Baik Myradhia Chikane mau pun Faladhina Kiseki tak ayal mengeluarkan desahan penuh kenikmatan dari bibir manis mereka.
Myradhia Chikane berteriak dengan begitu binal sejadi - jadinya sementara Faladhina Kiseki yang mulutnya masih penuh berisi misil iskandar sang lelaki dengan begitu rakus menghisap dan meminum segala apa yang ditembakkan oleh Vivadhi Ranata ke dalam kerongkongannya.
Nafas panas Faladhina Kiseki yang menderu menggempur selangkangan sang lelaki yang sedang dicium oleh sang gadis.
Sementara itu, pantat indah dari kedua orang gadis cantik tersebut juga bergoyang dan bergetar dengan penuh gairah di setiap denyutan kenikmatan yang menyergap liang cinta mereka berdua….
Dan di setiap denyutan kenikmatan yang meremas sekujur tubuh mereka juga selalu diiringi dengan keluarnya cairan cinta yang lebih banyak lagi.
Beberapa cairan hangat nan wangy tersebut bagaikan semburan geyser yang menyembur dengan deras dari liang cinta Myradhia Chikane, hingga membuat Vivadhi Ranata mundur sebentar dari jepitan kedua belah paha Myradhia Chikane yang telah mengendur karena kaki sang gadis yang telah melemas, lunglai sehabis diguyur oleh gelombang orgasme.
Dengan penuh seksama, Vivadhi Ranata menikmati pemandangan indah yang terhampar di hadapan matanya, melihat bagaimana bentuknya lubang cinta yang sedang berkedut penuh nikmat saat sedang mengalami orgasme yang panjang.
Tegang, merah, dan basah, bibir manis di bagian bawah tubuh Myradhia Chikane berkedut-kedut dengan sangat nakal, memuncrakan cairan cinta sang gadis yang tumpah ruah hingga jatuh membanjir sampai ke kedua pahanya yang putih dan mulus tersebut.
Lalu setelah itu nektar cinta Myradhia Chikane yang telah membanjiri paha dan selangkangannya pun turun mengalir ke bawah dengan begitu banyaknya, menyusuri kedua belah kaki sang gadis yang putih mulus nan jenjang tersebut hingga sampai ke mata kaki.
Sungguh sebuah pemandangan yang sangat seksi.
Apalagi ketika Vivadhi Ranata menoleh ke belakang.
Sang lelaki mendapati juga bahwa Faladhina Kiseki dengan penuh kenikmatan masih menyeruput, menghisap dan melahap batang kenikmatan sang lelaki sambil meminum setiap tetes muatan reaktif nan panas yang tersimpan di dalam misil iskandar yang telah meledak di dalam mulutnya tersebut.
Sebagai lelaki yang masih sehat secara seksual, tentu saja pemandangan - pemandangan indah tersebut semakin menyulut gairah birahi dirinya yang semakin bergelora.
Akhirnya, Vivadhi Ranata yang sudah tidak tahan melihat keadaan itu pun dengan cepat berdiri sambil mengasongkan misil iskandarnya yang baru saja keluar dari caplokan mulut manis Faladhina Kiseki.
Senjata pusaka yang baru saja habis dihisap tersebut pun langsung kembali tegak berdiri penuh kekuatan berkat tingginya tingkat evolusi sang lelaki
Vivadhi Ranata yang sedang berdiri di antara Myradhia Chikane dan Faladhina Kiseki yang masih terkulai lemas di atas matras dengan tubuh indah mereka yang sedang bergetar hebat sejadi - jadinya pun mengacungkan senjata pusaka yang sudah menegang tersebut ke arah Saladhina Olivia yang sedang berdiri telanjang bulat menatap dirinya.
Maka tahu lah sang gadis bahwa kini gilirannya telah tiba.
Dengan penuh kebahagiaan menyongsong saat - saat yang telah dinantikan oleh dirinya tersebut, Saladhina Olivia pun sekonyong - konyong menghampiri sang lelaki dan memeluk kekasih hatinya tersebut.
Tanpa terasa tubuh indah Saladhina Olivia telah bersimbah peluh, wajahnya yang merona merah setelah sedari tadi berusaha mencari nikmat dengan merogol dirinya sendiri hingga akhirnya mampu mereguk riak - riak kecil orgasme ringan tersebut disusupkannya ke leher sang lelaki.
