"Kemarilah, jangan menjauh." Ujarnya padaku, aku yang mendengar hal tersebut hanya bisa terdiam. aku menatap mata Marvel dan dia sudah Tersenyum.
"Apa?." Tanyaku pelan.
"Kau mau tau bagaimana cara aku bisa mencintai dirimu dan kau bisa memiliki diriku?." Tanya Marvel pelan.
"Apakah itu Pertanyaan? Bukankah aku sudah memiliki dirimu sekarang!." Ujarku sinis
"Ya, Mari ikut aku.. Ada tempat lain yang mau aku beritahu padamu." Marvel menggandeng kembali tanganku, kami berjalan ke arah lain. Sebuah Goa yang cukup terang saat suasana masih terang begini.
Kami masuk perlahan-lahan ke dalam sana dan aku melihat Pencahayaan yang hanya diterangi dengan obat-obor, Api yang menyala-nyala di setiap dinding Goa.
Kami semakin masuk ke dalam dan begitu dalam, Sebenarnya aku sedang kesal dengan ucapan Marvel. Karena dia berkata tidak mencintai diriku, tapi kenapa dia malah membawaku ke tempat yang gelap dan Sunyi seperti ini?
Dia membuka satu pintu, di dalam sana ada satu ranjang besar yang di kelilingi oleh Air di sekitarnya. Kasur putih bersih yang aku lihat, tapi tidak basah karena di bawahnya ada batu besar sebagai alas.
Marvel menutup pintu di belakangnya, lalu dia membuatku menatap matanya. Dia mengelus lembut pipiku dan tersenyum. "Kau mau tau cara bisa mengingat diriku dengan cepat? agar aku bisa mencintai dirimu?." Tanyanya dengan suara lembut.
"Apakah ada cara?." kataku tidak yakin.
"Bercinta denganku, dan membuat penyatuan lagi di kelahiranmu yang ke tujuh. Aku yakin kau akan mulai mengingat semua hal yang pernah kau lupakan." ujar Marvel.
"Bercinta? apakah seperti ini setiap kau mau meniduri semua Eleonore di setiap kelahiran?." Tanyaku sedikit mencemooh.
"Ya, Bercinta adalah hal yang harus kita lakukan saat bertemu. Membuat Penyatuan, agar jiwa kita saling terhubung." Kata Marvel lagi.
"Ckckckck.. Kau penggila wanita perawan ya? sampai melakukan semua ini untuk bercinta padaku, setelah kau mengatakan tidak cinta padaku, lalu kau membawaku kemari agar aku tidak bisa menolak ataupun kabur. kau cukup pintar." Aku melihat ke sekeliling, lalu tertawa kecil karena aku tidak bisa membaca karakter ataupun isi pikiran Marvel sama sekali. dia dengan mudahnya mengatakan kata Bercinta semudah ini?
Gila!
"Kau masih Perawan?." Tanyanya sedikit kaget.
"Kau pikir aku wanita murahan? Aku tidak ada waktu bercinta dengan banyak lelaki, aku sibuk bekerja dan mencari uang." Aku berkata sinis, Ketika aku menatap matanya lagi.. Dia sudah Tersenyum, entah apa yang dia lakukan. Tapi aku melihatnya yang mengeluarkan Sebilah belati dan langsung menyayat telapak tangannya dengan cepat.
Darah mengalir cukup deras di telapak tangannya, namun entah kenapa aku tidak terkejut ataupun takut. aku hanya diam saja dan menatapnya, Dia mengarahkan telapak tangannya ke bibirku. "Minumlah." Hanya itu yang Marvel katakan, dan bodohnya lagi bibirku mendekat ke telapak tangannya dan mulai menyesap darahnya perlahan-lahan. Tidak ada rasa amis ataupun rasa aneh dari darahnya, semuanya malah terasa seperti air putih yang biasa aku minum.
Kenapa rasanya begini? Ini darah, tapi kenapa darahnya tidak ada rasa yang Membuatku mual.
Belum sempat aku Bertanya, bibirku sudah Marvel bungkam dengan bibirnya. dia melumat secara perlahan dan aku langsung menyukai ciuman tersebut.
Aku suka? gila! aku sudah benar-benar gila saat berada di dekatnya.
