Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Obsesi raja rubah

mega_rahmawati
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.7k
Views
Synopsis
Lala gadis polos yang hidupnya sebatang kara, tak sengaja bertemu dengan seorang Nenek yang memberinya sebuah kalung berbentuk rubah, namun. Siapa sangka jika kalung tersebut akan mengubah jalan hidupnya.

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - pertemuan

Bab 1

"Ah, senangnya hati ini aku sudah gajian, kira-kira aku mau membeli apa ya, kan ini gaji pertamaku?" Lala seorang gadis berusia 18 tahun yang hidup sebatang kara dan baru saja bekerja sebagai penjaga sebuah toko buku di salah satu mall.

Ia adalah gadis periang dan juga cerdas.

Namun, sayangnya, karena paktor ekonomi, Lala memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya.

Karena, untuk biaya masuk ke salah satu perguruan tinggi sangatah mahal.

Saat Lala akan menyebrang jalan, ia melihat seorang nenek yang sedang kesulitan untuk menyebrang.

Dengan senyuman, Lala menghampiri nenek tua tersebut.

"Hallo nek, Nenek mau menyebrang ya, boleh Lala bantu nek?" Lala tersenyum ramah

Nenek tersebut menatap datar Lala dan tersenyum.

"Boleh, lagian nenek kesusahan untuk berjalan, nenek takut jika tertabrak oleh kendaraan yang lewat nak," ujar sang nenek dengan suara khasnya.

Setelah berhasil menyebrang jalan, sang nenek mengucapkan terimakasih kepada Lala.

"Terimakasih ya nak, berkat bantuan dan hati nurani kamu, nenek bisa berhasil melewati jalan itu," ucap sang nenek sambil mengelus tangan Lala.

Lala tersenyum tulus dan memegang tangan sang Nenek dengan sangat lembut.

"Tak apa nek, lagian Lala juga mau ke toko sana, mangkanya Lala sekalian bantu Nenek," Lala terus saja tersenyum.

"Nak, ini nenek punya sebuah kalung, mungkin harganya tidak seberapa dan Tidak terlalu berharga, namun. Nenek berharap kamu mau menerimanya, sebagai tanda terimakasih nenek," ujar sang nenek sambil mengeluarkan sebuah bungkusan

"Hah, kalung, Tapi, Lala iklas ko bantu nenek, Lala gak mengharapkan apapun!" Lala mendorong tangan nenek tersebut agar tidak memberikan bingkisan tersebut.

"Tidak apa, kamu pantas menerimanya, terimalah, nenek akan merasa senang jika kamu mau menerimanya," nenek tersebut mengepalkan tangan Lala yang sudah berisi bungkusan tadi.

Beberapa saat kemudian, Lala pergi dari sana namun, saat Lala ingin melihat ke arah Nenek tersebut, Nenek tersebut malah menghilang dengan sekejap.

"Lah, kemana nenek tadi, masa dia bisa jalan cepet banget?" Lala menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Sore harinya, Lala sudah sampai di rumah kecilnya

Ia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur yang sangat nyaman baginya

Namun, tiba-tiba Lala mengingat sesuatu, Lala mengeluarkan benda yang ada di dalam saku celananya.

Lala membuka bungkusan itu dengan perlahan.

"Wah, cantik sekali, katanya tidak berharga, tapi, kenapa kalung ini terlihat sangat mewah?" Lala memandang kalung tersebut.

Kalung itu berbentuk seekor rubah, namun, penuh dengan berlian.

Lala memandangi kalung tersebut dan memakainya.

Lala memandang dirinya di dalam cermin, bayangan yang sangat cantik, kalung itu sangat cocok untuk dirinya.

Namun, tiba-tiba Lala malah merasa sangat mengantuk, padahal ia tak pernah terbiasa untuk tidur di sore hari.

"Hua, ngantuk sekali, kenapa hari ini aku merasa sangat mengantuk, bukanya hari ini aku tidak bekerja?" Lala menguap dan menggesek matanya.

Perlahan-lahan Lala tertidur dengan sendirinya.

Namun, saat Lala tertidur, ada sebuah cahaya yang keluar dari dalam kalung tersebut, cahaya yang sangat silau tersebut hanya terlihat sekejap saja.

Ke esokan paginya, Lala terbangun dari tidurnya dengan keadaan yang sangat segar.

