"Ayo masuk."
Cassi mengekori Darren menuju ke lift yang akan membawa mereka ke apartemen Cassi. Gadis itu tidak membutuhkan polisi atau dokter. Cassiopeia sudah cukup sehat dan terlihat baik-baik saja. Darren menekan tombol lift dalam keheningan, sedangkan Cassi masih memandangi pantulan dirinya yang ada di pintu lift. Ia masih harus terbiasa melihat wajahnya yang sudah sangat berbeda dari yang dulu. Meskipun ia merindukan wajah lamanya, semuanya sudah terjadi. Mungkin ini adalah jalan takdir yang harus Cassi lalui.
Ting.
Pintu lift terbuka dan Darren selalu menjadi yang pertama menunjukkan jalan bagi Cassi. Mereka memasuki sebuah apartemen yang sangat besar setelah Darren memasukkan sandi dengan tepat. Cassiopeia memiliki tempat tinggal tapi itu tidak seluas ini. Gadis itu hanya bisa menyewa apartemen studio yang harganya lebih murah. Mungkin apartemennya kini sudah disewa oleh orang lain, karena sudah bertahun-tahun Cassi dibawa ke laboratorium dan tidak yakin kalau dirinya akan keluar dari tempat mengerikan itu. Beruntung ledakan besar di laboratorium membuat sistem menjadi kacau sehingga dirinya bisa melarikan diri.
Diam-diam Cassi merindukan kamar mungilnya dengan beberapa barang kesayangannya yang kemungkinan sudah masuk ke bak sampah. Hari ini seperti hari baru bagi Cassi. Ia sudah kehilangan segalanya. Cassi hanya memiliki dirinya sendiri. Apakah kali ini Cassi harus berterima kasih kepada dokter gila itu yang sudah merubah fisik Cassi hingga terlihat seperti orang asing bagi dirinya sendiri?
"Duduk." Darren memerintah.
Cassi kembali ke dunia nyatanya dan itu cukup membuat perubahan di wajah cantik Cassi yang membuat Darren sedikit penasaran. "Apa yang kau pikirkan?"
"Tidak. Tidak ada." Cassi langsung mengambil tempat duduk yang paling dekat lalu duduk dengan tenang.
Darren mengambil laptopnya yang ada di ruang kerjanya. Pria itu meninggalkan Cassi yang sedang berpikir. Darren dengan penuh kehati-hatian melangkah untuk melanjutkan pekerjaan yang sejak tadi ia pikirkan. Sejak beberapa hari yang lalu di pikiran pria itu hanyalah tentang Maurer Entertainment. Setelah menemukan gadis mumi itu ia menjadi sedikit tercerahkan dan semoga instingnya benar.
Cassi tidak menyangka Darren akan menawarinya pekerjaan. Itu sangat berguna bagi hidup Cassi. Bagaimana pun gadis itu sangat membutuhkan uang untuk bertahan hidup. Ia melihat dua paper bag yang ada di lantai, yang tadi dibawa oleh Darren. Apa yang dibelikan pria itu sangatlah mahal. Meskipun dua tahun lebih dirinya melepaskan kehidupan normalnya, ia masihlah manusia modern yang akan belajar menyesuaikan diri. Untuk sekarang ia belum tahu akan berbuat apa. Ia akan menunggu Darren untuk memberitahukan seperti apa pekerjaannya. Semoga itu adalah hal yang mudah.
Darren masih tetap memukau ketika menghampiri Cassi. Pria itu memiliki semua yang diinginkan wanita. Wajah yang tampan, tubuh yang indah, dan penghasilan yang lumayan. Soal pekerjaan Cassi tidak tahu apa profesi yang dijalani manusia tampan di depannya itu. Kalau dia bisa menawarinya pekerjaan sudah pasti dia memiliki banyak uang. Itu baru prediksinya. Dari apartemennya saja pria itu sudah terlihat kaya. Sesungguhnya Darren Maurer Diaz memiliki harta dan koneksi yang mengerikan, andai Cassi tahu. Sayangnya sudah lama ia tidak mengikuti perkembangan dan selama hidupnya ia hanya menghabiskan waktu untuk melukis di galerinya. Ah, Cassi jadi ingin melukis jika mengingatnya.
"Gadis mumi, siapa tadi nama lengkapmu?" Darren terlihat memangku laptopnya sambil fokus melihat layarnya.
Apa dia bilang? Gadis mumi? Yang benar saja? Terserah dengan apa yang Darren katakan, Cassi tidak akan terprovokasi karena hal itu.
"Namaku Cassiopeia." Kata Cassi tenang.
