(Eleonore POV)
Aku sudah di antarkan oleh Marvel ke dalam kamar, memang kamar ini terlihat besar dan terkesan maskulin. aku tidak tau apakah kamar tamu di setiap Mansion ini memang selalu berwana abu-abu hitam, atau ini khusus untuk diriku? Atau mungkin aku yang dulu senang dengan warna abu-abu?
Marvel membuka kemeja yang ia pakai, melihat hal itu aku hanya berbalik arah dan berpura-pura tidak melihatnya. lebih tepatnya aku tidak mau melihat, aku sangat malu melihat tubuh lelaki.
Mau bagaimanapun aku ini sangat menjaga baik kehormatan yang aku punya, Baik Marvel atau Pria lainnya. rasanya tidak pantas aku lihat tubuhnya, jika dia bukan suamiku.
Tapi..
Bukankah Marvel berkata dia adalah suamiku di masa lalu? tapi tetap saja, di masa Sekarang dia belum benar-benar mengucapkan sumpah Pernikahan.
"Jangan terlalu banyak berpikir, kasihan otak kecilmu itu di paksa untuk berpikir setiap saat. Istirahat saja, aku tidak akan macam-macam juga." Marvel terlihat berjalan ke arah ranjang tempat tidur, dia merebahkan tubuhnya di sana setelah mengganti Baju dan celana.
Wajahnya terlihat lelah dan terbebani, aku tidak tau kenapa dia jadi begitu aneh sekarang.
"apakah kau mabuk perjalanan? sejak kau sampai di Mansion ini rasanya wajahmu pucat dan lelah sekali. mau aku bawakan sesuatu? Makanan manis atau minuman?." Aku sedikit merasa kasihan, melihat bagaimana Marvel begitu berbeda dari Marvel yang aku kenal beberapa hari yang lalu.
Ya.. walaupun hanya beberapa hari ini aku kenal dengannya, tapi aku memang sudah merasa punya ikatan batin padanya.
"Tidak perlu, aku tidak terbiasa makan makanan manis atau minuman manis. Aku hanya akan beristirahat saat aku sedang tidak enak badan. Aku selalu merasa kurang sehat jika sudah kembali ke rumah sendiri, entah kenapa.. Tapi aku tidak senang saja kembali kesini." Marvel berkata pelan, matanya menatap langit-langit dan membuatku ikut melihat ke atas.
Tidak ada apa-apa, hanya ada atap berwarna putih saja..
Terlalu polos..
"Lalu kenapa kau kembali? Jika memang merasa tidak enak disini, Setidaknya itu yang aku lakukan jika aku jadi dirimu." Kataku santai, aku berkata tanpa memikirkan bagaimana perasaan Marvel atau apa yang dia pikirkan sekarang.
Aku hanya mau dia tau bahwa jika memang tidak suka, tinggalkan...
Itu yang selalu aku lakukan setiap kali tidak merasa nyaman akan sesuatu.
"Mudah memang berkata seperti itu, Tapi mau bagaimanapun aku harus tetap kembali ke tempat ini. Tempat yang membesarkan aku dari kecil hingga dewasa, memang tempat ini begitu indah dan besar. Banyak orang yang mau tinggal Disini dan berkata bahwa aku adalah orang yang paling beruntung. Tapi nyatanya aku tidak benar-benar beruntung berada di Mansion besar ini." Marvel menengok ke arahku, aku yang masih berdiri di ujung pintu. mau tidak mau berjalan ke arahnya dan duduk di salah satu sofa ruangan kamar ini.
"Kau punya masa lalu yang tidak baik disini ya, terlihat sekali dengan cara penyambutan keluarga besarmu tadi. Kedua saudaramu yang sangat Dingin dan tatapan mencemooh dari Mereka. Apalagi Perempuan bernama Tharakia itu, aku memang langsung tidak senang saat melihat wajahnya." Kataku jujur, aku tidak peduli Marvel mau berkata apa.
aku hanya menyampaikan saja apa yang ada di pikiranku, melihat Marvel yang merasa tidak nyaman. Dia pasti tidak senang juga pada orang-orang yang aku sebutkan tadi.
