Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

My Male Friend, is My Boyfriend

🇮🇩Nslyn
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.1k
Views
Synopsis
Aku, Raina. Dia, Reiza. Reiza adalah sesosok pria yang dapat selalu kuandalkan. Reiza bisa menjadi seorang kakak bagiku, yang selalu melindungiku dari orang-orang yang selalu menindasku dan mengejek sifat childishku ini. Reiza bisa menjadi seorang sahabat bagiku, dia selalu siap mendengar kapan pun aku curhat padanya, entah tentang teman-temanku, pacarku, ataupun keluargaku. Reiza bisa menjadi seorang ibu bagiku, saat aku sakit, dia datang ke rumahku membawakan buah untukku dan merawatku hingga menjelang malam barulah ia pulang. Dan Reiza juga bisa menjadi seorang ayah bagiku, kadang aku sering ketinggalan uang jajanku di rumah ataupun di kelas hingga ia memberiku uang dan selalu meminta agar tidak usah mengembalikan lagi kepadanya, ataupun ia juga sering membelikanku boneka, baju ataupun alat tulis baru ketika ulang tahunku. Aku merasa Res adalah sosok pria yang sangat-sangat berharga bagiku, namun bodohnya, aku selalu menganggapnya sebagai seorang sahabat dan bahkan keluarga bagiku.. Namun aku tak pernah menyadari satu hal, Cinta. Ia mencintaiku? Apakah aku juga mencintainya?
VIEW MORE

Chapter 1 - Eps 1–Insiden Tertinggal Angkot

Bagian : Insiden Tertinggal Angkot

Aku baru saja pulang sekolah setelah mampir ke supermarket membeli makanan ringan yang bisa cukup seminggu, karena seminggu ke depan aku akan libur sekolah jadi pastinya harus stok dulu di kamar. Namun, saat selesai berbelanja, aku baru ingat jika aku harus membayar sekitar 12 ribu-an jika ingin pulang naik gojek, tapi sialnya aku kelupaan dan sekarang uangku sisa 7 ribu.. Itu sungguh tidak cukup, dan akhirnya berakhir lah disini, tempat penungguan angkot, tempat yang selama ini aku hindari karena jujur, aku mabuk mobil.

---

Setelah menunggu sekitar 5 menitan, akhirnya apa yang kutunggu pun tiba! Aku melihat angkot itu dari jarak yang lumayan jauh, senyumku kala itu mengambang. Tapi yang membuatku kesal adalah, angkot itu kenapa malah berhenti saat masih jauh dari tempat penungguan ini?!

Oh tidak! Aku baru menyadari bahwa bukan disini tempat penungguannya! Melainkan disana!! Oh, oh, oh, jika aku kalah cepat.. Bisa saja aku tak mendapat tempat duduk dan malah pulang jalan kaki, tidak! Itu tidak boleh dibiarkan! Aku berlarian ke arah angkot itu sambil membopong dua plastik belanjaan yang bisa dibilang besar.. Oh tidak!! Dari sini aku melihat bahwa tempat duduk di dalam angkot sudah hampir penuh dan sudah ada 4 orang ibu-ibu yang mengantri untuk masuk ke angkot, aku harus lebih mempercepat lariku!

Lariku pun kupercepat, aku memfokuskan mataku pada tempat-tempat duduk di dalam angkot dan langkah kaki para ibu-ibu yang ingin masuk ke angkot itu, sedangkan tanganku masih menye'imbangkan bawaan yang kubawa. Saat jarakku sudah semakin dekat dengan angkot itu, otakku yang goblok ini lupa bahwa tali sepatuku belum terikat kencang sehingga tali sepatu kananku itu lepas dan terinjak oleh sepatu kiriku dan ....

BRUKH!!

Aku berusaha mengangkat kepalaku yang baru saja mencium tanah, aku melihat semua pejalan kaki di sekelilingku sedang menatapku –kecuali kendaraan yang berlalu lalang dan beberapa orang yang mungkin sedang buru-buru sehingga tak menghiraukanku–

Oh, akan kupastikan bahwa inilah hari pertamaku mengejar angkot dan akan menjadi hari terakhirku mengejar angkot! Lain kali aku tidak akan sudi lagi untuk mengejar angkot. Itu benar-benar memalukan.