Hari telah menjelang malam ketika Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane telah selesai menyerap seluruh kekuatan dari Buah Api Keramat Sutra Emas dan Permata Hati Giok Hujan Beku.
Kini Faladhina Kiseki telah memiliki Api Keramat Sutra Emas di dalam tubuhnya.
Api keramat tersebut dapat dengan mudah dia munculkan dan dia manipulasi baik untuk menyerang, bertahan atau pun sekedar untuk penerangan mau pun untuk membuat api unggun.
Suhu dari Api Keramat tersebut bahkan dapat diatur oleh Faladhina Kiseki, hingga menjadi terasa hangat seperti olesan balsem ketika api tersebut menyentuh teman - temannya namun menjadi sepanas tungku pandai besi yang sanggup melelehkan logam ketika berhadapan dengan lawan - lawannya.
Sementara Myradhia Chikane yang telah berasimilasi dengan Permata Hati Giok Hujan Beku kini mampu memanipulasi Air dan Es serta apa pun yang mengalir dan bersuhu dingin.
Dengan kehendak hatinya, Myradhia Chikane mampu mengubah suhu udara di lingkungan sekitarnya menjadi sangat dingin hingga mampu memunculkan butir - butir salju dan es.
Hanya dengan tatapan matanya saja, Myradhia Chikane mampu membuat seekor kelinci berukuran sebesar babi hutan yang berkeliaran di perbatasan kemah mereka mati beku dalam sesaat.
Meski pun Kelinci tersebut memiliki kekuatan yang setara dengan Evolver Tahap Rookie Tingkat Dua, namun makhluk tersebut langsung mati membeku hanya dalam satu kedipan mata sang wanita.
Faladhina Kiseki pun langsung saja membuat Api Unggun dengan menggunakan Api Keramat Sutra Emas yang baru saja dikuasai oleh dirinya.
Sementara Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya mengambil kelinci tersebut dan dengan cekatan menguliti serta memotong - motong daging si kelinci.
Dan Vivadhi Ranata dengan tangkas mengumpulkan ranting - ranting pohon di sekitar mereka, membersihkannya dan menusukkan potongan - potongan daging kelinci dengan ranting - ranting tersebut.
Saladhina Olivia lagi - lagi terbengong - bengong melihat kelakuan mereka semua.
Yang satu membuat seekor hewan magis mati beku hanya dengan satu kedipan matanya, yang satu lagi membuat api unggun dengan menggunakan api keramat, tapi yang lain seolah biasa saja dan malah asyik memanggang daging hewan dengan api unggun tersebut!?
Oi, kalau kultivator lain tahu kalian menggunakan api keramat untuk memasak.....
Ah, sudah lah, Saladhina Olivia yang menerima setusuk daging seukuran pahanya dari Vivadhi Ranata akhirnya memutuskan untuk tidak berpikir apa - apa lagi dan ikut duduk memanggang daging menggunakan api unggun buatan Faladhina Kiseki.
Namun seolah - olah seperti ingin menantang pemikiran sang gadis penyihir, Faladhina Kiseki dengan entengnya bergumam, "Wah, aku juga bisa mengatur penyebaran panas dan sedalam apa panas apinya bisa menyerap ke dalam daging toh. Lumayan lah buat latihan."
Lalu setelah berkata demikian, Faladhina Kiseki mulai menggunakan kegiatan memanggang di alam liar ini menjadi ajang latihan agar dirinya bisa semakin mahir menggunakan Api Keramat Sutra Emas.
Dengan pengaturan panas yang dilakukan oleh Faladhina Kiseki, maka hanya dalam waktu kurang dari lima menit saja semua daging yang mereka panggang sudah matang sempurna hingga ke bagian yang paling dalam.
"Wah, mantap, Kis. Semuanya jadi Well-Done Steak." Kata Vivadhi Ranata sambil mencoba gigitan pertama dari daging kelinci yang ada di tangannya.
"Bah, kita lupa kasi garam, rasanya jadi kurang enak...." Kata sang lelaki setelah menelan daging yang telah dia kunyah.