"Ah, sungguh segarnya, sudah berapa lama aku tidak terbangun dengan segar seperti ini?" Lala menggeliatkan tubuhnya.

Namun, saat Lala akan turun dari tempat tidur, ia malah menemukan sebuah ekor berwarna putih dari balik selimut miliknya.

"Ahhh, apa ini, kenapa bisa ada ekor disini, dan kenapa bukunya sangat lebat sekali?" Ujar Lala sambil memegang ekor tersebut.

Tiba-tiba, di balik selimut itu, ada yang bergerak dan mencoba untuk keluar dari dalam.

Lala memundurkan tubuhnya dari ranjang miliknya dan menatap selimut itu dengan tatapan aneh.

Namun, rasa takut kala kini berubah menjadi keterkejutan.

Pasalnya, ia terkejut karena bisa melihat ada seekor rubah jantan yang ada di balik selimut miliknya.

"Wah, ternyata seekor rubah, tapi. Bagaimana bisa ia ada di sini, aku ko jadi bingung ya?" Lala memegang kepalanya.

Rubah tersebut mencoba menghampiri Lala, ia menatap Kaka dengan tatapan penuh permohonan.dan barang siapa yang melihat tatapan itu tidak ada yang bisa mencegahnya.

"Astaga, dia sangat lucu sekali, kenapa kamu sangat lucu sekali rubah, eh nama kamu siapa, bagaiamana kalo aku panggil kamu PO, bagus kan?" Lala menggulirkan tangannya untuk mengusap si PO.

Rubah putih itu alias si PO pun senang mendapatkan belayan dari Lala.

Namun, Lala tersadar akan hal yang sangat penting.

Kini ia sudah lewat dari jam yang di tentukan untuk dirinya mulai berangkat kerja.

"Astaga, udah hampir jam delapan, tapi aku belum juga siap untuk kerja, tapi. Kalo aku kerja si PO sama siapa ya? Aku gak mau kalo dia sendiri an di rumah!" Lala menggaruk kepalanya yang tak terasa gatal

"Astaga, udah ah, aku harus mandi dulu dan langsung berangkat, si PO biarkan saja!" Lala langsung menyambar handuk yang menempel di atas meja.

Beberapa waktu kemudian, Lala sudah siap dengan pakaian yang ia gunakan untuk bekerja.

Sebelum berangkat, ia mengeluarkan beberapa makanan dan air putih untuk si PO, agar si PO tidak kehausan dan kelaparan saat Lala tidak ada di rumah.

"Kamu tinggal di rumah sebentar ya, aku harus bekerja, kalo aku gak kerja. Nanti bagiamana?" Lala mengusap kepala si PO dan langsung meninggalkan nya.

Setelah sepeninggal nya Lala, rubah putih itu turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah kamar mandi.

Sedangkan Lala, ia harus mengejar waktu, agar tidak terlalu telat, saat sampai di tempat kerjanya.

Meski jam operasional masuk kerja akan di buka mulai jam sembilan pagi, tapi, ia tak bisa terlambat. Karena ia harus membersihkan toko buku tersebut terlebih dahulu.

Dengan napas yang terengah-engah, Lala menghampiri tuannya yang sedang menunggunya di depan toko buku.

"Ya ampun la, kamu kenapa sampai terlambat sih, biasanya juga sebelum setengah sembilan kamu udah ada di sini, ini kenapa pake acara telat segala hah?" Ujar Mela bos Lala.

"Heheh, maaf ya bos, saya kesiangan tadi, tapi. Besok saya tidak akan telat lagi ko bos, kan ini juga belum masuk jam kerja kan heheh?" Lala malah mengeluarkan jurus ampuhnya, ya itu menyengir kuda.

Mela yang sudah sangat dekat dan hapal kepada Lala pun hanya bisa menggelengkan kepalanya saja.

Setelah Lala membuka toko buku tersebut.

Mereka pun langsung masuk kedalamnya dan membersihkan semua tempat.

Agar nanti jika ada pelanggan, tidak akan malu.

"Nah, kalo gini kan enak, kalo tempatnya bersih!" Ujar Lala sambil menepuk kedua tangannya karena kotor terkena oleh debu.

Sedangkan sang bos, ia hanya tersenyum melihat tingkah anak buahnya itu.