Chereads / Gelora Gairah [R18+!] / Chapter 66 - Ranah Inti Emas  

Chapter 66 - Ranah Inti Emas  

Saladhina Olivia merasa akal sehatnya sudah sama sekali tidak bekerja sekarang ini.

Ada seorang laki - laki yang melamar dirinya meski pun baru satu jam mereka bertemu....

Oke, yang ini mungkin masih bisa diterima, karena Saladhina Olivia sudah sering mengalami hal seperti ini dimana dirinya dilamar oleh laki - laki yang bahkan baru melihat dirinya untuk pertama kalinya.

Tapi dilamar oleh seorang lelaki di depan para kekasihnya yang lain!?

Bahkan dalam impiannya yang paling liar sekali pun, Saladhina Olivia tidak pernah membayangkan akan hal ini.

Tapi yang paling membuat Saladhina Olivia merasa kalau kecerdasan otak miliknya serasa berkurang adalah, para wanita kekasih sang lelaki bukannya merasa cemburu tapi malah terlihat begitu berhasrat agar dirinya bergabung bersama mereka dan menjadi kekasih dari lelaki yang sama!?

Nani da fak?

Saladhina Olivia merasa kalau kecerdasan dan akal sehatnya sudah benar - benar terjungkir balik saat ini.

Atau memang seperti ini kah rasanya jatuh cinta?

Hingga mampu membuat pikirannya menjadi acak - acakan?

Saladhina Olivia mencoba membuka mulutnya dan meminta waktu kepada sang lelaki untuk berpikir.

Namun tiba - tiba, rerumputan tinggi di sekitar mereka kembali tersibak.

Tiga belas orang pendekar serta kultivator yang semuanya berada di Ranah Xiantian keluar dari rerumputan tersebut dan kini telah mengepung mereka berenam dari segala arah....

Para pendekar dan kultivator yang semuanya laki - laki tersebut jelas - jelas tidak punya niatan baik sedikit pun terhadap mereka.

Hal ini terlihat dengan sangat jelas dari cara mereka yang memandang Saladhina Olivia seperti sekumpulan katak buruk rupa yang begitu bernafsu ingin mencaplok seekor angsa cantik berbulu indah nan menawan.

Sementara Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane langsung menghunus senjata mereka masing - masing, Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya yang sudah diajari berbagai macam mantra dari Kitab 1001 Mantra dan mendapat bimbingan dari Myradhia Chikane memutuskan untuk memberikan bantuan sihir dari belakang saja.

Kedua gadis kembar yang masih berada di Tahap Rookie Tingkat Lima yang hanya setara dengan ranah Houtian tersebut sadar kalau diri mereka bukan lah tandingan dari musuh - musuh yang telah mengepung mereka.

Namun, walau pun tidak bisa ikut bertempur di garis depan melawan musuh secara langsung, bukan berarti mereka hanya bisa diam saja di belakang bukan?

Sementara para wanitanya sedang bersiap - siap bertarung, Vivadhi Ranata dengan santai mengamati musuh - musuh yang telah mengepung mereka.

Vivadhi Ranata yang telah selesai mengukur kekuatan dari ketiga belas orang pendekar dan kultivator tersebut mengambil posisi berlawanan dengan punggungnya membelakangi Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane yang berada di garis depan dengan Nadhine Aisyah serta Nadhine Alisya yang berada di bagian belakang.

Saladhina Olivia juga tak mau kalah, dalam sekejap mata saja dia telah memunculkan sebuah tongkat sihir yang memiliki bentuk bulan sabit di ujungnya dengan sebuah orb melayang di tengah - tengah bulan sabit tersebut.

[Catatan Penulis: Gambar Ilustrasi dari Tongkat Bulan Sabit milik Saladhina Olivia bisa dilihat oleh kalian semua di kolom komentar dari Chapter ini. Jangan lupa kasi like yang banyak biar gambarnya tetap ada di paling atas yah~ ;) ]

Vivadhi Ranata melihat sejenak senjata magis yang dimiliki oleh Saladhina Olivia dengan Pandangan Surga miliknya.