"Untung aku masih bawa saus banyak."
Setelah berkata demikian, Vivadhi Ranata kemudian mengeluarkan satu kardus berisi berbagai macam botol saus mulai dari saus sambal, saus tomat, mayones, hingga saus thousand island ada disana.
"Silahkan ambil sendiri saus mana yang kalian mau." Kata sang lelaki sambil mengambil botol berisi saus mayones keju dan menyemprotkan isinya melumuri daging kelinci yang ada di tangannya.
Faladhina Kiseki mengambil saus tomat, Myradhia Chikane mengambil saus thousand island, sementara si kembar Nadhine mengambil saus sambal.
Saladhina Olivia yang tidak mau ketinggalan pun mengambil botol saus kecap untuk membumbui daging kelinci yang ada di tangannya.
....
Setelah makan, para wanita saling bekerja sama membereskan semuanya.
Dengan bantuan sihir [Cleansing] dan berbagai macam mantra - mantra magis lainnya, kehidupan sehari - hari menjadi jauh lebih mudah dan praktis.
Tidak perlu menyapu, mengelap apalagi mengepel, hanya dengan mengucapkan mantra saja maka sim salabim, semuanya beres.
Sungguh mudah, nikmat, dan nyaman sekali hidup mereka di alam liar, rasanya tidak ada bedanya dengan berkemah di halaman belakang rumah sendiri.
....
Setelah semuanya selesai, Vivadhi Ranata bersama dengan para wanita nya pun masuk ke dalam kemah besar yang telah dibangun oleh Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya.
Tenda tersebut dapat dengan nyaman menampung mereka berlima di dalamnya.
Dan ketika ada satu orang lelaki yang dikelilingi oleh empat orang wanita cantik bermalam di dalam satu ruang yang sama, apalagi tempat tersebut adalah area pribadi, maka tidak perlu dipertanyakan lagi aktivitas macam apa yang akan mereka lakukan bersama - sama kan?
Setelah memasang barrier anti suara dan berbagai macam pengaman lainnya, dengan penuh suka cita Vivadhi Ranata pun menggarap dan menggilir tubuh indah Faladhina Kiseki, Myradhia Chikane, Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya.
Keempat orang wanita cantik tersebut pun tak pelak lagi mengeluarkan erangan - erangan binal yang sanggup mengobarkan hasrat nafsu siapa pun yang mendengarnya tatkala tubuh indah muda belia mereka menerima sentuhan penuh birahi dari sang lelaki kekasih hati mereka.
Dengan siraman penuh hasrat nafsu duniawi, kelima insan tersebut pun melakukan adegan panas dalam berbagai pose di dalam kemah mereka di tengah alam liar.
Selangkangan becek yang beradu, Energi Yin dan Yang yang memuncrat menyembur membasahi seisi kemah, berpadu dengan teriakan - teriakan nakal nan panas membentuk simfoni binal yang begitu indah di dalam kemah mereka.
Hingga akhirnya malam menjadi semakin larut dan hari telah berganti melewati tengah malam.
Vivadhi Ranata yang telah berhasil mengkultivasi para wanitanya hingga mereka semua kembali naik tingkat malam ini juga dengan senyum puas tertidur pulas di dalam pelukan keempat orang kekasih hatinya.
Faaldhina Kiseki dan Myradhia Chikane kini telah mencapai Tahap Rookie Tingkat Sembilan.
Sementara si kembar Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya juga telah naik ke Tahap Rookie Tingkat Enam.
Dan terakhir, Vivadhi Ranata juga kembali merasakan kalau saat ini dia telah berada di ambang puncak kultivasinya dan dapat naik ke Tahap Elite Tingkat Tiga hanya dengan sedikit dorongan saja.
Namun sang lelaki yang melihat kalau keempat orang wanita yang dicintainya itu telah luluh lantak tak berdaya setelah digempur bergiliran semalaman tersebut memutuskan untuk membiarkan para kekasihnya beristirahat dan menggarap tubuh indah mereka berempat besok pagi lagi saja.