Pagi-pagi sekali Rena sudah bangun dari tidurnya. Bahkan, dia juga sudah rapi dengan seragam, juga sepatu putih yang ia kenakan. Rambutnya pun sudah di sisir rapi.
Rambut yang se-pundak membuat dia mudah untuk mengatur rambutnya, hanya di kucir satu dan poni yang menutupi dahi.
Rena langsung membuka tirai dan jendela kamarnya. Saat melihat Rean sedang menyiapkan buku pelajarannya, membuat bibirnya bergerak membentuk senyuman, karena dia tak perlu lagi lelah memanggil cowok itu.
"Ngapain senyum-senyum?" tanya Rean yang membuat senyum Rena seketika pudar dan berubah menjadi datar.
"Nggak boleh?"
"Boleh, silakan senyum sampe gila," jawab Rean yang membuat Rena mendengus.
"Pagi-pagi udah bikin kesel!" cibir Rena yang mengambil tas punggungnya.
"Gue tunggu di luar," lanjut Rena kembali menutup jendela dan tirainya tanpa menunggu jawaban dari Rean. Rena langsung berjalan keluar kamar dengan memakai tasnya di satu punggung.