Chereads / The Cold Season / Chapter 2 - Whispering My Love

Chapter 2 - Whispering My Love

Dering alarm dari ponsel berwarna hitam itu mengganggu tidur nyenyak Xiao You Ren. Perlahan dia membuka mata dan mencari letak ponsel tersebut. Setelah tangannya meraih benda persegi itu, dimatikannya alarm yang masih setia berdering. Xiao You Ren belum beranjak dari ranjangnya, pikirannya masih berputar-putar. Dia menghembuskan napas kasar dan mulai menyusun kegiatan hariannya dalam otak. Kemudian dengan paksa mendudukkan dirinya sebelum beranjak membereskan kamarnya dan menuju kamar mandi.

Setengah jam kemudian dia keluar dari kamar mandi dengan tampilan yang lebih segar. Xiao You Ren mengenakan kemeja putih dengan celana satin hitam, sebuah dasi berwarna merah dan jas sewarna celana. Ditata rambut hitamnya dengan rapi dan sedikit poni turun hingga menutupi alisnya, tak lupa dia mengenakan kacamata bulat besar. Hal itu membuatnya terkesan cupu dan seperti seorang kutu buku yang membosankan.

Senyuman kecut terpatri di wajah kecilnya.

Xiao You Ren tidak pernah peduli dengan penilaian orang lain terhadap dirinya. Bagi dia, selama itu nyaman dan tidak menimbulkan masalah, maka semuanya terlihat sempurna. Xiao You Ren segera melesat ke kantor tempatnya bekerja, tanpa sarapan terlebih dahulu. Dia benci jika harus makan sendiri. Karena itulah dia lebih memilih makan di luar, meskipun tetap duduk di meja sendiri setidaknya dia di temani orang-orang yang juga menikmati makanan mereka. Di kafe depan kantor itu, dia dengan lembut menyantap dua muffin cokelat juga secangkir susu hangat. Duduk tenang memperhatikan hiruk-pikuk orang-orang yang mulai memenuhi jalanan, melakukan aktivitas masing-masing.

Tidak menyadari jika seseorang sudah duduk di kursi berhadapan dengannya. Ikut menatap jalanan yang mulai ramai sambil mengunyah makanannya. Mereka sama-sama memperhatikan seorang wanita yang terlihat membujuk anaknya yang sedang merajuk dan menunjuk ke arah kafe.

"Apa ibu itu tidak punya uang?" Xiao You Ren bertanya pada dirinya sendiri dan terus memperhatikan dua entitas itu.

"Dia punya, terlihat dari pakaiannya seperti orang berduit."

Xiao You Ren berteriak kaget, jantungnya berdebar-debar, dan matanya terbelalak melihat seseorang yang sedang tersenyum canggung ke arahnya. Beberapa pengunjung mencuri pandang ke arah teriakan yang cukup untuk didengar beberapa meja di sekitar. Zheng Liam, pegawai senior yang menjadi ketua divisinya, duduk elegan di kursi seberang mejanya. Dengan tenang laki-laki itu mengunyah sarapannya dan mengabaikan keterkejutan Xiao You Ren.

"Liam Ge, sejak kapan di sini?" tanya Xiao You Ren setelah debar jantungnya kembali ke ritme normal dan mentalnya pulih dari kaget. Dia kembali mengunyah muffin coklat yang masih setengah lagi di tangannya.

Zheng Liam melihat ke arah luar jendela, memperhatikan ibu dan anak tadi yang perlahan berjalan menjauhi area halaman kafe. "Sejak seseorang kehilangan kesadarannya dan lebih menikmati memandang ke luar jendela sampai tidak menyadari seseorang meminta izin untuk duduk di meja yang sama dengannya."

Kalimat panjang Zheng Liam itu seakan menampar telak sudut egonya. Dia menyadari bahwa, terlalu fokus memperhatikan hal-hal yang terjadi di luar dan tidak menyadari keadaan di dekatnya. Mungkin jika seseorang hendak merampoknya, dengan senang hati Xiao You Ren memberi izin. Kecerobohannya memang seperti kutukan nyata. Sejak ia kecil Xiao Han Yu lah yang selalu mengurusnya ketika dia berada di luar rumah, sehingga kecerobohan-kecerobohan kecil dan besar yang Xiao You Ren lakukan tidak benar-benar menimbulkan kerugian besar. Namun, sejak hari itu semuanya berubah. Tidak ada lagi orang yang siap mencegahnya melakukan tindakan ceroboh yang tidak menguntungkan.

"Huft!" Tarikan napasnya berat. Ketika dia tersadar dari kenangan lama yang kembali berputar di benaknya.

Lagi, tanpa sadar dia kecolongan segigit potongan muffin coklat di tangannya. Zheng Liam mengunyah makanan yang dicurinya dari Xiao You Ren tanpa beban. Seolah itu bukanlah tindakan kriminal. Laki-laki itu bahkan menampilkan senyuman tak berdosa, ketika secara terang-terangan Xiao You Ren memberikan tatapan mematikan.

