Dia menginginkan bukti itu, dan Alfan tidak bisa dihancurkan seperti itu.
Alfan tidak akan menunjukkan buku catatan Sandi-nya lagi, mustahil baginya untuk melakukan sesuatu. Setelah melewatkan waktu ini, akan sulit baginya untuk menemukan kesempatan lain untuk sementara waktu.
"Kenapa kamu merobeknya? Kenapa kamu menghancurkan bukti? Kenapa Sandi tidak bisa menerima hukuman?"tanyanya enggan dan geram.
Alfan memandang wajah wanita muda itu dari dekat, alisnya berdetak kencang, dan dengan erat mencubit sobekan kertas, dia mengangkat tangannya untuk menghindarinya, dan berkata dengan sabar "Sandi memang egois. Seharusnya itu menjadi pelajaran, tapi dia tidak layak mati. Kamu menulis bahwa itu merupakan kejahatan hooliganisme dan akan ditembak ... "
