Ketika Alfan kembali pagi-pagi, dia sudah membuat masalah. Dia memasuki halaman Biro Keamanan Umum dan bertemu dengan Dewa yang baru saja selesai sarapan.
Dengan sepasang mata merah darah, Dewa datang untuk melapor kepadanya: "Bos, pagi ini Rengga dari Departemen Peralatan berkata bahwa dia pergi ke tempat yang disita kemarin, dan isinya dikosongkan dalam semalam! Ada pencurian besar"
Alfan hanya memasang wajah yang datar, dan sekarang tidak ada perubahan. Ia seolah menunjukkan tidak ada yang terjadi. Lebih tepatnya ia tak tahu harus berbuat apa.
"Bos, lihat masalah ini." Dewa tidak tahu apakah harus menangis atau tertawa. Ini merupakan kasus yang sangat buruk. Beberapa orang berani mencuri barang yang disita, dan melakukannya dengan berani. Saya tidak tahu siapa yang begitu berani. Namun, dari aspek tertentu ...
Alfan meliriknya, dia menampar bibirnya, menyembunyikan emosinya, dan mengutuk hingga Dewa tak berani melanjutkan kalimatnya: "Siapa yang sangat berani !!"
