Di bagian paling rahasia di tubuh wanita tersebut, dua lembar gerbang suci milik Myradhia Chikane yang merah dan basah telah penuh dilumasi cairan nektar cinta yang bening dengan aroma yang begitu memabukkan hasrat.
Dengan kedua jari telunjuknya, sang lelaki pun buka celah di antara kedua bilah gerbang suci tersebut agar menjadi lebih lebar
Dan sebutir permata mutiara berwarna merah muda pun menyembul dengan megah di atas kedua gerbang suci yang telah tersibakkan tersebut.
Mutiara merah muda tersebut nampak berkedut karena rangsangan nikmat yang tidak terkira dari sang lelaki.
Berkali - kali tubuh Myradhia Chikane berkedut dengan penuh nikmat.
Setiap denyutan dibarengi dengan nafas panas dan rintihan penuh nafsu tak tertahankan yang keluar dari celah - celah bibir sang gadis yang terlihat begitu menggoda untuk diciumi.
Bahkan para saudarinya yang sedang asyik menonton pergumulan panas di antara mereka berdua pun tak pelak ikut merasa bernafsu dan menelan ludah mereka masing - masing.
Saladhina Olivia melirik ke samping dan sang gadis mendapati kalau si kembar Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya telah duduk bersimpuh saling berpelukan dengan mata mereka berdua yang tak lepas dari memandang tontonan panas di depan mereka sementara tangan - tangan mereka sibuk menjamahi tubuh satu sama lain saling mencari kepuasan di antara mereka berdua.
Saladhina Olivia yang matanya spontan terbelalak menyaksikan pertunjukan lesbian incest di sampingnya dan pergumulan intim di depannya pun tak pelak ikut menjamahi tubuh bugilnya yang indah dengan tangan - tangannya sendiri dengan mata yang tak lepas menonton kedua pasangan yang sedang asyik dengan dunia hasrat mereka masing - masing tersebut.
Sementara itu Faladhina Kiseki masih asyik terbuai dalam gelombang hasrat yang tidak henti - hentinya mengguyur jiwa dan raganya.
Bahkan ketika Vivadhi Ranata sedang asyik menggauli tubuh Myradhia Chikane, sang lelaki dengan sebagian Nascent Soulnya tetap sibuk menggarap Faladhina Kiseki secara batiniah.
Faladhina Kiseki pun dengan bahagia menerima siraman rohani penuh hasrat nafsu dari sang lelaki.
Vivadhi Ranata memandang ke atas sementara wajahnya yang tampan masih terbenam di tengah - tengah selangkangan Myradhia Chikane.
Sang lelaki melihat ke arah payudara Myradhia Chikane yang sedang terbuka, tepatnya ke arah kedua butir puting susu sang gadis yang terlihat jelas juga telah semakin mengeras seolah ingin bersaing dengan puting susu milik Faladhina Kiseki.
Nafas Myradhia Chikane terengah-engah, yang mebuat kedua buah dada sang gadis yang putih kenyal itu nampak naik turun dengan cepat.
Vivadhi Ranata menurunkan pandangannya dan melihat lagi lembah suci milik sang gadis yang sedang digaulinya tersebut.
Terlihat lubang kenikmatan milik Myradhia Chikane telah menjadi semakin merah dan merekah.
Dengan penuh rasa antusias dibukanya lagi kedua gerbang suci sang gadis dengan kedua jari telunjuknya.
Cairan kental beraroma harum semerbak khas seorang wanita pun mengalir keluar dengan begitu deras.
Meluap dan merembes sampai ke sela - sela pahanya, persis seperti sungai yang sedang banjir.
Cairan itu pun terus mengalir dengan perlahan sampai membasahi belahan pantat mulus milik sang gadis.
Kemudian dengan perlahan - lahan cairan yang telah terkumpul tersebut akhirnya menitik menetes - netes membasahi matras.
Semakin lama semakin banyak titik-titik nektar cinta Myradhia Chikane yang jatuh membasahi matras tempat mereka berdua sedang memadu kasih tersebut.
