Setelah Myra pergi Azlan tak bergerak dari tempatnya dan ia malah meniru kegiatan Myra beberapa saat yang lalu.
"Ternyata.., ini menenangkan! Pantesan aja lo bisa se tenang itu, walaupun kenyataannya beban masalah selalu datang bertubi-tubi" Ucap Azlan kagum kepada Myra.
Tiba-tiba Edo nepuk pundak Azlan. "Woi.., ngapain lo disini?" tepukan itu membuat Azlan kaget. "Ehh.., lo bikin gue kaget aja" ujar Azlan sambil mengurut dadanya naik turun secara perlahan.
"Lo sih ngelamun" tuduh Edo. Sesungguhnya dia sengaja mengagetkan Azlan. "Udah tau orang lagi ngelamun, masih aja lo kagetin? Kalo gue jantungan gimana?" ujar Azlan rada-rada marah. Sebenarnya ia ngga marah sama Edo cuma sekedar bales dendam aja.
"Untungnya kan ngga? Hahah.. " ujar Edo sambil ketawa. Sesungguhnya Edo tau kalo Azlan berniat balas dendam dengan pura-pura memarahinya.
"Kok lo ngga merasa bersalah sedikitpun?" kesal Azlan. Karna balas dendamnya digagalkan oleh Edo.
"Lo-nya sih terlalu jujur, wkwkwk" Ucap Edo mengejek Azlan. Sebenarnya ia bangga memiliki sahabat seperti Azlan, sekaligus iri dengan jalan hidup sahabatnya itu.
"Kok diem? Capek ya ngejek gue??" Tanya Azlan hati-hati. Ia tau kalo Edo sedih, terlihat dari perubahan raut wajah Edo setelah tertawa mengejeknya.
"Huh.., ngga mana ada gue diem?" Ucap Edo hati-hati. "Yaudah ngapain lo disini?" Tanya Azlan penasaran.
"Nyari lo lah jalan"
"Nama gue Azlan, Edo Danando" kesal Azlan dipanggil jalan oleh Edo.
"Itu panggilan sayang gue ke elo" Ucap Edo sambil menyeringai dan menaikkan alisnya kearah Edo.
"Ihh apaan sih lo Do? Ngga ada kerjaan banget, cari cewek sonoh" Ucap Azlan geli sambil mendorong-dorong Edo.
"Ngga perlu, kan ada lu" ujar Edo merentangkan tangannya seakan siap untuk memeluk Azlan.
"Mama Edo mau ngerusak masa depan anakmu yang ganteng ini" teriak Azlan dan Edo malah tertawa jijik melihat kelakuan sahabatnya itu.
"Woi diem napa?" ujar Edo sambil menutup mulut Azlan sama tangannya lalu pergi dari taman dan mereka melangkah keluar gerbang karna udah jam pulang.
....
Keesokan harinya..
Dipagi yang cerah ini suasana heboh sudah terdengar dari kelas X IPA 3. Seluruh penghuni SMAN 11 Padang, udah biasa melihat dan mendengar kegaduhan dari kelas tersebut. Bahkan banyak juga yang mengartikannya sebagai tradisi karna udah ada dari tahun-tahun sebelumnya.
Murid X IPA 3 sudah disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing. Tapi beda lagi dengan satu orang yang sampe sekarang belum juga memunculkan batang hidungnya.
Padahal lima menit lagi PBM akan segera dimulai. Tapi ia belum juga memunculkan tanda-tanda akan datang. Myra sangat khawatir karna jam udah menunjukkan pukul 07.00 wib tapi Maura belum juga datang. Ya.., orang yang dari tadi belum memunculkan dirinya adalah Maura Putri yang cantiknya bak dewi flower.
"Ra.., lo dimana sih?" monolog Myra sambil mengotak atik handphone androidnya mencari kontak Maura dan menghubunginya, tapi setelah beberapa kali dicoba tidak ada jawaban hanya mbak-mbak operator yang nyaut.
"Takut? Pembela lo ngga dateng??" Tanya Chika sinis, Myra hanya diam tanpa mau menjawabnya.
"Apa ponsel lo lebih menarik dari pertanyaan gue? Huh.." teriak Chika kesal dengan emosi yang telah menggebu-gebu karna pertanyaannya hanya dianggap kabar angin aja sama Myra.
"Kenapa Chik?" Tanya Monic kaget mendengar teriakan Chika tapi pertanyaannya tak dihiraukan.
Myra masih fokus melihat keponselnya seakan teriakan Chika tak masuk keindra pendengarannya. "Wah.., lo tuli yaa?" lagi-lagi tak dihiraukan Myra.
Prak..
"Ahh.., shh..," ringis Myra dengan mata berkaca-kaca dan spontan memegang pipinya yang ditampar Chika karna terasa nyeri dan perih. Sebenarnya ia tak menyangka kebisuannya akan membuatnya mendapatkan sebuah tamparan yang menyakitkan.
"Itu belum seberapa" peringat Chika lalu pergi ketempat duduknya dan Myra pun kembali ketempat duduknya dengan rasa nyeri dari pipi mungilnya.
"Yah.., gue ngga lihat adegan yang tadi" Ucap Seli dengan wajah yang dibuat murung. Sesungguhnya ia hanya kecewa karna telah melewatkan peluang yang membuatnya senang. "Kalo gue menyaksikannya? Pasti seru?" ucapnya lagi sambil tersenyum bahagia tanpa rasa malu.
"Apakah dia ngga masuk yaa hari ini? Ehh tapi ngga mungkin, biasanya kalo ngga masuk atau ada apa-apa pasti dia hubungin gue dan ini malah ngga bisa dihubungi" molonognya lagi dengan rasa khawatir tanpa menghiraukan rasa sakit dipipinya.
