Chereads / Gelora Gairah [R18+!] / Chapter 113 - Malam Kedua di Padang Harta XIV

Chapter 113 - Malam Kedua di Padang Harta XIV

Tubuh bugil nan indah Nadhine Aisyah yang sudah menegang ke titik nadir dan bergetar dengan begitu hebat bagaikan gempa bumi skala sepuluh richter tersebut membuat sang lelaki yang sedang menyebadani sang gadis pun juga ikut semakin mendekat dengan klimaks yang dengan segera akan diraih oleh dirinya.

Vivadhi Ranata pun segera bersiap - siap hendak keluar dan menyemburkan muatan panas penus kenikmatan tertampung di dalam misil iskandar miliknya yang sudah menghujam jauh ke bagian terdalam dari liang cinta Nadhine Aisyah.

Masih dalam keadaan bersetubuh dengan Nadhine Aisyah, Vivadhi Ranata dengan sudut matanya tanpa sengaja menangkap pemandangan binal penuh birahi yang terjadi di dalam kemah di sekitar tempat sang lelaki menyebadani sang gadis yang masih terus ditindihi oleh tubuh perkasanya dan digenjot oleh dirinya dengan tanpa henti.

Vivadhi Ranata tanpa sengaja melihat pemandangan saudari kembar Nadhine Aisyah yang sedang asyik mengocok - ngocok lubang cintanya sendiri yang sudah basah memuncarkan cairan nektar kental nan harum mewangi khas aroma seorang gadis yang sedang birahi, penuh akan kadar kandungan feromon yang begitu memabukkan siapa pun yang menghirup aromanya yang begitu erotis.

Ya, Nadhine Alisya sedang asyik bermasturbasi dengan tanpa mengenal lelah, tidak peduli berapa kali pun sang gadis sudah muncrat crot - crot tak karuan selama dirinya menonton tubuh saudari kembarnya yang ditiduri dan digagahi oleh Vivadhi Ranata di hadapan matanya sendiri.

Vivadhi Ranata pun spontan ikut membelalakkan matanya sejenak memandangi Nadhine Alisya yang kini juga turut memandangi matanya dengan tatapan lapar, haus, dan basah penuh akan hasrat nafsu yang berkobar - kobar.

Namun meskipun tatapan mata sang lelaki sedang terpaku pada Nadhine Alisya yang sedang asyik menarikan jari - jemarinya sendiri mengaduk - aduk liang cintanya yang sudah begitu becek bagaikan semangkuk sup panas yang isinya tumpah ruah kemana - mana, sang lelaki tetap saja masih terus memacu pinggangnya, memompa selangkangannya yang beradu dengan selangkangan Nadhine Aisyah dalam simfoni erotis nan syahdu mengobarkan hasrat siapa pun yang menonton persetubuhan mereka berdua.

Perlahan Vivadhi Ranata pun mengalihkan pandangan matanya dan kini sang lelaki melihat wajah Nadhine Aisyah yang matanya masih setengah terpejam tenggelam dalam penuh kenikmatan.

Tak lama setelah dipandangi oleh Vviadhi Ranata, kemudian kedua pelupuk mata sang gadis pun perlahan - lahan bergetar dan mulai terbuka.

Nadhine Aisyah yang baru saja membuka matanya pun tak sengaja juga ikut melihat bayangan sosok Nadhine Alisya yang sedang asyik menggoyang - goyangkan jari - jemari dan pinggulnya seolah sedang menari - nari sambil menggali kenikmatan sebanyak yang saudari kembarnya tersebut bisa dapatkan dengan mempermainkan lubang cintanya sendiri yang kini sudah kembali memuncratkan cairan - cairan hangat penuh kenikmatan bagaikan air mancur yang memancar dengan penuh gairah birahi .

Nadhine Aisyah pun menolehkan kepalanya agar bisa menatap langsung pemandangan binal dari permainan mesum Nadhine Alisya denga lebih jelas di depan mata sang gadis sendiri.