Tanpa terasa Myradhia Chikane telah merenggut rambut Vivadhi Ranata, dan dengan penuh nafsu menekankan kepala sang lelaki ke arah liang cintanya yang sedang terangsang dengan penuh gairah tersebut.
Vivadhi Ranata pun juga menjadi semakin bernafsu.
Dengan penuh semangat sang lelaki pun mulai mengulum dan menjilati seluruh bagian dari lembah indah di tengah - tengah selangkangan Myradhia Chikane.
Dari gerbang sucinya, mutiara merah muda yang bertahta di atasnya, hingga masuk ke dalam menjelajahi gua lembab yang terus mengeluarkan nektar cinta dengan penuh gemuruh hasrat milik sang gadis.
Ahh. Ahhhh Aaahhhhh!!!!! Nikmat sekali...., Ranata! Myradhia Chikane merintih, memekik dengan penuh nafsu, sekujur tubuhnya yang sintal tersebut menegang dengan penuh gelora gairah, cengkraman tangannya di kepala sang lelaki terasa semakin kuat.
Jika saja Vivadhi Ranata bukan lah seorang Evolver yang telah mencapai tingkat evolusi yang lebih tinggi, maka akan dapat dipastikan kalau kepalanya saat ini pasti sudah seperti sebutir telur yang ditumbuk di antara dua buah batu karang, hancur remuk berantakan.
Paha mulus nan indah Myradhia Chikane dengan rapat mengempot sambil menekan wajah tampan sang lelaki yang terbenam di dalam lembah selangkangan sang gadis yang begitu memabukkan, dengan liang cintanya yang semakin merah dan terus - menerus mengeluarkan cairan nektar yang terasa begitu lezat dan wangi.
Vivadhi Ranata pun menjadi semakin bernafsu dan terus semakin dalam menusuk - nusukkan lidahnya yang panas ke dalam liang cinta Myradhia Chikane.
Beberapa kali butiran mutiara yang bertahta di atas pintu gerbang keramat sang gadis pun tersentuh oleh ujung gigi sang lelaki, dimana setiap sentuhannya memberi pengaruh yang sangat hebat.
Myradhia Chikane dibuat melolong penuh gema kenikmatan oleh rangsangan luar biasa yang diterima oleh dirinya
Sementara sang lelaki dengan giat dan penuh rasa antusias terus menyelusuri bagian terdalam liang cinta sang gadis dengan lidahnya.
Oh terasa hangat dan sangat - sangat basah, sungguh sangat menggairahkan!
Apalagi dinding - dinding liang cinta sang gadis juga dengan sepenuh tenaga juga berusaha menghimpit dan menjepit lidah sang lelaki yang dengan buas berusaha memberontak dan mengacak - acak seisi organ paling pribadi milik sang gadis.
Tak bisa lagi dibayangkan betapa luar biasa nya kenikmatan yang sedang dirasakan oleh Myradhia Chikane saat ini.
Barangkali kenikmatan yang sedang direguk oleh Myradhia Chikane tersebut telah jauh melebihi rangsangan yang dialami oleh sang lelaki dari batang misil iskandarnya yang juga sudah mengeras dengan panas sedari tadi.
Hmmm....?
Tiba - tiba sang lelaki merasakan kalau ada yang sedang mendekatinya.
Faladhina Kiseki yang telah terbangun dari klimaksnya yang begitu menjerumuskan setelah mendengar lolongan penuh nafsu Myradhia Chikane kini sedang menghampiri bagian belakang tubuh sang lelaki.
Faladhina Kiseki dengan tangan - tangannya yang hangat dan lembut menservis misil iskandar sang lelaki.
Rasanya sangat nikmat dan tergelitik terutama di bagian pangkal.
Faladhina Kiseki mencakupkan tangan kirinya dan memijiti kantung harta karun berisi dua butir bola emas penghasil bibit unggul milik sang lelaki, sementara tangan kanannya mengelusi sekujur batang misil iskandar sang lelaki.
Faladhina Kiseki meluruskan senjata pemungkas dalam medan perang penuh asmara milik sang lelaki tersebut dengan tangan kanannya sebelum membawa batang rudal tersebut masuk ke dalam rongga mulutnya yang menganga....