Chereads / basuki brother / Chapter 2 - protection

Chapter 2 - protection

"aku mau menikah"

Ucapan itu terdengar jelas ke telinga 3 orang itu, sedikit terkejut namun tak menimbulkan ekspresi di ketiganya.

"Menikah?! Kamu mau menikahi siapa?!" Tanya mama pada pria tinggi itu.

"Sharon,"

Terheran sudah jelas, mereka sama sekali tak mengenal siapa itu Sharon bahkan ariel pun hanya di kenal sebagai seorang pendiam yang acuh tak acuh pada perkara orang lain apalagi ia tak pernah membawa gadis ke rumah selama dia tinggal disana.

"Sharon? Jangan-jangan yang ada di panti?" Gumam Milan.

Ia tak habis pikir jika kakaknya akan menikahi pacaranya yang ada di panti itu.

Papanya sudah tak mau meladeni ariel yang ia pikir sudah gila, Steve merasa pusing ia memilih meninggalkan mereka dan masuk ke kamarnya dan di susul oleh istrinya.

Kini hanya tingga mereka berdua yang masih duduk tanpa saling pandang, ariel memilih melanjutkan makannya dengan santai sedangkan Milan memutar-mutar sendoknya.

"Kenapa? Gak makan?" Tanya ariel pelan.

Milan tak menjawab ia masih memikirkan apa yang di pikirkan oleh ariel sampai-sampai dia memutuskan menikahi gadis buta yang tinggal di panti itu.

"Cepat habiskan makananmu dan pergi tidur." Ucap ariel sembari menyuapkan nasinya ke mulut.

"Lu itu beneran mau nikah?" Tanya Milan.

"Hm.."

"Sharon itu cewek yang di panti itu ya?" Tanya Milan sedikit ragu dengan pertanyaan nya.

Ariel tiba-tiba terdiam, ia juga tak melanjutkan makanya. Ia perlahan menatap Milan dan mengerutkan keningnya.

"Hm."

Ia segera menyelesaikan makannya kemudian mencuci piringnya sendiri lalu pergi kekamarnya. Sebelum pergi ia menyuruh milan agar cepat menyelesaikan makannya dan tidur.

"Habis selesai makan, tidur. Jangan lama-lama." Ucapnya dingin.

***

Teng teng....

Suara bel istirahat berbunyi semua siswa-siswi di SMA Tjahaja Timoer keluar memenuhi area kantin atupun perpus dan juga taman.

"Lu mau kemana Riel?" Tanya milan sambil mencegat Ariel yang hendak keluar kelas.

"Minggir."

"Gue tanya lo mau kemana?"

"Lapangan. Gue mau main futsal."

Milan menunjukkan wajah tak senangnya, ia menarik ariel duduk kembali ke tempat duduknya.

"Lu mending duduk aja disini temenin gue baca komik!" Ucapnya memaksa.

Mau tak mau ariel menemani adiknya membaca buku, ia juga ikut membaca walau di akhir dia malah tertidur di tumpukan buku milik Milan.

Sebenarnya Milan sedikit kasihan saat melihat ariel di marah ataupun dihukum oleh papanya karena ulahnya, namun jika di pikir pria itu selalu mempertanggung jawabkan semua perbuatannya ia tak pernah sekalipun membantah saat di maragi ataupun membangkang pada orang tua angkatnya dan yang paling penting dia selalu membela dan melindungi Milan.

"Coba aja lu lebih penurut. Pasti papa gak bakal marahin lu sampai segininya" gumam Milan sambil mengelus rambut pendek Ariel.

Bruak!!!

Sebuah meja melayang dan terjaruh sangat dekat sekali dengan Milan, meja itu hampir saja mengenai tubuh kurus gadis tinggi itu.

Dengan sontak ariel terbangun ia melihat meja yang sudah terjatuh itu sambil mengerutkan keningnya.

Semua mata memandang ke Ariel, ia sangat marah kala itu.

Kemudian Semua mata beralih menatap radit yang berada di ujung depan, badannya kotor dan rambutnya acak acakan, bajunya basah akan keringat nafasnya juga menggebu seperti orang kesurupan.

"Kenapa?! Lu gak suka gue lempar mejanya?!" Bentak Radit kasar sambil melotot.

"Minta maaf. Minta maaf sama adik gue." Ucap ariel dingin.

"Ngapain gue minta maaf? Lagian mejanya gak nyenggol dia! Over banget sih lo sama adik lo jijik gue liatnya sok baik! Cuih ..."

Ariel mengepalkan kedua tangannya, ingin sekali rasanya ia memukul rahang pria brengsek itu dan mematahkan lehernya serat memotong lidahnya agar dia tak bisa berbicara lagi atau menghina orang lain lagi.

"Lu kenapa sih? Suka suka dia lah, gue adeknya wajar dong dia over sama gue! Kalau lu mau di overin cari abang sana! Seharusnya gue yang jijik sama lo!" Maki Milan.

Radit tampak marah karena ucapan Milan padanya, ia seperti kesurupan dan mendekati Milan dengan cepat. Ia berniat memukul Milan tapi Ariel tak akan membiarkannya begitu saja ia menghadang dan menarik kedua tangan radit kemudian menguncinya ke belakang.

Radit tak bisa bergerak lagi.

"Lepasin gue!"

perkelahian besar pun terjadi sampai menghebohkan seluruh kelas.