[Crescent Moon Staff, Three Star Epic Grade Arcanic Weapon]

[Senjata warisan dari Garis Perguruan Penyihir Kuno yang telah menghilang dari dunia ini dan hanya meninggalkan puing - puing bekas sisa - sisa masa kejayaan mereka.]

"Hooo, punya barang bagus juga kamu, Olivia." Puji Vivadhi Ranata tanpa rasa iri sedikit pun terpancar dari matanya.

Sesuatu yang sangat kontras sekali dengan mata ketiga belas orang pendekar dan kultivator yang telah mengepung mereka.

Mata mereka semua langsung dipenuhi oleh keserakahan ketika melihat Saladhina Olivia mengeluarkan senjatanya.

Tak hanya itu saja, ke tiga belas orang tersebut juga berbinar - binar matanya ketika melihat pedang White Purity yang berada di tangan Faladhina Kiseki.

Dengan penuh semangat, para pendekar dan kultivator yang telah mengepung mereka pun mulai berteriak bersorak sorai sambil maju menyerang Vivadhi Ranata dan kelima orang wanita yang sedang bersamanya.

[Pixiu Claws!!!!] [Kick!] [Stomp!]

Dengan mulus, Vivadhi Ranata yang telah berada di tahap Setengah Jindan dengan tangan dan kakinya yang berbalut dengan Ajian Seni Kekayaan Pixiu menghabisi empat orang pendekar yang ada di depan dirinya.

[Smiting Light!] [Arrows of The Sun!]

Dengan dua Mantra Tingkat Menengah, Saladhina Olivia membakar empat orang kultivator dengan cahaya suci dan menghujani mereka dengan panah - panah api yang berjatuhan dari atas seolah berasal dari matahari yang masih menggantung di atas langit.

"AAAHHHHH!!!!! AAGHHHHH!!!! AAARRRGGHHHH!!!!"

Jeritan kesakitan dari empat orang kultivator yang terbakar hidup - hidup pun terdengar bercampuran dengan lima suara penuh derita yang berasal dari belakang mereka.

Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane berkolaborasi dengan indah melumpuhkan lima orang lawan mereka, tentunya dengan ditambahkan bantuan sihir pendukung dari Nadhine Aisyah dan sihir - sihir serangan dan gangguan dari Nadhine Alisya yang cukup menghambat dan mengganggu kelima orang lawan mereka.

Tidak butuh waktu lama sebelum semua pendekar dan kultivator ranah Xiantian itu semuanya terkapar sekarat di atas tanah.

Dengan tangkas, Vivadhi Ranata berkeliling memecahkan kepala - kepala mereka semua dan merubah semua pendekar dan kultivator ranah Xiantian tersebut menjadi makanan Ilmu Ajian Seni Kekayaan Pixiu.

Koin - koin emas pun berjatuhan membanjiri tanah lapang yang tadinya terbakar atau pun berlumuran darah.

[BBOOOMMMMM !!!!!]

Dan dengan kekuatan yang telah dihimpun oleh dirinya, Vivadhi Ranata pun dengan mulus telah menerobos masuk ke Tahap Elite Tingkat Satu yang setara dengan ranah Jindan atau Inti Emas alias Golden Core.

[BOOOMMMMM!!!!!]

Dan tidak hanya satu kali saja, tapi akumulasi dari semua kekuatan yang telah dihimpunnya saat ini telah cukup untuk memuluskan jalur evolusi sang lelaki hingga ke Tahap Elite Tingkat Dua!

Dalam Evolusinya kali ini, Vivadhi Ranata merasakan kekuatan yang semakin besar bergelora mengalir membanjiri sekujur tubuhnya.

Kekuatan tersebut kemudian terkondensasikan menjadi sebuah bola ghaib yang bersinar terang dengan cahaya keemasan di daerah Dantian atau Cakra Solar Plexus miliknya.

Bola ghaib yang bersinar keemasan di pusat tubuh ini lah yang menjadi asal muasal sebutan Ranah Inti Emas atau Jindan.