"Jangan di lawan, Kita nikmati ini bersama-sama. Percaya saja padaku dan aku akan memberikan yang terbaik padamu." Marvel mengatakan hal tersebut saat dia sudah melepaskan ciuman dari bibirku. lalu dia menggendong diriku dan membawaku ke kasur yang tadi aku lihat.
membaringkan aku dengan hati-hati, matanya terlihat memerah dari bawah sini..
Aku menatap mata Marvel Dengan begitu lekat, saat aku melihat bagaimana saat ini tatapan itu melemahkan seluruh pertahan diriku, aku dapat merasakan sesuatu yang teramat aneh berusaha melesak masuk dengan terburu-buru. Sesuatu itu seperti hasrat dalam diri, sesuatu itu seperti keinginan yang sudah lama di tunggu dan mulai merangkak naik untuk meminta dan memberi.
Tangan besar Marvel mengelus lembut perutku, Setiap rasa di jari-jari tangannya seperti petikan gitar, sangat hati hati dan penuh makna. Ketika aku merasakan nafas hangatnya mulai menjelajahi lengkungan leherku, saat itu juga aku menelan ludah susah payah, aku sudah tidak baik baik saja. Aku sudah hampir gila dan aku akui sudah jatuh pada pesona Seorang Marvelo Salvador.
ketika dengan begitu erat Marvel memeluk aku dan mendorong tubuhku semakin dalam, aku terbaring, menatap matanya yang saat ini sudah memperhatikan diriku dengan begitu Intens, aku memerah dan aku meremang. saat bibirnya yang seksi itu mencium lembut bibirku dan mengecapnya dengan begitu lembut, aku terbang ketika rasa bibirnya dan lidahnya bermain-main di dalam rongga mulutku, aku terbang dan aku terus melayang naik ketika tangan besarnya meremas payudaraku. Aku dibuat melayang dan jatuh secara bergantian, dengan semua perlakuannya.
"Manis." Katanya.
Marvel bangun dari atas tubuhku, lalu membuka kemeja dengan perlahan. apakah aku harus membantunya? aku mencoba untuk bangun, namun tangan Marvel lebih dulu menahan Pundakku dan mengecup keningku perlahan.
"Kau berbaring saja, ini tugasku memuaskanmu." kata Marvel lagi, aku akhirnya mengangguk.
Aku melihat saja bagaimana dia membuka kemeja dan juga celana panjang yang dia pakai, Aku dapat melihat boxernya yang berwarna hitam. aku dapat melihat langsung bagaimana otot-otot sempurna itu berada di depanku lagi.
setelah sekian lama, setelah banyak jam yang aku lalui. akhirnya aku bisa melihat otot kekar yang pernah hadir di mimpi-mimpi malamku, aku dapat melihat kekuatan Marvel yang ada di setiap lekuk tubuhnya.
Marvel naik lagi ke atas tubuhku secara perlahan, lalu mengelus lagi rambutku. dia mulai mencium bibirku lagi, tapi kali ini dia mencium dengan begitu menggebu-gebu, begitu berkeinginan dan begitu kasar. Aku menikmati setiap permainan bibirnya, aku mengikuti setiap jejak lidahnya menelisik masuk ke dalam setiap rongga mulutku. Ini terlalu luar biasa, ketika aku bisa merasa nafas hangat Marvel dan juga rasa bibirnya yang manis. aku bisa merasakan bagaimana inti di bawahku sudah meremang dan tanpa sadar aku merenggangkan kakiku secara perlahan.
Aku meminta, aku memuji dan aku ingin sesuatu yang luar biasa.
Tangan Marvel mulai meraba punggungku dan melepaskan pengait bra yang ada disana, Dalam sekali tarikan aku dapat merasakan hawa dingin yang sudah menyentuh titik sensitif itu, dengan sekali gerakan juga Marvel sudah mengecup puting payudaraku dan menyesapnya dengan lembut, aku terbang lagi. tapi kali ini aku merasa ada sesuatu yang berusaha menarik paksa, aku ingin lebih.. aku ingin lebih.. kata kata itu seperti mantra yang membuatku tanpa sadar menarik rambut Marvel dan membuatnya semakin mengigit puting payudaraku dengan kencang.
Aku mendesah, aku hancur..