Mataku hampir menutup karena kesakitan, namun seperti angin yang berhembus mengenai tubuhku. tiba-tiba saja Leherku yang tadinya di cekik sudah terbebas dan aku merasa tubuhku seperti melayang dengan sangat cepat.
aku seperti terbang lalu jatuh pada pelukan yang membuatku langsung tersadar dalam ketidakberdayaan.
Mataku sedikit terbuka, aroma yang begitu aku sukai terasa jelas di Indra penciumanku. di depanku Marvel sudah memeluk diriku dengan begitu erat, Pelukannya membuatku tersadar akan masa lalu yang pernah aku rasakan..
bayang-bayang ketika aku pernah berpelukan dengan Marvel, bayang-bayang saat Marvel mengatakan sebuah kata yang membuat hatiku menghangat.
"Kau menyentuhnya!! Apakah kau sedang bermain-main denganku!!." suara Marvel yang begitu kencang membuat lamunan yang aku pikirkan tadi langsung menghilang begitu saja.
sekarang aku benar-benar membuka mata dan melihat bagaimana wajah Marvel yang sangat marah dan Urat-urat di lehernya tercetak jelas.
"Dia Menghampiri diriku, kakak.. kenapa kau malah marah-marah padaku? aku hanya memberikan sedikit permainan padanya, agar dia tau dengan jelas siapa kita ini." Ucapan lelaki tadi membuatku langsung menengok dengan cepat, aku melepaskan pelukan dari Marvel dan bersedih pelan ke arahnya
"Hei! Pria pemakan Tikus! Kau yang mencekik diriku dan mengatakan hal-hal buruk! Bagaimana bisa kau bilang itu Permainan? Kau pikir ini Game online? kau bisa membuat permainan horor seperti tadi! Lelaki kurangajar!." aku berteriak tidak terima, Setidaknya jika aku marah-marah di depannya sekarang. ada Marvel yang menjaga diriku.
Dia mencekik aku hampir mati, dan dia bilang Permainan? otaknya benar-benar psikopat!
"Apa kau bilang? Makan tikus! Mulutmu minta aku robek!." Lelaki tadi sudah mau maju ke arahku, tapi aku langsung mundur beberapa langkah dan menggenggam tangan Marvel. walaupun Sebenarnya saat menggenggam tangan Marvel aku merasakan sakit luar biasa di Tanganku yang berdarah.
"Diamlah!!! aku peringatkan untuk pertama dan terakhir kalinya! Jangan pernah menyentuhnya. seujung kuku Sekalipun! Jika kau berani menyentuhnya, kau yang akan berhadapan denganku! Apalagi sampai kau mencekiknya seperti tadi!. Ingatlah siapa dirimu di rumah ini! kau hanya penumpang, Maka jadilah penumpang yang baik! Jangan membuat kekacauan dan mengganggu apa yang menjadi Milikku, jika memang kau tidak mau mati!." Suara Marvel begitu menggelegar, aku cukup takut dengan suara yang dia berikan.
Dengan susah payah aku menelan ludahku, bahkan menelan ludah sendiri saja sakit sekali. Bagaimana bisa aku dalam situasi seperti ini? aku sudah sangat haus sejak tadi, dan sekarang aku bertambah haus!
"Kau Mengancam diriku?." Tanya Lelaki tadi.
"Ya! Apakah kau tuli Adelardo!?." Pertanyaan Marvel lagi-lagi dengan suara yang menggelar.
Aku baru tau bahwa namanya adalah Adelardo, namanya saja yang bagus. Tapi sifatnya tidak ada bagus-bagusnya sama sekali.
"Hei hei.. ada apa ini? Kedua kakakku sedang bertengkar? seperti biasa, kalian jika sudah bertemu pasti akan menghancurkan sesuatu atau mungkin membunuh seseorang. Jadi apa yang terjadi sekarang?." Suara seorang lelaki lain membuatku menengok dengan cepat, lelaki yang aku bilang cukup muda di antara keluarga Salvador.
"Anak ingusan ini untuk apa kau kesini?." Adel bertanya kesal pada adiknya, namun lelaki muda ini malah tertawa dan berjalan ke arah Diriku.
"Tentu saja melihat Kalian, aku juga mencium sesuatu yang manis disini." Kata Erick, dia mengendus-endus ke arahku. lalu dia tertawa pelan, matanya sempat melihat ke arah Marvel lalu menatapku kembali.
