Chereads / MY COOL BOSS / Chapter 69 - Menempel Seperti Perangko

Chapter 69 - Menempel Seperti Perangko

Luarnya Saja Yang Terlihat Tegas, Tapi Jika Sudah Mengenal Lebih Dalam Maka Rahangmu Pasti Akan Menurun Dratis.

Kali Ini Pak Leonardo Benar-Benar Sudah Pusing Bukan Kepalang, Pagi Hari Saja Iya Sudah Melihat Tingkah Manja Atasannya.

" Tchi, Sungguh Menggelikan!".

" Otakmu Tergeser, kah?". Benar-Benar Tak Habis Pikir.

" Maaf Jika Anda Hanya Memanggil Saya Untuk Melihat Anda Tertawa, Seperti Orang Gila, Maka Saya Menolak Dengan Keras!".

" Kak Leonardo....".

" Astaga Jangan Panggil Aku Seperti Itu, Kau Tau Itu Sangat Menjijikan, Oke". Pak Leonardo Merutuk Kesal.

" Baik Kak...Maafkan Richard".

" Langsung Pada Intinya, Ada Apa?".

" Kakak..".

" Kau Mulai Lagi!".

" Aku Pergi!". Ancam Pak Leonardo Yang Sudah Muak.

" Sebenarnya Aku Sedang Menjalin Hubungan Dengan Ibu Clara".

" Wah...Kabar Gembira. Selamat Ya Pak".

" Terima Kasih Kak".

" Ya Sudah Saya Kembali Kerja Dulu Ya Pak".

"Eumh...Kak...Aaa..". Ucap Richard Gagap.

" Eh...Ehh...Kenapa Kau Bicara Gagap Seperti Itu?".

Ingin Rasanya Pak Richard, Menampar Wajah Sekertarisnya. Bagaimana Bisa Iya Lidahnya Kelu, Tapi Iya Masih Sempat Mendapat Cemooh Dari Sang Sekertaris.

" Luar Biasa Bukan!".

Pak Richard Yang Menang Tender Dengan Harga Fantastis, Sekarang Bicara Gagap.

" Aaah..., Maksudku Siang Ini Kami Akan Makan Siang Berdua".

" Bisakah Kau Siapkan Tempatnya?". Bujuk Pak Richard.

" Oke...Akan Kusiapkan Tempatnya, Kalau Begitu Saya Permisi Dulu".

Pak Leonardo Benar-Benar Pusing.

" Hah...Apa Aku Harus Berubah Menjadi Pesuruhnya".

" Hm...Anak Ini Benar-Benar, Meresahkan".

Mendaratkan Bokongnya, Pak Leonardo Mulai Mengambil Tabletnya, Lalu Mencari Tempat Yang Tepat, Untuk Acara Makan Siang Pak Richard Dan Ibu Clara.

30 Menit Tenggelam Dalam Acara Mencari Tempat, Akhirnya Pak Leonardo, Telah Menemukan Tempat Yang Tepat.

" Hah...Akhirnya Ketemu". Ucap Pak Richard Lega.

Done, Setelah Pak Leonardo Mendapatkan Tempat Yang Iya Cari Akhir, Iya Melanjutkan Pekerjaan Yang Sempat Tertunda.

" Tchi Ada-Ada Saja Orang Itu".

Hari Ini Mood Pak Richard Sepertinya, Sedang Baik. Lihatlah Iya Seperti Sedang Bermain Drama Sendiri.

Sejak Tadi Iya Senyumnya Tak Pernah Luntur.

" Hah...Aku Tak Sabar Dengan Moment Itu".

Mengambil Benda Tipis, Iya Terus Mengecek Jam Yang Terus Berganti Pada Ponselnya.

Sementara Diruang Kerja Ibu Clara, Seperti Biasa Iya Sedang Fokus Pada Pekerjaannya.

Namun Kali Ini Berbeda Karena Iya Sedang Mengamati Data, Sambil Memakan Potongan Cheescake.

Pak Richard Sengaja Memesam Kue Cake Untuk Ibu Clara.

Tak Berselang Beberapa Menit, Pintu Kerja. Tanpa Menengok, Ibu Clara Mempersilahkan Masuk.

" Hei Kau Masih Bekerja?". Suara Yang Tak Asing Menyapa Ditelinga Ibu Clara.

Mendongak Lalu Tersenyum, Ibu Clara Menyapa.

" Selamat Siang Pak, Maaf Ada Yang Bisa Saya Bantu?". Tanya Ibu Clara Sopan.

" Siang Ini Makanlah Bersamaku". Ajak Pak Richard Selembut Mungkin.

Tanpa Penolakan, Akhirnya Ibu Clara Mengiyakan Kemauan Pak Richard.

" Baiklah, Jam Berapa Kita Berangkat?".

Jika Pekerjaanmu Belum Selesai, Maka Selesaikan Terlebih Dahulu, Aku Akan Menunggu.

" Tapi, Kurasa Ini Mungkin Membutuhkan Waktu Yang Lama".

Pak Richard Boleh Makan Siang Lebih Dulu, Pekerjaan Saya Tak Bisa Ditinggal.

" Hmm..., Aku Kecewa. Kau Menolak Ajakan Makan Siangku Hari Ini". Ucap Pak Richard Dengan Wajah Sendu.

Melihat Reaksi Pak Richard, Yang Seperti Itu.

Ibu Clara Merasa Bersalah Seketika.

" Jangan Sedih Seperti Itu, Kau Membuatku Terlihat Seperti Penjahat".

" Baiklah.... Baiklah, Aku Akan Menyelesaikan Pekerjaanku Lebih Cepat Supaya Kita Pergi".