"aku sebenarnya punya tiga saudara, Dua laki-laki dan satu perempuan. Ketiga saudaraku itu akan berkumpul dan kami akan memperebutkan Tahta Kerajaan Salvador, lebih tepatnya Perusahaan Besar Salvador dalam dunia Modern.. Aku memang tidak terlalu dekat Dengan Ketiga saudaraku, sejak mereka datang kemari dan membuatku jadi sedikit kesal tentunya." Kata Marvel, dia bangun dari atas ranjang dan memilih duduk untuk mengobrol dengan diriku.
"Aku tidak melihat Perempuan lain tadi, Selain ibumu dan Tharakia." Kataku mengingat-ingat.
"Saudara Perempuanku akan datang malam ini, entah jam berapa. dia sudah sekali berpetualang dan melakukan banyak hal ekstrim, dia pasti sering kau lihat dalam acara Pemburuan binatang di Televisi.. Jika kau melihat wanita cantik dengan rambut Coklat lurus dan mata biru yang indah, dia adalah adikku." Kata Marvel sedikit tersenyum ketika membicarakan adik perempuannya.
"Ahhh, sepertinya aku pernah melihat wanita yang kau sebutkan tadi. Kau tidak dekat dengannya, tapi kau langsung Tersenyum manis saat membahas tentangnya. Kau menyayanginya, aku tau itu..." Aku lagi-lagi berkata jujur, Marvel yang mendengar hal itu langsung mengangguk tanpa mengelak lagi.
"Dia cukup baik padaku, walaupun sebenarnya dia adalah adik tiri. Dulu.. ketika dua saudara laki-lakiku selalu mengambil semua mainan yang aku punya, saudara perempuanku itu akan memberikan mainan miliknya. Setidaknya aku masih mendapatkan sedikit kebahagiaan masa kecil karenanya. Ya.. Tak terkecuali masa-masa bersama Mommy dan Daddyku." Marvel terlihat murung lagi, saat dia membahas tentang ayah dan ibunya.
"Aku paham bagaimana rasanya itu, walaupun aku tidak tau apa yang terjadi sebenarnya. Tapi aku cukup Mengerti sekilas dari apa yang terjadi tadi. Tentang Tharakia yang menjadi seorang Ratu secara tiba-tiba. padahal masih ada ibumu dan kau adalah anak pertama, bukankah itu terlalu aneh?." Aku membuat Pernyataan yang cukup masuk akal, Marvel langsung menengok ke arahku dengan tatapan datar.
"Kau cukup pintar untuk pertemuan pertama, ah.. lebih tepatnya kau memang selalu pintar sejak dulu. Tharakia memang sangat ingin menjadi Ratu, Mommy berkata bahwa aku harus memanggilnya Ratu. agar dia tidak berteriak-teriak setiap hari pada Mommy, walaupun sebenarnya Mommy bisa saja melawan. Tapi Mommy hanya mau ketenangan di rumah ini. Itu saja.." Ujar Marvel menjelaskan padaku.
"Oh begitu, aku paham sekarang.. Yah, dunia ini memang terkadang tidak benar-benar indah, tapi aku paham apa yang menjadi Pikiranmu saat ini. Jika kau memang mau menceritakan banyak hal, kau bisa cerita padaku. walaupun mungkin aku tidak bisa membantu banyak, karena aku juga tidak tau apa masalahnya dan apa yang terjadi. Tapi setidaknya aku bisa selalu berada di sampingmu." entah kenapa aku jadi berkata seolah-olah aku ini adalah Istri yang sangat setia.
Semuanya terjadi begitu saja, secara naluri yang tiba-tiba muncul tanpa bisa aku cegah. aku menatap sendu ke arah Mata Marvel, dia juga menatap mataku dan tiba-tiba bangun dari atas kasur dan berjalan ke arah diriku.
Dia mengelus perlahan rambutku, lalu tanpa bisa aku duga dia mendekatkan diri ke wajahku dan mencium pipiku dengan lembut, hanya sebentar saja dan begitu cepat. Namun rasa tubuhku sudah sangat panas dan aku merinding terasa aneh..
Aku mengerjapkan mata beberapa kali, ketika Marvel malah Tertawa dan sekarang mengacak-acak rambutku gemas. "Kau masih sama seperti dulu, masih sangat polos dan membuatku gemas sendiri.. aku tau kau akan selalu di sampingku, karena itu sumpah yang kau ucapkan sejak dulu." Katanya padaku.