...
"Hufff.., maaf gue telat" Ucap Maura ngos-ngossan.
"Ngga papa Ra, buk Ani berhalangan hadir karna ada urusan mendadak" tutur Aikal dan diangguki oleh Maura. "Sia-sia dong energi gue" Monolog Maura.
"Btw.., makasih atas informasinya Kal" Ucap Maura tersenyum hambar kearah Aikal. Sesungguhnya ia lelah pura-pura menyenangi semua orang yang ada diruangan ini.
"Sama-sama Ra" jawab Aikal tersenyum hangat.
"Ra.., lo kemana aja kok bisa telat? Gue hubungin juga ngga bisa?? Dan klo ada apa-apa pasti lo kabarin gue dulu dan ini malah buat gue khawatir???" cerocos Myra tanpa memperdulikan Maura yang masih terengah-engah.
"Hhmmm.., sabar dong myr masih ngos-ngosan nih, main nyosor aja lu" Ucap Maura kesal dan Myra malah nyengir mendengar perkataannya.
"Jijik gue ngeliatnya, dasar drama" gumam Chika ditempatnya. Sesungguhnya ia jijik memperhatikan dua orang yang kebanyakan drama didepannya itu.
Setelah deru nafas Maura kembali normal barulah Maura menjawab pertanyaan Myra.
"Jadi gini tadi itu gue bangunnya kesiangan karna semalam gue tidurnya agak pagian dikit dan pas udah nyampe depan sekolah, ehh tu gerbang udah tutup aja. Yang kedua gue mau hubungin loe untuk nitip absen tapi hp gue mati. Sialkan gue hari ini?" jelas Maura panjang lebar.
"Tadi gue denger lo bilang *tidurnya agak pagian* apakah itu bener?" Tanya Myra.
"Hmm"
"Ra.., begadang itu ngga baik untuk kesehatan lo" Ucap Myra tegas tapi masih dalam nada yang sangat lemah lembut.
"Sekali doang Myr, ngga sering-sering juga kok" Ucap Maura membela perbuatannya sendiri.
"Intinya ini yang pertama dan terakhir kalinya gue denger lo begadang, oke.." Ucap Myra final dan diangguki oleh Maura.
"Ck ck.., drama" ujar Chika melihat dan mendengar perdebatan Myra dan Maura yang menurutnya terlalu drama.
"Ya Myr.., benar-benar sial deh gue hari ini?" ujar Maura kesal. Sesungguhnya ia paling males berdebat dengan Myra karna ia masih memikirkan hal yang lainnya.
"Kelihatannya lo ngga ikhlas deh?" ujar Myra ragu.
"Iihh kok lo ngga percaya sih sama gue" ujar Maura rada-rada betek.
"Percaya tapi raut wajah lo yang buat gue ragu ama ucapan lo" ujar Myra hati-hati.
"Itu sama aja ngga percaya bagong" kesal Maura.
"Beda lah"
"Beda gimana?" Tanya Maura bingung.
"Beda lah pokoknya"
"Ihh kesel"
"Ada aura kebahagiaan dalam raut wajah lo"
"kelihatannya gitu ya Myr" Myra hanya mengangguk-ngangguk sebagai jawabannya.
"Beruntung lo kali ini karena buk Ani berhalangan hadir" Ucap Myra lega karena Maura ngga kenapa-kenapa.
"Ya Myra bawel" Myra hanya tersenyum melihat raut kesal Maura.
"Kekantin yuk gue laper banget dari kemaren ngga makan ditambah lagi lari-lari" ucap Maura.
"Yaudah ayok" jawab Myra sedikit bingung.
"Jawabannya iya tapi wajah lo kek orang bingung" bukannya menuju kekantin, Maura malah ikutan bingung dengan sahabatnya.
"Hehe.., gue bingung aja tadi bilangnya ini hari kesialan lo tapi raut wajah lo malah sebaliknya" Tanya Myra hati-hati. Sebenarnya ia masih penasaran sama apa yang akan dijawab oleh Maura.
"Iihh kok itu lagi sih yang dibahas"
"Hehe.., gue masih penasaran aja, kan lo belum jawab"
"Ceritanya panjang banget nanti deh gue ceritain, sekarng kita makan dulu dan untuk hari ini gue yang bayar deh" Jelas Maura panjang lebar.
"Beneran nih lo yang bayar?" Ujar Myra ngga percaya. Dan senyum aura kebahagian terpancar diwajah Maura.
"Tapi lo masih punya utang cerita sama gue" ujar Myra dan dibalas anggukan oleh Maura.
"Kalo gitu ayok" Ucap mereka bersamaan sambil tertawa bersama.
....
Di kantin..
"Mang seperti biasa ya" Ucap Maura kepada mang Joko. Lalu mereka duduk dikursi kosong yang tak jauh dari depan gerobak mang Joko.
"Sip neng" jawab mang Joko dan mulai membuat pesanan mereka.
...
"Ini neng" Ucap mang Joko sambil menyajikan pesanan mereka.
"Makasih mang" Ucap mereka kompak dan dianggukki oleh mang Joko.
Tiba-tiba datang seorang cowok disebelah Myra. "Boleh gabung ngga?" ujar cowok itu.
Dan Myra dibuat kaget oleh cowok itu karna datang tiba-tiba. "Ehh..," Ucap Myra. Sebenarnya ia bingung kok cowok itu berani sekali menghampirinya apalagi disini juga ada Maura.
Prannggg.., Srekk..