" Ah....Tinggalkan Saja, Lagipula Tak Akan Ada Yang Memarahimu Selain Aku, Kan?".

" Apa Kau Lupa Aku Adalah Atasanmu?". Tanya Pak Richard Dengan Angkuh.

Dengan Gerakan Cepat, Ibu Clara Merapikan Seluruh Peralatan Yang Terletak Diatas Meja, Lalu Memasukkan Kedalam Tasnya.

" Ayo Kita Berangkat". Ajak Ibu Clara Sopan..

" Sebentar". Tahan Pak Richard, Saat Ibu Clara Melewatinya.

" Apalagi?".

" Ada Sesuatu Yang Tertinggal?". Tanya Ibu Clara Yang Mengalihkan Wajahnya Dari Pak Richard.

" Tak Ada Yang Tertinggal".

" Terus, Untuk Apa Kita Berhenti!".

" Karena Aku Ingin Sesuatu". Jawab Oak Richard Dengan Wajah Sumringah.

" Mendekatlah". Panggil Pak Richard.

" Cup". Terima KasihKau Sudah Menerima Ajakanku.

" Iya Hehehe.." Jawab Ibu Clara Agak Canggung.

" Jadi Apa Yang Kau Butuhkan?". Kembali Melayangkan Pertanyaan Yang Sama.

" Aku Butuh Ciumanmu". Jawab Pak Richard Enteng.

Sedang Wajah Ibu Clara, Sudah Terbakar Panas.

Memerah Tak Karuan.

" Apa Ini?".

" Pembual". Jawab Ibu Clara.

" Aku Tidak!". Jawabnya Membela Diri.

" Ayo Kita Berangkat".

Setengah Jam Perjalanan Diisi Dengan Suara Tawa Yang Riuh. Ibu Clara Terlihat Begitu Nyaman Dengan Cerita Pak Richard.

Akhirnya Mobil Telah Terparkir Rapih. Pak Richard Melepas Seatbelt, Begitupula Dengan Ibu Clara.

" Ayo Masuk".

Terlihat Seorang Pelayan Pria Yang Sudah Menunggu Mereka Didepan Pintu.

Diantar Kesebuah Ruangan Khusus. Jika Dikalkulasikan, Nominalnya Tak Main-Main.

" Wah Sanagt Indah" Ucap Ibu Clara Bedecak Kagum.

Pak Richard Hanya Mampu Tersenyum Kecil. Iya Mendekati Ibu Clara Yang Sedang Mihat Pemandangan Dari Kaca Transparan.

" Apa Kau Suka Dengan Pemandangannya?". Tanya Pak Richard Yang Sudah Berdiru Sejajar Dengan Ibu Clara.

" Eumhh...Aku Sangat Suka".

Karena Terlalu Gemas Pak Richard Mencoba Menceritakan Hal Konyol Pada Ibu Clara.

" Jika Kau Begitu Menyukai Pemandangan Itu, Maka Aku Cemburu. Bagaimana Bisa Kau Melupakan Kadar Ketampananku?".

" Hah...Kau Ini. Kenapa Suka Sekali Banggakan Diri?".

" Karena Aku Memang Terlahir Untuk Terlihat Semakin Tampan".

" Ya...Ya Baiklah...Aku Mengerti Tuan Tampan".

Seketika Nama Pak Richard Telah Terganti Dengan Nama Tuan Tampan.

" Apa Kau Bilang?".

Ulangi Sekali Lagi Aku Tak Dengar!".

" Tuan Tampan, Bisakah Anda Berhenti Mengoceh, Ayo Kita Makan. Aku Sudah Lapar".

Pak Richard Melangakhkan Kaki Menuju Kursinya Lalu Mendaratkan Bokongnya, Begitulh Dengan Ibu Clara.

Berbagai Macam Jenis Makan Yang Tersusun Rapih Diatas. Terlihat Menggiurkan Dan Juga Harganya Sangat Fantastis.

Acara Makan Siang Mereka Sangat Khidmat.

Tak Ada Percakapan SaatMasing-Masing Perut Mereka Minta Diisi.

Setelah Selesai Makan, Pak Richard Permisi Ke Toilet.

Sementara Pak Richard Menuntuskan Urusn Mendadaknya, Ibu Clara Mengalihkan Pikirannya Dengan Bemain Game Diposel, Sesekali, Iya Juga Tertawa Melihat Pesan Yang Di kirim Oleh Sahabatnya.

To Clara

" Clara, Aku Sempat Melhatmu Di Keluar Berrsama Si Atasan Killer, Dia Membawamu Kemana?".

To Emily

" Sebenarnya, Hari Ini Kami Sedang Makan Siang Bersama.

" Maaf Ya Jika Aku Membalas Pesanmu Agak Lambat".

" Tak Masalah, Aku Tak Keberatan".

Jangan Lupa Jaga Kesehatan, Kuharap Kencanmu, Hari Ini Lancar Ya.

" Amin.. Makasih Doanya Emily"

" Hm...Saat Pulang. Jangan Berhati-Hati Dijalan.

" Ayeye...Siap Captain".

Saat Notif Baru Masuk Diponsel Ibu Clara, Bersamaan Juga Dengan Kedatangan Pak Richard.

" Maaf Ya, Aku Datang Terlambat".

" Ahh.... Tak Masalah. Oh Iya, Selesai Dari Sini, Kau Ingin Membeli Sesuatu?"

" Tak Usah, Aku Hanya Mau Kita Kembali Kekantor.

" Baiklah, Tapi Kumohon Anda Tak Usah Merengek Seperti, Aku Frustasi Dengan Perilakumu, Kuharap Kau Mengubah Sifat Barumu, Jangan Menempel Ditubuhku, Seperti Perangko".

"