"Lalu apa Yang Mulia inginkan?" Rere menantang pangeran Ahmed.
"Kenapa terlalu bernafsu?"
"Aku tidak bernafsu Yang Mulia." Rere berusaha menahan emosinya. Jika emosi pangeran Ahmed akan menggila dan tak bisa dikendalikan. Rere ingat adegan drakor favoritnya tentang drama psikopat. Orang yang mengalami kelainan seperti pangeran Ahmed tak boleh dibuat emosi. Psikopat tidak punya empati dan rasa kasihan pada orang lain.
"Lalu kenapa kamu menantangku?"
"Aku tidak menantangmu." Rere menghela napas berat. Ia berjalan mengelilingi taman lavender. Menghirup aroma lavender yang sangat harum. Rere sedang memikirkan cara untuk mengelabuhi pangeran Ahmed dan dibebaskan.
"Sudah berubah pikiran rupanya." Pangeran Ahmed sarkas. Ia tertawa geli melihat Rere. Awalnya perempuan itu ketakutan namun setelah itu lebih tenang.
"Lantas aku harus bagaimana?" Rere tanpa sadar menangis. Bulir air mata membasahi pipinya.
"Kenapa kamu menangis?" Pangeran Ahmed tersentuh melihat air mata Rere.