"Menjauh dari Milikku!." Marvel berkata dengan suara serak, dia seperti menahan amarah.
"Nona Ele? Perkenalkan aku Erick, Kita belum sempat berkenalan tadi. Oh ya, Bukankah kakakku Marvel seharusnya membawa Dirimu ke kamar dan mengobati lukamu? aku sampai datang kemari karena mencium aroma darah yang begitu manis, aku kira ada pesta di sini. Tapi Ternyata ini aroma dari darahmu. Kak Marvel pastilah tidak mau berbagi jika itu adalah darahmu." Ucapan Erick membuat Marvel langsung menengok ke arahku, dia tanpa aba-aba langsung melihat tanganku dan dengan sekali gerakan mencabut Beling yang menancap.
Aku belum sempat terpekik kaget, Marvel sudah menghisap lukanya dan hal itu membuatku semakin melotot terkejut.
"Marvel!." kataku dengan suara yang memekik kencang.
"Hahahaha.. Lihat bagaimana Kak Marvel sangat bodoh? bagaimana bisa dia menghisap darah kekasihnya di depan semua orang? Pandangan tidak senonoh." Erick berkata lagi, aku yang masih terkejut dengan apa yang terjadi. hanya bisa mendengus kesal pada apa yang di katakan oleh Erick..
Namun Marvel hanya diam saja, dia sudah melepaskan mulutnya dari Tanganku. lalu dia menatap kedua wajah adiknya.
"Aku sengaja, agar kalian kehausan sepanjang malam dan menggila di luar sana!." Ucapan Marvel Masih aku cerna dengan baik, belum aku bisa berpikir maksud dari kata-katanya.
Tiba-tiba saja dia menggendong tubuhku dan membawaku pergi dari sana. Dia hanya berjalan, benar-benar berjalan saja. Bukan seperti dalam film-film yang membawa diriku terbang atau bertelerportasi, tidak dengan kedua hal itu.
"hei! kak! kau benar-benar akan membuat kami kehausan! kak! setidaknya berikan sedikit darahnya!! kakak!!!! jahat sekali dirimu!." suara Erick cukup mengganggu adegan romantis aku dan Marvel.
"Rasakan! Katakan pada Kakakmu satu lagi, nikmati rasa hausnya dan minumlah banyak darah Tikus! dasar Manusia tikus!." Kata Marvel, dia berkata tanpa menengok lagi ke arah kedua adiknya.
Aku sempat menengok ke arah Erick dan Adel. mereka berdua hanya menatap kepergian kami dengan ekspresi kesal. Apakah mereka akan sangat haus sekarang? Seperti diriku yang kehausan?
Astaga, mengingat kata haus. tenggorokanku langsung kekeringan, dan semakin kekeringan. apakah aku harus menunggu besok pagi? hanya untuk segelas air putih? ahhhh!!!!! Terkutuklah dunia ini!.
Aku melirik sekilas ke arah Marvel, dia terlihat sangat kesal sekarang, melihat hal itu aku hanya diam saja, Apalagi ketika Marvel gendong seperti ini, tanganku merangkul lehernya yang begitu dingin. Wajahnya sudah sangat datar sekali, tidak menampilkan ekspresi apapun. Melihat wajahnya yang tidak baik-baik saja, tentu saja aku tidak mengeluarkan suara apa-apa.
Lagian apa yang mau aku Tanyakan padanya?
Tentu ada pertanyaan, tentang apakah aku bisa meminta segelas air putih? Apakah aku bisa meminum air putih dingin dan menghabiskan segelas penuh?
"Tentu, kau bisa meminum banyak air."
"Hah?." Mendengar kata kata yang Marvel keluarkan membuatku langsung berteriak kaget, kenapa dia bisa menjawab apa yang aku pikirkan?
Suara pintu terbuka, lalu dia membawaku masuk ke dalam. Tak lama dia menaruh tubuhku di atas ranjang tempat tidurnya.
Dia Berjalan ke salah satu lemari putih, menekan salah satu tombol dan dari saja Terlihat kulkas kecil yang saat Marvel buka pintu kulkasnya. aku melihat surga dunia! Waw!!! Isinya benar-benar surga di mataku.
Kenapa dia tidak bilang ada kulkas di kamarnya?