Vivadhi Ranata yang sedang menatap bola mata indah Nadhine Aisyah yang bagaikan butiran - butiran permata yang begitu jernih tersebut pun dengan sangat jelas dapat melihat bahwa di dalam bola mata sang gadis yang sedang digagahi oleh dirinya tersebut dengan sangat jelas dapat dilihat sesosok wanita dengan kecantikan wajah dan keindahan tubuh yang serupa dengan Nadhine Aisyah yang sedang asyik bermasturbasi dalam posisi duduk jongkok sambil mengangkang, membuka lebar - lebar kedua belah kakinya yang putih dan mulus tersebut serta memamerkan selangkangan sang gadis yang sedang diaduk - aduk dengan begitu liar sambil memuncratkan cairan bening dan kental ke mana - mana.

Nadhine Alisya yang sedang ditatap oleh saudari kembarnya, Nadhine Aisyah seolah tak peduli kalau permainan binalnya itu sedang dilihat oleh saudara sedarahnya sendiri dan bahkan sang gadis malah terlihat semakin menikmati permainan nakal nan erotisnya sendiri.

Jari - jemari Nadhine Aisyah dengan sangat giat dan tanpa mengenal lelah terus menggali kenikmatan, bagaikan orang yang sedang kesurupan setan pemuas hawa nafsu, sang gadis terus bermasturbasi dan memamerkan selangkangannya yang terbuka lebar mengangkang sambil dilanda oleh gelombang demi gelombang orgasme sementara kedua bola matanya yang begitu indah tersebut terus menatap ke arah Vivadhi Ranata dan Nadhine Aisyah yang juga masih asyik saling mengadu kelamin di hadapan dirinya tersebut.

Sementara itu, Faladhina Kiseki, Myradhia Chikane dan Saladhina Olivia yang berada di sisi lain kemah, tepatnya di samping matras tempat Vivadhi Ranata dan Nadhine Aisyah asyik mengadu selangkangan mereka juga ikut asyik saling memuaskan diri mereka satu sama lain sambil menonton adegan syurr antara Vivadhi Ranata dan Nadhine Aisyah.

Ketiga orang wanita cantik tersebut sudah beberapa menit yang lalu tersadarkan diri setelah teriakan - teriakan binal nan nakal Nadhine Aisyah yang mampu membangunkan seisi hutan menggema memenuhi seisi kemah tempat mereka bernaung malam ini.

Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane saling berpelukan dan selangkangan mereka berdua saling bergesekan satu sama lain dengan kedua pasang kaki mereka yang saling bersilangan membentuk formasi menggunting sementara Saladhina Olivia, sama seperti Nadhine Alisya, ikut bermasturbasi sambil menatap Vivadhi Ranata dan Nadhine Aisyah yang sedang asyik memagut cinta mereka.

Dan tak lama, bunyi crek…crekk.crekk.. dan crot crot crot dari organ - organ kelamin enam orang insan yang sedang asyik berkelindan dan muncrat - muncrat dalam gelombang orgasme pun mulai menggema dengan begitu harmonis seolah membentuk simfoni paduan suara yang saling bersahut - sahutan bagaikan kanon liturgi erotis pemuja Dewa - Dewi Pemuas Hawa Nafsu.

Vivadhi Ranata dan Nadhine Aisyah yang berada di tengah - tengah kemas dan menjadi pusat fokus dari liturgi erotis malam itu pun tak perlu menunggu waktu lama sebelum mereka berdua menyadari apa yang sudah terjadi di sekitar mereka berdua, tapi kedua insan yang sedang asyik mereguk nikmatnya gairah cinta mereka berdua malah diam saja dan membiarkan para wanita yang lain asyik dalam nikmatnya seksplorasi dan penggalian mandiri kenikmatan mereka masing - masing (kecuali Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane yang asyik dengan scissoring lesbian play di antara mereka berdua).

Bahkan seolah - olah, Vivadhi Ranata dan Nadhine Aisyah membiarkan saja para wanita tersebut menonton permainan cinta mereka berdua yang sedang asyik beradegan mesra di atas matras di tengah kemah tersebut.

Sayup - sayup pun terdengar bunyi desahan - desahan dan erangan - erangan kecil yang tertahan, jumlahnya ada lebih dari satu, dan semuanya khas suara para perempuan.

Seolah memaklumi Vivadhi Ranata dan Nadhine Aisyah yang masih dalam posisi persebadanan ini dan tidak ingin mengganggu permainan cinta mereka berdua meski pun nikmat yang dirasakan oleh para wanita tersebut pun juga sudah hampir - hampir tak tertahankan.