Tubuh bugil nan indah Saladhina Olivia yang terasa begitu hangat dan lembut pun memeluk tubuh perkasa sang lelaki dengan semakin erat.
Lalu dengan penuh hasrat, Saladhina Olivia pun membisiki sang lelaki dengan desahan nafasnya yang begitu panas bagaikan hembusan api hasrat seekor naga.
"Puaskanlah diriku, sayang....!"
Mendengar bisikan hangat penuh mesra dari bibir sang gadis yang membakar telinganya, maka Vivadhi Ranata pun mendekap tubuh seksi Saladhina Olivia dengan semakin erat.
Rasa nikmat kembali berkecamuk di selangkangannya, memacu misil iskandar sang lelaki untuk dengan segera kembali terisi oleh muatan panas kembali.
Tentu saja hal ini pun juga dirasakan oleh Saladhina Olivia yang menikmati sensasi gesekan antara selangkangannya yang telah basah becek sehabis bermain sendiri sembari menonton adegan panas di hadapan matanya.
Misil Iskandar Vivadhi Ranat semakin menegang dan mengeras di tengah jepitan selangkangan dan paha hangat nan mulus Saladhina Olivia.
Tapi sang lelaki tiba - tiba saja ingin merasakan sensasi yang lain.
Vivadhi Ranata pun menurunkan kepala sang gadis hingga ke bagian yang diinginkannya.
Saladhina Olivia menuruti keinginan sang lelaki, dengan perlahan sang gadis pun menyusuri tubuh perkasa sang lelaki, dari lehernya yang hangat turun kebawah menyusuri dadanya yang bidang dan penuh dengan pahatan otot - otot yang terlihat begitu artistik bagaikan sebuah karya seni.
Tentu saja sang gadis tidak berhenti sampai di sana saja.
Saladhina Olivia terus bergerak turun ke bawah.
Dan akhirnya seperti yang dilakukan oleh sang lelaki terhadap Myradhia Chikane tadi, mulut manis sang gadis pun kini menciumi perutnya yang sixpack tersebut.
Saladhina Olivia tampak begitu menikmati ciuman bibirnya terhadap perut berotot sang lelaki yang tampak begitu macho dan semakin membakar hasratnya.
Ciuman manis penuh cinta dari bibir sang gadis pun terus turun dan menurun…
Hingga akhirnya Saladhina Olivia sampai di tempat yang dituju oleh dirinya tersebut dan sang gadis pun memandangi misil iskandar sang lelaki yang sedari kemarin telah menaklukkan jiwa dan raganya.
Harta pusaka milik sang lelaki yang selalu dia senangi.
Saladhina Olivia pun menengadahkan kepalanya.
Sang gadis memandang mata sang lelaki dengan senyuman nakal menghiasi bibirnya yang manis tersebut.
"Benar - benar besar sekali punyamu ya, Ran! Ini untukku untuk selamanya," kata Saladhina Olivia dengan penuh tatapan manja bercampur mesra sambil mengelus - elus dan mulai meremas bagian pangkal dari senjata pusaka tersebut.
Vivadhi Ranata pun terkesiap…
Jari - jemari lembut milik sang gadis dengan begitu telaten dan penuh kelembutan mulai mengocok - ngocok misil iskandar sang lelaki dengan penuh cinta dan pengabdian.
Saladhina Olivia tersenyum puas melihat ekspresi penuh nikmat yang mewarnai wajah tampan sang lelaki.
"Nikmatilah sepuas hatimu, Ran! Aku ingin kamu juga menikmati dan merasakan kenikmatan seperti yang aku rasakan sedari tadi…." Kata Saladhina Olivia sambil mengingat betapa dirinya dengan penuh nafsu asyik merogol dirinya sendiri sembari menonton permainan panas sang lelaki dengan dua orang wanita lainnya.
Vivadhi Ranata mengangguk sambil tersenyum, dalam hati dirinya membatin, "Perempuan kalau sudah cinta pasti mau melakukan apa saja demi lelakinya."
Dan dengan penuh kasih Vivadhi Ranata pun mulai membelai rambut Saladhina Olivia yang sedang duduk bersimpuh di hadapan dirinya....