"Payne?"
Saat mendengar suara Drew yang akrab, Payne berdiri dari kursi. Saat itu ia baru menyadari dirinya terlalu terpaku pada cerita yang ditulis dengan bagus itu sampai tak memerhatikan Betty membawakan senampan makanan beberapa saat lalu. Sayangnya, ia sudah tidak berselera.
"Aku senang kau kemari."
"Astaga. Kau seperti habis melihat hantu!"
"Aku harap itulah masalahnya. Aku bisa menghadapi hantu," gumam Payne muram.
Payne menyerahkan buku pada Drew. "Aku baru saja selesai membacanya. Tak seorang pun, dan maksudku benar-benar tak seorang pun, dapat memasuki jiwaku dan mengeluarkan segala sesuatu yang ada di dalamnya seperti yang dilakukan pengarang ini. Maksudku, pikiran dan perasaanku yang sifatnya rahasia."
Pengacara Payne mengambil buku dan mengamati sampulnya. "Tak diragukan lagi. Orang yang mengerjakan lukisan ini menggunakan gambar atau foto dirimu. Kita lihat buku-buku lain."
Payne mengosongkan isi kantong ke mejanya. Drew mengamati semua sampul buku.
Ketika akhirnya Drew mendongak, ia berkata, "Setiap hari gambarmu muncul di koran atau tabloid. Publik memiliki akses bebas. Artinya, kau akan selalu menjadi sasaran perhatian tanpa diminta.
"Tapi adanya lukisan dirimu di sampul buku tanpa izin tertulis darimu adalah masalah legal, tak peduli orang yang bertanggung jawab atas ini adalah penguntit atau bukan."
"Jadi kau tak percaya kejadian ini mungkin hanya kebetulan?"
Drew merapatkan bibir. "Kau memiliki aura yang mengikutimu ke mana pun. Siapa pun yang melukis ini, dia dapat menangkap intisari dirimu sebaik penampilan luarmu. Aku punya firasat orang ini pernah bertemu denganmu, mungkin di kantormu."
Payne setuju, masih dihantui oleh cerita dalam buku itu. "Aku ragu pelukis dan pengarangnya orang yang sama, tapi kurasa mungkin saja," Payne berteori. "Bagaimanapun, kita harus melakukan sesuatu. Keponakan dan tunanganku ketakutan."
"Dengan alasan yang bagus," balas pengacara Payne. "Kuakui, aku pun tak menyukai ini." Dahi Drew berkerut-kerut, membuat alisnya yang tebal menyatu. "Aku akan memeriksa masalah ini besok pagi, lalu menghubungimu kembali. Akan kubawa ini semua." Drew mengangkat buku-buku dan memasukkannya ke kantong.
"Aku berjanji pada wanita di toko buku, dia akan mendapatkan kembali empat buku bergambar diriku paling telat hari Kamis."
"Tak masalah."
Payne mengantar Drew ke pintu utara menuju helipad tempat helikopter menanti. "Terima kasih sudah datang."
"Sudah jadi kewajibanku. Semakin cepat kita mengetahui apa kita perlu menghubungi FBI, semakin baik."
Saat menutup pintu, Payne tak yakin sesuatu yang ada di dunia ini dapat membantunya. Tidak, bila si pengarang mengetahui hal-hal tentang dirinya yang tidak diketahui seorang pun kecuali Tuhan…