"Kenapa Liam Ge mencuri punyaku?"

Laki-laki yang berusia lebih tua itu tertawa terbahak-bahak mendengar kalimat polos Xiao You Ren. Ditambah ekspresi wajah yang terlihat mencebik, dengan mulut yang melontarkan kata-kata kesal. Akibat makanannya yang dicuri sebagian dan tawa renyah yang terdengar mengejek. Xiao You Ren dengan segera melahap seluruh muffin coklatnya, membuat pipinya menggembung dan bibir yang terlihat mengecil. Bergoyang ke kiri dan ke kanan ketika mengunyah, persis seperti kelinci, membuat Zheng Liam kian memperlama durasi tawanya. Laki-laki itu bahkan memegang perut, geli menjalar seolah seseorang sedang menggelitik permukaan kulitnya.

Setelah menelan semua muffin coklat di mulutnya, Xiao You Ren meraih cangkir coklatnya dan menenggak minuman itu dengan cepat. Dia buka suara dan berkata, "Hei, Senior You Reng, hentikan tawa menyebalkanmu! Aku sudah selesai dengan sarapanku dan akan segera ke kantor. Apa kita akan berangkat bersama atau aku duluan?" Bahkan setelah kalimat itu Zheng Liam tidak kunjung menghentikan tawanya. Membuat Xiao You Ren kian dirundung kekesalan. Dengan kasar dia berdiri hingga kursi yang diduduki sedikit bergeser ke belakang.

Tawa Zheng Liam lah yang menjadi penyebab kekesalan Xiao You Ren, bukan tindakan laki-laki itu yang mencuri muffin coklatnya. Entah mengapa dia merasa kesal, sebab seseorang tertawa ketika dia memiliki suasana hati yang buruk pada pagi hari.

Tersadar dari tawanya, Zheng Liam dengan segera meluncur pergi dan menyusul langkah Xiao You Ren. Mereka berjalan beriringan dengan Xiao You Ren yang masih terlihat kesal dan berusaha menjauh dari seniornya tersebut. Yang lebih tua berusaha membujuk Xiao You Ren untuk menghilangkan kekesalannya. Sesekali Zheng Liam akan mengeluarkan lelucon garing dan bertingkah laku seperti seorang pengasuh yang mengurus bayi kecil.

"You Ren, kau tau siapa artis yang suka minum es teh?" Zheng Liam memberikan pertanyaan aneh dengan wajah serius. Seolah itu adalah usaha terbesarnya untuk membuat sebuah lelucon. Xiao You Ren hanya melirik sekilas pada laki-laki yang jauh lebih tinggi itu.

"Sam Smith, I want you es teh with me," lanjut Zheng Liam sambil tertawa aneh. Merasa canggung dan sedikit malu.

Setelah cukup lama mendiami seniornya itu, mulai dari keluar kafe hingga mereka berjalan di koridor kantor, akhirnya Xiao You Ren tertawa lepas. Bukan karena lelucon yang tidak lucu dari seniornya itu, melainkan wajah yang terlihat aneh ketika mencetuskan lelucon. Itu menghibur Xiao You Ren. Meskipun Zheng Liam adalah seseorang yang ceria dan tidak terlalu serius melakukan sesuatu, tapi tetal saja dia payah dalam membuat lelucon. Tanpa sadar Zheng Liam ikut tersenyum melihat reaksi yang diberikan Xiao You Ren. Selama beberapa bulan mereka cukup dekat sebagai senior dan junior, tidak pernah sekalipun Xiao You Ren terlihat sebahagia ini dengan tawa lepas. Zheng Liam diam-diam mengagumi keindahan bibir yang ditarik membentuk kurva milik Xiao You Ren.

"Sepertinya seseorang sudah memaafkanku," ujar Zheng Liam.

Yang bersangkutan hanya terus tertawa hingga mereka tiba di lift dan segera meluncur menuju lantai tempat divisi mereka berada. Ketika mereka keluar dari lift, tiga orang sudah berdiri di depan pintu. Hendak memasuki lift. Menyadari jika orang yang berdiri angkuh dengan tatapan datar, tapi tetap tajam dan berkharisma itu adalah CEO. Dengan refleks Zheng Liam dan Xiao You Ren menepi ke sisi kiri dan sisi kanan lift, lalu membungkukkan badan menghormati sang atasan. Ketiga orang itu memasuki lift tanpa sepatah kata pun, kecuali seorang yang diketahui Xiao You Ren bernama Johny. Dia menyapa mereka dan berbisik pada Zheng Liam, "Jangan hanya bermain-main." Yang dapat didengar semua orang di sana, karena meskipun gestur tubuhnya seperti berbisik nyatanya suara yang dikeluarkan cukup nyaring. Dia tertawa sebentar melihat ekspresi Zheng Liam yang melongo dan bergegas menyusul sang CEO.

Bersambung ....