"Nama keluarga?"
"Tidak ada."
"Kau serius?"
"Menurutmu?"
"Ok." Darren menyerah. "Tanggal lahir?"
"25 Desember 1995"
"Seminggu lagi kau ulang tahun ke-25." Secara singkat Darren menjelaskan.
"Ini tanggal 18 Desember?" Cassi baru tahu kalau sekarang sudah bulan Desember. "Tidak terlalu buruk."
"Nomor identitasmu?" Darren melanjutkan mengisi datanya.
"Tidak ada."
"Alamat rumah?"
"Tidak ada."
"Kerabat yang bisa kuhubungi?" Darren menatap Cassi yang menyiratkan kau serius dengan identitasmu tapi itu sama sekali tidak mempengaruhi Cassi.
"Tidak ada."
"Kau alien?"
"Bisa jadi." Cassi sudah mulai bosan dengan pandangan Darren kepadanya. Dia pikir ia sedang membuat candaan. Ia hanya mengatakan yang sebenarnya.
Darren tertawa kemudian, "Kau benar-benar tidak tertolong lagi."
"Masih bagus aku masih hidup sampai sekarang. Aku rasa identitasku sudah tidak aktif lagi. Aku sudah menghilang cukup lama dan negara pasti akan menyatakan kalau diriku sudah mati."
"Aku akan membuatkanmu identitas baru." Darren kali ini harus lebih banyak membantu Cassi.
"Terima kasih."
"Coba ceritakan detailnya kepadaku apa yang terjadi kepadamu?" Darren perlu tahu.
"Aku diculik dan dimasukkan ke dalam laboratorium sebagai kelinci percobaan. Kalau tidak salah ingat mereka menyebutkan kalau aku di sana sudah dua tahun lamanya. Mungkin bisa lebih. Aku disiksa dengan serum-serum mereka yang membuat tubuhku tersiksa. Ketika terjadi ledakan besar, aku berhasil melarikan diri tapi aku malah ditemukan oleh dokter gila yang kehilangan kekasihnya. Aku disekap dan tubuhku yang sudah rusak dirawat olehnya. Lalu aku berhasil kabur dan sekarang aku di sini." Cassi bercerita sesingkat mungkin. Berharap Darren mengerti.
"Oke, aku sudah mendapatkan gambarannya." Darren jadi iba dengan nasib gadis di depannya dan berniat akan membantunya untuk memperbaiki hidup.
"Lalu apa pekerjaanku? Sebenarnya tanpa surat perjanjian aku pun tidak akan kabur. Aku berhutang banyak hal kepadamu."
Darren tampak berpikir dan meletakkan laptopnya ke sampingnya. Cassi tidak terintimidasi ketika Darren menatapnya tajam dan instens. Setelah mengalami banyak siksaan, ia jadi lebih berani menghadapi hidupnya. Ini mungkin efek baik dari penyekapan itu. Cassiopeia juga tidak tahu.
"Aku baru saja mendirikan perusahaan, Maurer Entertainment. Aku membutuhkan talent dan kau sangat cocok."
"Aku bersedia. Tidak usah ada kontrak, karena aku juga tidak memiliki identitas yang jelas. Cukup bayar aku dengan tempat tinggal dan makan gratis itu sepertinya bagus … untuk sementara ini."
"Baiklah. Aku juga baru memulai. Terima kasih atas pertisipasinya. Mungkin di masa depan aku akan memberikan saham untukmu sebagai balas budi."
"Tidak usah. Itu terlalu berlebihan."
"Kita lihat saja nanti. Kau bisa beristirahat di sana." Darren menunjukkan sebuah pintu yang Cassi yakin akan menjadi kamarnya.
"Terima kasih atas semuanya. Itu sangat berharga untukku, Darren."
Darren bangkit dan berdiri di depan Cassi. Ia mengulurkan tangan kepada Cassi. "Semoga kita dapat bekerja sama dengan baik di masa depan." Darren memberikan senyum memikatnya kepada Cassi yang melihatnya datar.
Darren tidak tahu apa yang gadis itu pikirkan. Perlahan tapi pasti, Cassiopeia menyambut uluran tangan itu. Cassi dengan paras cantiknya dan kesempurnaan yang melekat di tubuhnya sudah menjadi tangkapan yang bagus di dunia hiburan. Darren hanya perlu tahu bagaimana membuat gadis di depannya menjadi tambang emasnya. Maurer Entertainment belum memiliki satupun orang yang bekerja kecuali Darren sendiri.
"Semoga kita sukses." Cassi berkata penuh semangat.