Cewek itu masuk ke dalam kamar, tangannya menutup pintu itu dengan perlahan. Kakinya sudah tak kuat lagi menopang tubuhnya, sehingga tubuhnya perlahan merosot ke lantai.
Dia menyandarkan tubuhnya di pintu dengan menangis, tangannya meremat rok sekolahnya dengan sangat erat. Yunbi sangat rapuh, dia tak berdaya. Tamparan dari mamanya pun masih terasa perih, sangat nyeri ketika tak sengaja tersentuh olehnya.
Yunbi memeluk kedua lutut, dan menyembunyikan wajahnya di sela-sela lutut. Dia kembali menangis, dia ingin menyusul kakaknya yang sudah tenang di atas sana, dia tak sanggup lagi hidup di dunia yang kejam ini, dan dia ingin cepat mengakhiri hidupnya.
"Kak, kakak kapan jemput aku? Apa kakak nggak kasihan lihat aku menderita disini? Aku enggak sekuat yang kakak kira, aku ingin nyusul kakak, dan terus bersama dengan kakak.
"Kakak tadi dengar kan? Kabar yang membuat papa, mama bahagia itu adalah kabar kematianku."
***