langkah kaki Erick terhenti didepan pintu belakang, disana ada Adel yang sedang membuat kopi hangat dan duduk seorang diri memandang vas bunga dengan pandangan kosong, Erick yang melihat itu mengacak rambutnya kesal. kenapa dirinya harus melihat hal-hal yang tidak ingin dia campuri. mau tidak mau sebagai adik yang baik dia menghampiri Adel dan ikut duduk disamping kakaknya itu, Adel tetap terdiam dan tidak menanggapi kedatangan Erick saat ini.
"Apa yang kau pikirkan Adel? pengusaha sukses sepertimu yang sudah biasa berada dalam masalah mengapa begitu kalut hanya karena satu wanita?." ejek Erick yang mampu membuat Adel melirik sinis ke arahnya.