Erizka.
Erizka memang sudah bangun lebih tepatnya ia terjaga,karena dia tidak tidur semalaman.yang ia lakukan hanya membaca novel karyanya MG.
Setelah siap untuk berangkat kesekolah Erizka menuju ke meja makan terlebih dahulu.Ia akan sarapan.
*****
Di keluarga Permana, beda sekali dengan di rumah Erizka.di sini selalu ramai bila sudah waktunya sarapan. karena ada Putra sulung yang selalu membuat orang yang di dekatnya tertawa.bagaimana tidak sifat jahil yang bahkan ini masih pagi tapi dengan ide jailnya Andra menaruh mainan yang mirip sekali dengan tikus kecil ia letakkan di kursi yang biasanya sang kakak tempati.
"Selamat pagi semuanya." Giana menyapa kepada semua orang yang sedang sibuk dengan sarapannya masing masing.
Lalu Giana menuju kursi yang biasanya ia tempati setiap sarapan.Hingga suara jeritan keluar dari mulut Giana.
"Aaaaaargh Papa.... di kursi Giana Ada tikus."Giana berjalan ke sebrang meja yang kebetulan sang Papa duduk di kursi yang bersebrangan dengannya.
"Masa sih?"dengan santainya sang Papa menjawab.karena dia tahu bahwa ini pasti ulah jailnya si Andra.
"Iya Pa...lihat tuh Giana geli banget liatnya."
"Coba Papa liat dulu."sambil bangkit dari tempat duduk Tuan Permana menuju ke kursi Giana."Ini cuma mainan sayang... lihat tuh." Tuan Permana mengambil sebuah mainan yang berbentuk tikus kecil dan mengangkatnya dan menunjukkan kepada Giana.
ABAAAAAANG...!!!
* 270721*